Dosen Psikologi UNAIR Ungkapkan Pentingnya Konseling Keluarga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kebanyakan masyarakat Indonesia mungkin masih awam dengan kegiatan konseling keluarga. Padahal, mengikuti konseling keluarga dapat menjadi salah satu cara untuk mencari solusi atas permasalahan dalam keluarga.

Psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog menuturkan bahwa kebanyakan keluarga merasa bahwa permasalahan keluarga merupakan permasalahan domestik yang orang lain tidak perlu tahu. “Inilah yang menghambat mereka untuk mendapatkan pertolongan atau bantuan dari profesional,” ungkapnya pada webinar konseling keluarga, Rabu (15/12/2021).

Pada webinar kerjasama FPsi UNAIR dan Universiti Malaya itu, Dr. Ike memaparkan bahwa konseling keluarga adalah bantuan untuk mengubah hubungan-hubungan yang tidak harmonis di dalam suatu keluarga. “Konseling ini bertujuan agar suatu keluarga dapat mencapai hubungan yang lebih harmonis,” lanjutnya.

Di paparan materi bertajuk “Family Counselling: Terapan Pada Kondisi Disfungsi Keluarga”, Dr. Ike menuturkan bahwa terdapat beberapa ciri keluarga yang diharapkan dapat segera mencari bantuan profesional untuk membantu menyelesaikan permasalahan.

“Ketika fungsi keluarga mengalami hambatan, tidak berfungsi dengan baik, atau mengalami problem, maka di situ konseling keluarga dibutuhkan,” tegasnya.

Baca Juga: Pahami Efek Penggunaan Media Sosial terhadap Pola Komunikasi Remaja dalam Keluarga

“Problem keluarga ini bisa terkait dengan problem perkawinan seperti pertengkaran atau perceraian yang menyebabkan problem psikososial dalam keluarga. Bisa juga karena interaksi yang tidak efektif sehingga memicu emosi negatif dalam sebuah keluarga,” papar Dr. Ike. Selain itu, adanya konflik-konflik antarkeluarga seperti antara orang tua dan anak atau konflik antarsaudara juga diharapkan dapat mencari bantuan profesional.

Keluarga yang sedang mengalami permasalahan seperti inkonsistensi pengasuhan juga dapat mengikuti konseling keluarga ini. “Biasanya, kalau di Indonesia kebanyakan ada inkonsistensi antara pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua anak dan kakek-nenek si anak. Ini yang sering sekali menjadi problem dalam sebuah keluarga,” ungkap Dr. Ike.

“Kondisi-kondisi itulah yang dalam cara pandang kami sebagai praktisi dan psikolog membutuhkan adanya treatment atau intervensi. Tapi, ini juga menjadi catatan karena ada keluarga yang meskipun tidak memiliki masalah namun mereka membutuhkan konseling dari profesional,” pungkas Dr. Ike. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp