Waspada terhadap Gangguan Kesehatan karena Penggunaan Pestisida

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh mahakam.co.id

Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cida yang berarti pembunuh, jadi artinya pembunuh hama. Pestisida digunakan untuk kegiatan pertanian misalnya untuk memberantas dan mencegah hama tanaman, memberantas rumput liar, mengendalikan pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan. Selain diaplikasikan pada tanaman, pestisida juga digunakan pada pemberantasan hama pada hewan piaraan dan mengendalikan serangga di rumah tangga seperti nyamuk, lalat, rayap dan lain sebagainya.  Pestisida yang bersifat toksik atau racun ini sengaja dimasukkan ke lingkungan dengan tujuan untuk membunuh beberapa bentuk kehidupan. Oleh karenanya, pestisida haruslah digunakan secara tepat sesuai dengan petunjuk penggunaannya.

Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan tidak sesuai dengan aturan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif bagi lingkungan antara lain adalah pencemaran air, tanah, dan udara, timbulnya spesies hama yang resisten, munculnya hama baru, dan rusaknya keseimbangan ekosistem. Penggunaan pestisida yang tidak tepat pada produk pertanian dapat menyebabkan residu pestisida pada produk pertanian, terjadinya penumpukan (bioakumulasi dan biomagnifikasi) pestisida pada rantai makanan. Manusia sebagai makhluk hidup yang letaknya paling ujung dari rantai makanan dapat memperoleh efek biomagnifikasi yang paling besar. Jalur masuk pestisida ke dalam tubuh seseorang dapat melalui saluran pencernaan (oral), pernafasan, dan absorbsi kulit. Efek akut pestisida adalah keracunan, biasanya terjadi jika seseorang kontak dengan pestisida dalam jumlah yang besar. Tanda keracunan pestisida antara lain adalah kecemasan, gelisah, pusing, sakit kepala, mual, muntah, diare, iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Lemah otot dan gerakan otot yang tidak terkendali dapat timbul dan berkembang pada kelumpuhan, termasuk kelumpuhan pada otot mata dan otot pernapasan. Kejang, koma, pembengkakan paru dengan sekret bronkus yang banyak, hipoksia, dan aritmia timbul pada kasus keracunan yang berat. Efek kronis pestisida antara lain adalah pemicu kanker, menyebabkan kecacatan pada janin, kerusakan pada liver dan ginjal.

Penggunaan pestisida secara bijaksana dan sesuai dengan aturan sangat dianjurkan, mengingat sifatnya yang beracun dan persisten di lingkungan. Bagi pekerja yang menggunakan pestisida, misalnya petani, petugas pest control, ataupun pekerja di industri yang memproduksi pestisida sebaiknya menggunakan alat pelindung diri, menjaga kebersihan diri dan pakaian kerja agar terhindar dari pajanan pestisida. Upaya pencegahan terjadinya pencemaran pestisida terhadap bahan pangan dapat dilakukan dengan penyuluhan pada petani mengenai tidak menggunakan pestisida secara berlebihan, menggunakan pestisida nabati, mengatur jenis tanaman dan waktu tanam, serta memanfaatkan predator alami.

Penulis: Retno Adriyani

Link artikel internasional terindeks Scopus yang dituliskan menjadi opini: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2213343721005480

Judul  : Recent trends and future challenges of pesticide removal techniques – A
comprehensive review
DOI:  https://doi.org/10.1016/j.jece.2021.105571

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp