Pakar UNAIR: Sangat Penting Hargai Karya Sastra Sejak Dini

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Suko Widodo, Drs. M.Si, Dosen Sekolah Pascasarjana sekaligus Pakar Komunikasi dan Politik UNAIR. (Foto: Humas)

UNAIR NEWS –  Pakar Komunikasi dan Politik Universitas Airlangga Dr Suko Widodo Drs MSi menyebut sangat penting menghargai karya sastra sejak dini. Pernyataan itu ia sampaikan dalam webinar bertajuk “Rentang Kisah di Kebun Kopi, Ayundari” pada Jum’at (18/3/2022). Tepatnya dalam Airlangga Forum Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR)

Menurut Suko, karya sastra mendorong keluasan cara berpikir dan memahami sesuatu hal juga persoalan. Terbiasa membaca karya sastra memicu seseorang berpikir secara luas, berbagai sudut pandang, serta mendalam. Mengingat, novel juga bagian dari inspirasi, problem, dan kritik dari masyarakat.

“Seperti halnya, novel Ayundari sebuah harapan baru. Novel dengan isu lingkungan,” katanya.

Dr Suko menambahkan, karya sastra mampu memberikan nilai positif yang berguna dalam kehidupan. Karena itu, menumbuhkan rasa cinta terhadap karya sastra kepada generasi milenial adalah hal yang penting.

“Mampu untuk menghargai bahkan hingga menciptakan sebuah karya sastra menjadi sebuah kemampuan luar biasa yang harus dipupuk sejak dini di dunia pendidikan,” katanya.

Menurut Dr Suko, inspirasi menjadi kunci penting dalam melahirkan sebuah cerita yang apik dan sarat akan makna. Bukan hanya itu, kreativitas juga tidak kalah penting dalam mengembangkan cerita agar maksud dan emosi yang ingin disampaikan dapat menyentuh hati para pembaca.

Selain itu, kreativitas tidak kalah penting dalam mengembangkan cerita. Dengan begitu, maksud dan emosi yang ingin disampaikan dapat menyentuh hati para pembaca.

“Inspirasi dan kreativitas sangat dibutuhkan dalam menciptakan sebuah karya sastra. Yang mana inspirasi bernilai 1 persen dan kreativitas adalah 99 persen,” ucapnya.

Dr Suko menekankan, apresiasi juga harus diberikan kepada para generasi muda sebagai para calon sastrawan pada masa depan. Khususnya mereka yang berani dan mampu menelurkan karya sastra baru. 

Di sisi lain, pemerintah maupun lembaga pendidikan juga mesti mendorong serta mendampingi pelajar dan mahasiswa terus meningkatkan minat menulis dan membaca. Itu akan sangat membantu dalam mengkreasi masa depan literasi bangsa. 

“Penguatan literasi juga akan berdampak pada bagaimana masyarakat menangkal hoaks,” ujarnya.

Penulis: Cysakaren Diva Pratiwi

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp