Yang Terpikir Ekspresikan, Pentas Teater Gapus di Hari Pantomim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Adnan Guntur, Aktor Pementasan Hari Pantomim Sedunia melakukan pantomim di Danau Kampus C UNAIR, pada 22 Maret (22/3/2022) (Foto : Affan Fauzan)

PeringatanTeater Gapus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR

UNAIR NEWS – Peringatan hari besar bidang seni budaya kembali dirayakan Teater Gapus Surabaya dengan pentas karya. Teater Gapus Surabaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan pertunjukkan pantomim sebagai peringatan Hari Pantomim Sedunia pada 22 Maret, tepatnya Selasa  (22/3/2022) di pelataran Danau Kampus MERR (C) UNAIR.

Sejarah Pantomim

Menurut Adnan Guntur, penanggung jawab Hari Pantomim Sedunia sekaligus aktor Teater Gapus Surabaya, sejarah pantomim bermula dari gerakan inisiatif di seluruh dunia (World Mime Organization) untuk merayakan seni mime (komunikasi non-verbal) pada 22 Maret. Tanggal tersebut juga bertepatan dengan kelahiran maestro mime, yakni Marcel Marceau.

“Karena itulah Teater Gapus Ingin merayakannya (Hari Pantomim Sedunia, Red) dan ingin memperkenalkan pantomim di Universitas Airlangga,” katanya.

Lebih lanjut, Adnan menyebut pihaknya memilih danau kampus karena tempat itu menjadi pusat kegiatan sivitas akademika UNAIR. “Sering menjadi tempat pertemuan. Dan, apalagi kampus C kan sebagai sentral dari UNAIR. Jadi, lebih baik pentas di situ,” tegasnya.

Meilisa dan Marsela, Aktor Pementasan Hari Pantomim Sedunia melakukan pantomim di Danau Kampus C UNAIR, pada 22 Maret (22/3/2022) (Foto : Affan Fauzan)

Pantomin dan Make-Up

Selain itu, Adnan menjelaskan penggunaan make-up dalam pantomim. “Jadi, make-up pantomim warna dasarnya putih. Ada beberapa corak yang dilihat di Indonesia ada Septian Dwi Cahyo. Kalau di luar itu Marcel Marceau atau Charlie Chaplin,” ujarnya.

Terkait dengan pementasan itu, Sambung Adnan, dibagi menjadi dua tahap. Pertama, berkeliling di sekitar danau dengan berinteraksi kepada orang-orang yang lewat. Kedua, melakukan pementasan skenario di depan danau.

Sementara itu, Marsela, salah seorang aktor yang tampil dalam perayaan itu, mengungkapkan pengalamannya ketika berpantomim sambil berjalan-jalan. “Jadi, tadi mencoba memperagakan orang gila. Berinteraksi sama pohon, terus juga pas bertemu dengan mime (aktor) lain itu saling salam membungkuk, memperagakan salam orang Korea,” ucapnya.

Dalam sesi kedua, Marsela memeragakan anak nakal yang durhaka kepada orang tua. “Jadi anak nakalnya dimarahi sama orang tua, urakan gitu, kalau di depan ibunya kadang nurut, tapi dalamnya tetap nakal,” imbuhnya. 

Penulis: Affan Fauzan

Editor: Feri Fenoria

Baca juga:

Padhang Bulan, Ritual Bersajak Peringati Hari Puisi Sedunia

Pakar UNAIR: Sangat Penting Hargai Karya Sastra Sejak Dini

Usung Tajuk Sastra Interdisipliner, Basasindo UNAIR Hadirkan Para Ahli

“Serat Menak” Karya Sastra Lama yang Kreatif-Dramatik

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp