Tantangan Ekspor Perikanan Jawa Timur saat Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tantangan Ekspor Produk Perikanan Jawa Timur Di Era Pandemi
SUASANA Zoom Meeting yang mengulas Tantangan Ekspor Produk Perikanan Jawa Timur Di Era Pandemi.

UNAIR NEWS – Pandemi virus Covid-19 telah berdampak pada seluruh sendi kehidupan. Ekonomi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak hingga menyebabkan ekonomi global sempat lumpuh. Salah satu kegiatan ekonomi yang terdampak di Indonesia yakni sektor perikanan.

Dr. RR. Juni Triastuti, S.PI, M.Si selaku kepala prodi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR, dalam kesempatannya pada FISH TALK 2.0 (27/8/21), menyebutkan bahwa terdapat tiga hal penting dari sektor perikanan yang terdampak pandemi. Tiga hal tersebut adalah transportasi laut, produksi dan distribusi produk perikanan, serta perikanan skala kecil.

Menurut Juni, pembatasan interaksi mengharuskan untuk mengurangi awak kapal yang secara tidak langsung dapat mengurangi kinerja transportasi. Terganggunya transportasi laut akan memutus proses pengiriman komoditas perikanan sehingga dapat mengganggu proses produksi.

“Termasuk distribusi produk perikanannya ini, yang tadinya sangat mudah sekali untuk dikirim ke suatu daerah dengan tata niaga yang sudah terbentuk. Tetapi adanya hambatan (pekerja) akhirnya sektor perikanan akan terdampak,” ujarnya.

Dengan adanya kompleks masalah yang muncul, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah berinovasi dengan menghubungkan antara pendidikan, bisnis, dan pemerintah. Penghubungan tersebut diklaim dapat menjembatani keinginan masyarakat untuk dapat diterima oleh akademik untuk diproses dengan melibatkan pebisnis dan pemerintah di dalamnya. Karena itu, UNAIR dengan slogan ‘Airlangga Smart University’ dan didukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka berupaya untuk mendukung program tersebut.

Berinovasi

Bidang perikanan, khususnya produk pengolahan bahan perikanan, mahasiswa FPK UNAIR diharapkan terus mengupayakan inovasi pada produk hasil penelitian. Banyak inovasi yang dapat dilakukan dapat berupa Processed Food, Nutraceutical (supplement), Functional Food, dan lainnya. 

Mahasiswa dapat meningkatkan kualitas makanan olahan ikan tradisional dengan menggunakan ilmu serta pengalamannya. Penelitian tersebut dapat langsung diterapkan dan dikembangkan oleh industri untuk meningkatkan produk olahan tradisional. Juni berpendapat bahwa penelitian tersebut dapat membantu sektor industri untuk menyelesaikan hambatan-hambatan dalam membuat suatu produk unggul yang baru.

“Jadi tidak ada hasil penelitian (inovasi) mahasiswa seperti kecap ikan yang kaya (nutrisi), yang nantinya tidak tersampaikan di industri,” ucapnya.

Bahan-bahan perikanan juga dapat dimanfaatkan untuk produk lainnya. Salah satunya dari bahan rumput laut, seperti kapsul rumput laut, batu bata ringan, kolagen, yogurt, dan kosmetik. Semua produk tersebut merupakan wujud dari ide penelitian. Sehingga perlu untuk dilakukan produksi dalam skala ekspor untuk menunjang potensinya.

“Jadi, pemikiran kita saat ini bukan hanya ekspor bahan mentah saja, tapi kita berupaya untuk mengekspor bahan-bahan yang sudah diolah karena potensi yang besar sekali,” ujar Juni.

Kesimpulannya, perlu dilakukan penelitian penting yang dapat mengeluarkan potensi dari produk hasil perikanan. Tidak hanya di situ, produksi dari keberhasilan penelitian tersebut harus dilakukan dalam skala ekspor juga. Pemerintah dan pebisnis sangat berperan penting dalam hal ini agar dapat menjawab semua tantangan ekspor (produk perikanan) di era pandemi. Sehingga kualitas ekspor Indonesia dapat lebih bersaing,bukan hanya ekspor bahan mentah.

Penulis: Muhammad Ichwan Firmansyah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp