Gubernur Jawa Timur Uraikan Rangkaian Program Strategis dalam Penanganan Pandemi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kegiatan bakti sosial FK UNAIR Cochlea 2021 mengadakan gelar wicara untuk membahas terkait vaksin COVID-19 pada Sabtu pagi (10/7/2021). Narasumber utama yang diundang pada webinar tersebut adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Untuk merespon peningkatan eksponensial kembali kasus pandemi COVID-19 akibat varian delta virus SARS-CoV-2, Khofifah mengatakan bahwa Jawa Timur akan lebih memaksimalkan kinerja empat tim pengendalian dan pencegahan COVID-19. Empat tim tersebut adalah: tim promotif-preventif, tim tracing, tim kuratif, dan tim dampak sosio-ekonomi. Maksimalisasi ini krusial karena Pemprov Jawa Timur tidak dapat meremehkan salah satu aspek dampak dari pagebluk.

“Seringkali kritik yang diluncurkan kepada kami adalah mengenai data harian. Kami menegaskan bahwa data tersebut di-entry oleh masing-masing rumah sakit secara real time. Wewenang pelaporan adalah pada pemerintah kabupaten/kota, tetapi Pemprov kerap melakukan intervensi berupa pengawasan agar data di Jawa Timur memiliki tingkat akuntabilitas yang tinggi,” ujar Ketua IKA UNAIR baru itu.

Khofifah juga menyinggung bahwa ia mungkin merupakan satu-satunya gubernur di tanah air yang memohon kepada Kementerian Kesehatan RI untuk mengirimkan suatu tim agar data kematian yang ada di Jawa Timur dapat diaudit.

Mengingat bahwa sudah tak ada lagi zona kuning di Jawa Timur, alumni FISIP UNAIR itu menegaskan bahwa Jawa Timur harus lebih mendorong percepatan program vaksinasi. Ia menuturkan bahwa percepatan tersebut juga harus berbasis daerah pesisir, karena daerah tersebut acapkali kurang terjangkau pada fasilitas kesehatan seperti di daerah kota.

“Untuk itu pendekatan pentahelix yang saling berkolaborasi sangatlah penting dalam kesuksesan vaksinasi ini. Saya sendiri sudah merancangkan program kolaborasi bersama IKA UNAIR dan BEM FK UNAIR yang tentunya berbasis daerah pesisir, harapannya minggu depan sudah bisa dilaksanakan,” tutur mantan Menteri Sosial RI itu.

Harapan dari Khofifah bahwa pada bulan Agustus nanti, Jawa Timur dapat menyuntikkan sebanyak 300 ribu dosis per hari. Menurutnya, semakin dekatnya wilayah Jawa Timur pada herd immunity adalah hadiah yang pantas untuk penyemarakan kemerdekaan.

“Dengan catatan vaksinnya ada, target tersebut diharapkan suntikan dosis pertama vaksin telah selesai semua. Program-program strategis seperti vaksinasi berbasis desa, serbuan vaksinasi di beberapa titik, dan penggerakan masa dengan kerjasama Polda dan TNI juga harus dilakukan agar pandemi ini cepat usai,” tutup Khofifah.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp