UNAIR Dianugerahi PWI Sebagai Lembaga Penanganan Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
REKTOR UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA.saat menerima penghargaan di PWI Jatim Award. (Foto: Pribadi)
REKTOR UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA.saat menerima penghargaan di PWI Jatim Award. (Foto: Pribadi)

UNAIR NEWSUniversitas Airlangga dianugerahi sebagai Lembaga Penanganan Covid-19 dalam PWI Jatim Award dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2021 dan Dirgahayu PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jawa Timur ke-75. Plakat award dan piagam diserahkan langsung oleh Ketua PWI Jatim, Drs. Ainur Rohim M.IP kepada Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA. di Gedung Negara Grahadi, Jumat (9/4/2021).

Kontribusi UNAIR

UNAIR, baik di Jawa Timur maupun di Indonesia, merupakan salah satu universitas terbaik yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap upaya pencegahan dan penanganan COVID-19. Upaya yang dilakukan UNAIR di antaranya, pengembangan Vaksin Merah Putih buatan UNAIR, penanganan pandemi lewat Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) sebagai unit pelayanan rujukan pasien terkonfirmasi COVID-19, dan Lembaga Penyakit Tropis (Tropical Disease Research Center) sebagai pusat penelitian berbagai penyakit. Selain itu, UNAIR aktif dalam upaya preventif Covid-19 melalui“Buku Saku Cegah Covid-19 UNAIR”. Dan, terbaru UNAIR melaksankan vaksinasi di RSUD dr. Soetomo dan di ACC UNAIR.

Sehubungan dengan pelaksanaan vaksinasi, Drs. Ainur Rohim M.IP menuturkan dalam keadaan pandemi, teman-teman pers termasuk dalam kelompok yang rawan terinfeksi. Ainur, sapaannya, mengajukan permohonan ke Gubernur Jatim Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si  diberi kesempatan vaksinasi. Hal tersebut wajar karena tingkat mobilitasnya cukup tinggi.

“Mereka (Pers,red) perlu diproteksi secara kesehatan, bukan hanya sekedar melindungi diri sendiri, tetapi juga penting untuk melindungi kepentingan narasumber dan masyarakat,” ungkapnya.

Ainur menekankan yang harus diperhatikan adalah kepentingan media massa. Dia menekankan terdapat faktor pembeda penting antara media massa dengan media sosial, media massa memuat informasi dan berita yang sehat, proses manajemen deteksi internal, ada proses klarifikasi, verifikasi, konfirmasi terhadap informasi,

“Insya Allah, dengan kita mengonsumsi media massa secara konsisten, pengetahuan dan wawasan kita bertambah,” tuturnya.

Kemudian Khofifah menuturkan koneksitas kolaborasi antara dunia kampus dengan media sangat penting untuk dijaga. “Pentaheliks sistem inilah yang harus kita perkokoh dan saling menguatkan antar  satu sama lain,” Ungkap Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa.

Media menurut Gubernur Jatim menjadi sebuah partner strategis dalam menyampaikan informasi perihal COVID-19, terutama dalam menjawab persoalan hoax dari yang sederhana hingga sensitif.  “Media sosial bisa mendeseminasikan secara masif, tapi dipertanyakan akan validitasnya. Semua orang bisa dengan mudah membagikan informasi,” Ujarnya.

Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa berharap proses vaksinasi di Jawa Timur bisa lebih masif sehingga herd community bisa segera diwujudkan. (*)

Penulis: Dimar Herfano

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp