Kisah dr Miftah Hingga Berhasil Raih Predikat Peneliti Dunia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Muhammad Miftahussurur, dr. M.Kes., Sp.PD-KGEH., Ph.D., saat di tempat kerja. (Foto: Agus Irwanto)

Cerita Lika-iku Meraih predikat Top 100 Medical and Health Sciences Scientist 2022

UNAIR NEWS – Salah seorang peneliti Universitas Airlangga Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD KGEH PhD berhasil meraih predikat Top 100 Medical and Health Sciences Scientist 2022. Capaian tersebut diraihnya setelah sempat dianggap ‘kurang pandai’.

“Banyak yang menganggap saya bodoh ketika saya menempuh program doktoral di Jepang. Anggapan tersebut ada karena sebagai seorang peneliti, saya tidak tahu cara memegang pipet. Padahal, pipet adalah hal penting yang sangat berguna dalam penelitian,” cerita dr Miftah mengenang masa lalunya. Baca juga tentang pendidikan, teknologi, keuangan, informasi, dan sebagainya di website Nawasiana.

Selain itu, mulanya banyak yang menganggap dr Miftah memiliki kualitas tulisan yang biasa. Lebih-lebih ketika berhadapan dengan standar penulisan internasional, ia terkesan tidak bisa menulis

Hal itu sempat membuat dr Miftah menyerah dan ingin  kembali ke Indonesia. Namun, kemudian banyak pihak yang masih mendukung dan mempercayainya.

“Saya juga terinspirasi oleh salah satu pahlawan Muslim ketika akan merebut Spanyol. Saat itu ia membakar seluruh perahunya. Hal itu juga yang saya lakukan, yakni dengan memberikan tempat-tempat praktik saya kepada junior. Sehingga saya tidak punya tempat lagi jika benar-benar memutuskan kembali ke Indonesia,” ungkap dr Miftah.

Dengan tekun, dr Miftah kemudian mempelajari semuanya dari awal. Berkat ketekunannya kini ia telah berkeliling Indonesia dan beberapa negara untuk melakukan penelitian. Fokus kajian utamanya adalah bakteri helicobacter pylori yang memberikan pengaruh kepada penyakit lambung. 

“Terhitung kurang lebih sudah 43 kota di Indonesia, serta Jepang, Bangladesh, dan Nepal, menjadi lokasi penelitian saya. Saya berkeliling dengan membawa alat endoskopi (alat pemeriksaan tubuh, Red) guna mendukung penelitian,” tuturnya.

Saat ini total ada 101 penelitian telah dihasilkan dr Miftah. Dari jumlah tersebut, seluruh penelitiannya telah berupa jurnal terindeks Scopus.

Peneliti Helicobacter pylori UNAIR dr. Muhammad Miftahussurur, Ph.D. (Foto: PKIP UNAIR)

Selalu Punya Rolemodel

Kesuksesan yang saat ini disandang dr Miftah tidak terlepas dari orang-orang di sekitarnya. Ia selalu memiliki rolemodel yang menjadi indikator capaiannya.

“Ketika saya memiliki rolemodel, saya akan memperhatikan dan menirukan hampir seluruh dari gerak-gerik beliau. Saya akan mempelajari cara-cara beliau dalam melakukan sesuatu. Selain itu, saya akan memacu diri saya agar juga mencapai apa yang beliau capai, bahkan lebih di atas beliau,” beber dr Miftah. 

Meski banyak memiliki rolemodel, namun tetap inspirasi utamanya adalah sang ibunda. “Beliaulah yang membuat saya ada di titik ini,” ucap dr Miftah.

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Feri Fenoria

Baca juga:

dr Miftah Masuk Daftar Top 100 Medical and Health Sciences Scientist 2022

Fokus Teliti Antimicrobial Resistance Hantarkan Prof Kuntaman jadi Peneliti Kelas Dunia

Penelitian Klinis Terkendali untuk Mengevaluasi Pravastatin dalam Mencegah Preeklampsia dan Efeknya

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp