Gambaran Hematokrit pada Penderita Malaria Tropica

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Healio

Malaria ditemukan hampir di seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis. Malaria tetap menjadi penyakit yang memiliki kepentingan kesehatan global dengan 3,3 miliar orang di 97 negara berisiko, menyebabkan sekitar 200 juta kasus dan sekitar 600.000 kematian. Setiap tahun penyakit ini menyerang hampir 300-500 juta orang di dunia. Malaria diperkirakan menyebabkan 212 juta kasus dan 429 ribu kematian setiap tahunnya. Plasmodium falciparum bertanggung jawab atas sebagian besar kematian (99%). Virulensi P. falciparum sebagian besar terkait dengan kemampuan menghindari respon imun.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih menghadapi risiko tertinggi kasus malaria. Sekitar 80% kabupaten atau kota di Indonesia masuk dalam kategori endemis malaria. Papua merupakan salah satu daerah endemis malaria, berdasarkan data Annual Parasite Incidence (API) tahun 2015 jumlah kasus positif malaria di Papua adalah 54,24 per 1.000 penduduk (3). Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit.

P. falciparum penyebab malaria tropika merupakan jenis penyakit malaria yang paling parah dan satu-satunya parasit malaria yang menyebabkan penyakit mikrovaskuler karena dapat menyebabkan komplikasi berat seperti malaria serebral, anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak napas. Plasmodium menginfeksi sel darah merah yang belum matang dan eritrosit yang matang pada manusia melalui air liur nyamuk. Plasmodium pada stadium eritrosit, merozoit akan berkembang membentuk trofozoit membentuk skizon yang dapat menyebabkan ruptur eritrosit (hemolisis) yang menyebabkan penurunan volume eritrosit dalam darah. Volume eritrosit atau yang biasa disebut hematokrit akan mengalami penurunan akibat hemolisis eritrosit yang ditandai dengan kekurangan darah. Tujuan khusus untuk mengetahui gambaran hematokrit berdasarkan rata-rata tingkat infeksi P. falciparum.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura Papua. Penelitian dilakukan selama satu bulan terhitung mulai tanggal 26 Mei sampai dengan 26 Juni 2015. Populasi penelitian ini adalah semua pasien dengan permintaan diagnosis malaria yang berkunjung ke RSUD Jayapura. Sampel dalam penelitian ini adalah 44 pasien penderita malaria tropis yang berkunjung ke RSUD Jayapura selama penelitian.

Distribusi subjek penelitian pada penderita malaria tropika berdasarkan jenis kelamin, hematokrit dan tingkat parasit di RSUD Jayapura. Diketahui bahwa dari 44 pasien lebih banyak laki-laki 25 pasien (57%) dibandingkan perempuan 19 pasien (43%) menderita malaria tropika. Rerata hematokrit pada pasien malaria tropica adalah 32,80 ± 7.401, hasil rendah 32 pasien (73%) dan normal 12 pasien (27%). Rerata hematokrit penderita malaria tropika berdasarkan kadar parasit adalah 2,82 ± 1,105, positif 1 dari 18 pasien (18%), positif 2 dari 7 pasien (16%), positif 3 dari 14 pasien (32%). ), dan positif 4 dari 15 pasien (34%). Sedangkan pasien wanita positif 1 sebesar 35%, positif 2 sebesar 34%, positif 3 sebesar 30% dan positif 4 sebesar 26%.

Hasil penelitian tentang gambaran hematokrit pada penderita malaria tropica di RSUD Jayapura menunjukkan bahwa penderita malaria tropica (P. falciparum) lebih banyak yang memiliki hematokrit rendah berdasarkan jenis kelamin dan tingkat parasit. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan hematokrit dan densitas parasit pada malaria tropika.

Penulis: Prof. Dr. Theresia Indah Budhy, drg., M.Kes

Link jurnal:

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/202104291537102021_0112_30.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp