Guru Besar UNAIR Tanggapi Fenomena Pinjaman Online

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Guru Besar Sosiologi Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Bagong Suyanto Drs., M.Si. (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – Belakangan ini pinjaman online begitu diminati masyarakat karena kemudahannya mendapat pinjaman secara cepat. Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Sosiologi Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Bagong Suyanto Drs., M.Si., mengatakan bahwa fleksibilitas dari pinjaman online bisa jadi salah satu penyebab terkuat digemarinya layanan keuangan ini.

“Lembaga keuangan informal, termasuk pinjaman online, memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi, misalnya sistem pembayaran cicilan yang beragam, dan adanya toleransi peminjam yang tidak memiliki jaminan atau agunan,” sebut Prof. Bagong.

Namun, menurutnya, kemudahan itu kerap kali menjerumuskan peminjam ke dalam jeratan pinjaman online. “Meskipun pinjaman online memiliki aturan tertulis, namun dalam praktiknya lebih banyak lembaga yang bersifat terlalu fleksibel sehingga dari sisi substansi sebetulnya tidak beda dari rentenir,” ungkap Dosen Departemen Sosiologi tersebut.

Dibalik kemudahan dalam meminjam uang, ternyata jika tidak waspada, jeratan sudah menunggu di depan mata peminjam. “Kadang masyarakat sebagai peminjam lupa bahwa ada konsekuensi atau syarat yang harus dipenuhi, sehingga bisa saja nasabah meminjamnya lima juta, namun kewajiban bayarnya lima ratus juta akibat menunggak akibat lupa atau telat bayar,” sebutnya.

“Hal-hal seperti ini biasanya tidak dipikirkan oleh nasabah karena didesak kebutuhan dan berujung jadi korban bujuk rayu rentenir daring,” tambahnya. Tak hanya bunga yang mencekik, nasabah yang menunggak juga harus siap saat diteror oleh debt collector lembaga pinjaman online.

Dalam mencegah hal tersebut terjadi, bukan menjadi tugas pemerintah saja untuk memberantas pinjaman online illegal yang bertebaran, namun peran serta masyarakat menjadi kunci dalam hal ini. “Kuncinya literasi keuangan dalam masyarakat, jangan sampai orang terjerumus dalam bujuk rayu pinjaman online tapi tidak sadar resiko yang akan dihadapi,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Bagong juga berpesan untuk berhati-hati agar tidak terjebak dalam pinjaman online. “Dahulukan dukungan kerabat atau sosial terlebih dahulu, daripada terjerumus dari jebakan rentenir daring yang akan membebani nasabah dengan suku bunga yang tinggi,” tutupnya.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp