Beraprost sebagai Terapi Awal Hipertensi Pulmonal karena Penyakit Jantung Bawaan Pirau Kiri ke Kanan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh lifepack.id

Hipertensi arteri pulmonalis (HAP) adalah komplikasi yang sering terjadi pada penyakit jantung bawaan (PJB) pirau kiri ke kanan yang belum dikoreksi. Berbagai obat baru telah digunakan untuk terapi HAP. Terapi farmakologis HAP peroral pada anak di Indonesia masih terbatas pada sildenafil dan beraprost. Beraprost telah digunakan untuk terapi tunggal HAP pada pasien dewasa sejak tahun 1996. Beraprost telah digunakan untuk terapi HAP pada anak di RSUD Dr.Soetomo, namun belum ada data mengenai efikasi maupun efek samping obat tersebut. Penelitian kami bertujuan mengetahui efikasi Beraprost dalam menurunkan tekanan arteri pulmonalis pada anak dengan HAP karena PJB pirau kiri ke kanan dan efek samping obat tersebut.

Penelitian kami lakukan dengan metode acak terkontrol buta tunggal pada pasien HAP dengan PJB pirau kiri ke kanan: Defek Septum Ventrikel (DSV), Defek Septum Atrium (DSA), Duktus Arteriosus Persisten (DAP) atau kombinasi ketiganya, dan berusia 2-12 tahun, serta mendapat persetujuan dari orang tua. Pasien tidak diikutkan penelitian apabila menderita kelainan kromosom, penyakit paru kronis,penyakit jaringan ikat, infesksi HIV atau sedang menjalani pengobatan dengan interferon. Bahan penelitian obat tablet Beraprost 20 mcg dengan dosis 0,35 mikrogram/kg berat badan setiap 8 jam, selama 12 minggu.  Randomisasi sampel dengan komputer menggunakan tabel random, peneliti tidak mengetahui alokasi obat yang diberikan kepada pasien. Peneliti memeriksa tekanan arteri pulmonalis (PAP) pada awal dan akhir penelitian menggunakan mesin echocardiogrfi doppler sesuai standard pemeriksaan, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Efek samping obat dicatat sakit kepala, pusing, wajah memerah, tanda perdarahan dan reaksi alergi. Analisis statistik menggunakan uji t 2 kelompok independent, tes Wilcoxon rank sum, dan tes Mann-Whitney U. Penelitian telah disetujui oleh komite etik rumah sakit dengan nomer 225/Pehke.KKE/III/2017.

Terdapat 22 anak yang ikut dalam penelitian, laki-laki:wanita = 1:1,6, usia rerata 6,0 tahun dan rerata berat badan 15,7 kg. PJB terbanyak adalah DSV, DSA dan DAP, ukuran defek besar 59,1% dan sedang 36,4%. Rerata PAP sebelum terapi 85,45 ± 18,84 mmHg, setelah terapi 12 minggu turun bermakna menjadi 58,71 ± 17,56 mmHg (p<0,001). Tekanan darah sistolik dan diastolik turun bermakna, namun bukan merupakan hipotensi. Median tekanan darah sistolik turun dari 100 mmHg ke 99,5 mmHg (p=0,017), median tekanan darah diastolik turun dari 60 mmHg ke 50 mmHg (p=0,027). Median saturasi oksigen meningkat dari 97% menjadi 98% (p<0,001). Efek samping Beraprost yang banyak ditemukan pada penelitian ini adalah turunnya tekanan darah sistolik dan diastolik pada 59,1% sampel dan sangat jarang efek samping sakit kepala. Turunnya tekanan darah tidak sampai menyebabkan hipotensi.

Penelitian ini adalah obat Beraprost dapat menurunkan tekanan arteri pulmonalis pada anak dengan HAP yang disebabkan oleh PJB pirau kiri ke kanan, dengan efek samping yang ringan.

Penulis: Dr. Mahrus A Rahman,dr.,SpA(K)

Link Jurnal : https://www.alliedacademies.org/articles/beraprost-as-initial-pharmacologic-treatment-for-pulmonary-hypertension-related-to-left-to-right-shunt-congenital-heart-disease-15477.html

Judul Jurnal : BERAPROST AS INITIAL PHARMACOLOGIC TREATMENT FOR PULMONARY HYPERTENSION RELATED TO LEFT TO RIGHT SHUNT CONGENITAL HEART DISEASE.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp