Risiko Terpapar Virus COVID-19 pada Nelayan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh inaport.net

Sektor industri informal merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat di Indonesia. Wilayah Surabaya melalui dinas kesehatan yang terintegrasi dengan puskesmas sebagai ujung tombak menjalankan pembinaan terhadap sektor informal dalam pencegahan penyakit dan kecelakaan kerja. Salah satu pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas adalah pos upaya kesehatan kerja (UKK). Pos UKK yang terbentuk beberapa waktu ini lebih banyak menyasar pada tenaga kerja sector informal. Hal ini dikarenakan tenaga kerja sector informal memang belum menjadi sasaran Dinas manapun terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerjanya. Lebih efektif apabila Pos UKK memang menjadi naungan perlindungan terhadap aspek kesehatan tenaga kerja di sektor informal.

Kejadian kecelakaan kerja pada 1 industri saja sudah menyebabkan kerugian yang cukup besar pada pemilik usaha. Apabila pemilik usaha memiliki beberapa industri, maka kerugiannya akan semakin besar. Oleh karena itu, aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri informal harus digalakkan. Kejadian kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat diminimalisasi dengan hadirnya K3 di tengah-tengah tenaga kerja sektor informal.

Salah satu sektor pekerja informal adalah sebagai nelayan, pengolah ikan, kerajinan laut dan olahan produk berbahan dasar ikan. Pengelolaan pekerja informal ini menjadi binaan utama bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam mengembangkan program K3.

Hasil identifikasi hazard yang dilakukan menunjukkkan bahwa pelaksanaan personal higiene pada masyarakat kerja sektor informal masih kurang, hal ini akan memperparah penyakit dan kecelakaan akibat paparan bahaya biologi. Dalam hal ini bahaya biologi yang cukup serius dan mengancam adalah adanya paparan virus COVID-19. Vaksin paparan virus ini belum ditemukan secara tepat dan kejadian ini sudah merupakan pandemic pada tahun 2020. Jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 pada tanggal 2 Desember 2020 di Kota Surabaya sebesar 16.977 orang dengan tambahan kasus harian sebanyak 38 kasus yang menjadikan berada pada Zona Risiko Sedang Covid-19. Tenaga kerja sektor informal dengan sistem kerja, sangatlah rentan terhadap bahaya tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko terpapar virus covid-19 pada nelayan di wilayah Kenjeran.

Covid-19 merupakan penyakit menular, disebabkan oleh Severe Acute Repiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Transmisi covid-19 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi covid-19, melalui air liur dan droplets ketika orang tersebut berbicara, batuk, bersin, atau bernyanyi. Transmisi covid-19 juga bisa terjadi melalui udara, akibat droplets yang tersebar di udara tetap infeksius dan dapat bergerak dalam jarak yang jauh. Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kota Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019 dan pada 11 Maret 2020 covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO. Tercatat total kasus konfirmasi covid-19 pada tanggal 1 Desember 2020 sejumlah 62,844,837 kasus dengan 1,465,144 kematian.

Pandemi covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap dunia kerja, seperti penutupan tempat kerja dan hilangnya banyak jam kerja. Seiring berjalannya waktu kebijakan penutupan tempat kerja mulai dilonggarkan dan memungkinkan pekerja kembali bekerja namun hal tersebut harus didukung oleh kebijakan untuk melindungi kesehatan pekerja. Seperti halnya nelayan di kampung nelayan Kenjeran, Surabaya yang kembali bekerja di tengah pandemi covid-19, tetapi hal tersebut tidak diseimbangi dengan personal hygiene yang baik, sehingga risiko tertular covid-19 tinggi.

Covid-19 yang didapatkan melalui paparan kerja dapat dianggap sebagai penyakit akibat kerja. Di Vietnam, hampir sepertiga dari keseluruhan kasus covid-19 merupakan infeksi yang terjadi di tempat kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 6 negara di Asia juga ditemukan bahwa transmisi covid-19 yang berhubungan dengan pekerjaan menyumbang kasus dengan jumlah yang besar di masa awal pandemi covid-19. Penyebab yang memungkinkan terjadinya penularan covid-19 kelompok pekerja di bidang produksi makanan meliputi bekerja di tempat yang sempit sehingga tidak bisa melakukan physical distancing, menaiki transportasi yang sama, dan bekerja di daerah dengan kasus covid-19 yang tinggi. Dapat diketahui bahwa ketika bekerja, terdapat risiko terinfeksi covid-19 yang cukup tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil analisis risiko penularan covid-19 pada nelayan kampung nelayan Kenjeran, Surabaya, di mana sebagian besar aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan berpotensi memaparkan dan menularkan covid-19 pada nelayan.

Sebagian besar aktivitas yang berpotensi memaparkan covid-19 kepada nelayan merupakan aktivitas yang dilakukan di luar tempat kerja, seperti di tempat penjualan bensin, perjalanan, tempat pengepul ikan, pasar, dan tempat berkumpul nelayan. Secara garis besar, risiko penularan covid-19 tersebut, baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja terjadi akibat adanya kontak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan orang yang terinfeksi covid-19. Pada dasarnya, sumber transmisi utama SARS-CoV-2 adalah penyebaran dari manusia ke manusia. Virus ini juga dapat bertahan pada aerosol setidaknya selama 3 jam  dan dapat terhirup ke dalam saluran pernapasan manusia. Selain itu, SARS-CoV-2 dapat ditemukan di benda mati yang telah disentuh oleh orang yang terinfeksi covid-19. Sehingga, menyentuh barang yang sebelumnya telah disentuh orang lain, seperti uang yang digunakan untuk bertransaksi, berisiko memaparkan covid-19 kepada nelayan.

Nelayan di kampung nelayan Kenjeran, Surabaya juga berisiko menularkan covid-19 kepada keluarga di rumahnya. Hal ini dikarenakan salah satu faktor risiko terinfeksi covid-19 adalah kontak erat, termasuk tinggal dalam satu rumah dengan orang yang terinfeksi covid-19. Pengamatan yang dilakukan pada sebuah keluarga menunjukkan salah satu anggota keluarga yang sebelumnya sehat akhirnya terinfeksi covid-19 setelah melakukan kontak selama beberapa hari dengan anggota keluarga dalam satu rumah yang terinfeksi covid-19. Selain itu, ditemukan pula seseorang yang terinfeksi covid-19 yang menghadiri pertemuan keluarga menyebabkan 15 anggota keluarganya tertular covid-19. Oleh karena itu, anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah memiliki risiko tertular covid-19 dari nelayan.

Dampak terhadap nelayan dari potensi bahaya ketika melakukan aktivitas pekerjaannya adalah terpapar covid-19 baik tanpa gejala maupun dengan gejala. Orang yang terinfeksi covid-19 memiliki manifestasi klinis dengan spektrum yang luas, dapat berupa tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, hingga syok sepsis. Umumnya, pasien covid-19 menunjukkan gejala seperti demam, batuk, bersin dan sesak napas. Demam pada pasien covid-19 dapat mencapai suhu 38,1-39°C bahkan lebih dari 39°C.

Tindakan pencegahan penting untuk dilakukan para nelayan di kampung nelayan Kenjeran, Surabaya agar tidak terinfeksi covid-19. Beberapa tindakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan nelayan sesuai rekomendasi OSHA adalah sering melakukan cuci tangan, tinggal di rumah ketika sedang sakit, menerapkan etika batuk dan bersin, menerapkan physical distancing, mengurangi penggunaan barang bersama, menerapkan housekeeping yang baik meliputi membersihkan dan mendesinfeksi peralatan kerja secara rutin.

Penulis: Putri Ayuni Alayyannur, S.KM.,M.KKK.

Link Jurnal: https://www.bibliomed.org/?mno=36929

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp