Pesona Morfologi Bunga Physalis Ixocarpa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh redwoodseeds.net

Physalis ixocarpa merupakan salah satu spesies dari tumbuhan yang kita kenal dengan tomatillo atau ciplukan ungu jumbo. Tomatillo (Physalis ixocarpa Brot ex. Hornem) adalah spesies dari family Solanaceae yang baru diintroduksi ke Indonesia. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai bahan sayuran dan pengobatan tradisional. Selain itu juga berpotensi sebagai makanan fungsional. Tomatillo dikonsumsi dalam berbagai macam olahan dan memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, terpen, vitamin A dan C yang tinggi. Perakitan varietas unggul tomatillo dari Indonesia belum dilakukan. Pemuliaan tanaman tomatillo perlu dilakukan untuk pengembangan genotipe potensial sebagai induk untuk pembentukan varietas unggul baru. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan keragaman karakter dan pengelompokan genotipe tomatillo berdasarkan karakter morfologi, terutama bagian bunganya.

Mengenal tomatillo

Tomatillo (Physalis ixocarpa Brot. ex Hornem) ialah tanaman dari keluarga Solanaceae yang berasal dari daerah Mesoamerika dan banyak dibudidayakan di berbagai negara. Tomatillo merupakan produk pertanian penting di negara Meksiko dan Amerika Tengah. Di Indonesia memiliki nama local Ciplukan Ungu Jumbo.  Bagian yang bisa dikonsumsi dari tanaman tomatillo ialah buahnya. Buah tomatillo dapat dimakan dalam bentuk buah segar, bahan untuk salad, bahan baku selai sebagai hiasan makanan, dan jeli. Spesies-spesies tanaman hortikultura yang memiliki ukuran buah kecil pada umumnya memiliki senyawa fenolik, flavonoid, dan antosianin yang tinggi. Tomatillo termasuk salah satunya karena mengandung β-karoten, flavonoid, alkaloid, karotenoid, kandungan padatan terlarut dan terpena yang. Budidaya tomatillo tidak memerlukan perawatan khusus. Tomatillo berpotensi dikembangkan secara industri sebagai sumber antioksidan dan antikanker karena tingginya kandungan vitamin A dan Vitamin C. Buah tomatillo yang berwarna hijau umum digunakan oleh masyarakat Hispanik sebagai bahan utama pembuatan saus salsa verde menggantikan fungsi dari buah tomat karena memiliki rasa manis dan aroma yang khas atau acrid sweet.

Tomatillo baru diintroduksi ke Indonesia sehingga belum dikembangkan secara masif. Masyarakat belum banyak yang mengetahui dan mengenal tanaman tomatillo. Beberapa lapisan masyarakat yang memiliki hobi bercocok tanam mulai menanam tomatillo sebagai tanaman eksotis di pekarangan rumah. Salah satu kendala dalam pengembangan tomatillo di Indonesia idalah minimnya ketersediaan genotipe lokal dan belum adanya varietas tomatillo yang berasal dari Indonesia. Benih tomatillo yang ditanam di Indonesia diimpor dari berbagai negara terutama Meksiko.

Analisis keragaman karakter tanaman dapat dilakukan melalui berbagai jenis marka, salah satunya dapat dilakukan melalui pengamatan karakter morfologi tanaman yang meliputi karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman. Keragaman karakter tanaman selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengelompokan genetik untuk mengetahui jarak genetik dari genotipe-genotipe yang diamati. Keragaman dan jarak genetic diperlukan dalam program pemuliaan tanaman tomatillo karena dapat digunakan sebagai dasar seleksi dan peningkatan kapasitas genetik untuk perakitan varietas unggul baru.

Karakter bunga Tomatillo

Secara umum tumbuhan ini mempunyai karakter batang tegak, perdu,  bercabang dikotomis, herba tahunan, tinggi 20–65 cm (di tempat lain dikatakan mencapai 1,3 m). Berdaun tunggal berwarna hijau. Bunga tunggal, tumbuh di daerah aksiler dengan bentuk tegak hingga terjumbai. Bunga letaknya bisa di batang utama, cabang maupun ranting. Kemunculan bunga diawali dengan tumbuhan tunas bunga.  Diameter tunas sekitar 1,5-1,8 mm dengan panjang 2,8-3,6 mm dengan warna hijau. Perkembangan berlanjut hingga bunga lengkap dan mekar. Bunga mekar pada pukul 5-6 pagi dan menutup pada pukul 5-6 sore. Merupakan bunga tipe berumah satu, artinya organ reproduksi jantan dan betinanya menjadi satu pada satu bunga (tidak terpisah).

Bunga diklasifikasikan menjadi 5 bagian gametopetal dengan bakal buah bertipe menumpang (superior). Warna dari daun mahkota adalah kuning cerah dengan pola garis ungu pada bagian tengah. Karena merupakan suku Solanaceae maka tipe bunganya adalah solenoid, dengan benangsari bergabung pada bagian bawah dari mahkota bunga. Saat mekar diameter bunga berkisar 20-24 mm. Panjang benang sari ada yang melebihi panjang putik dan ada pula yang lebih pendek, hal ini mengindikasikan bahwa proses polinasi terjadi secara bertahap. Lama waktu bunga mekar berkisar 3 hari. Periode mekarnya bunga ini dipengaruhi oleh jenis spesies dan factor-faktor lingkungan (ketinggian, iklim dan pollinator). Setelah terjadi pembuahan (fertilisasi), daun mahkota akan mengering dan gugur. Sedangkan daun kelopak tetap dipertahankan dan membungkus buah. Bakal buah selanjutnya berkembang menjadi buah di dalam cungkup daun kelopak. Sehingga seakan-akan buah berbentuk seperti cungkup daun. Buahnya sendiri berwarna ungu terang.

Penulis: Hery Purnobasuki

Link paper: https://aip.scitation.org/doi/pdf/10.1063/5.0052675

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp