Faktor Resiko Terjadinya Karies Gigi pada Ibu Usia Subur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh p2tel.or.id

Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi adalah karies. Karies gigi atau yang secara umum dikenal sebagai “gigi berlubang” merupakan masalah kesehatan yang penting, karena infeksi ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia; dan jika dibiarkan akan menjadi sumber infeksi fokal di mulut sehingga menimbulkan keluhan nyeri hingga kematian saraf gigi. Hasil Survei Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa 45,3% penduduk Indonesia menderita karies gigi. Dilaporkan juga bahwa 54% penduduk Jawa Timur menderita masalah gigi, termasuk karies gigi.

Karies gigi dialami oleh semua kelompok usia, tidak terkecuali ibu hamil atau ibu usia subur kehamilan. Wanita usia subur adalah wanita yang berusia antara 15 dan 49 tahun. Wanita mengalami beberapa kali perubahan hormonal saat memasuki masa remaja hingga dewasa. Pada saat-saat tertentu, wanita perlu memberikan perhatian ekstra pada dirinya sendiri karena perubahan hormonal ini berpengaruh signifikan terhadap hampir semua aspek kehidupannya, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Fluktuasi hormon menyebabkan wanita berada dalam situasi yang lebih rentan terhadap masalah gigi dan mulut. Kerentanan ini dapat terjadi pada masa pubertas, saat memasuki siklus menstruasi bulanan, saat hamil, dan menopause. Bagi wanita yang mengalami masalah gigi dan mulut saat menstruasi, kesadaran menjaga kebersihan gigi dan mulut menjadi kunci utama untuk tetap dalam kondisi prima setelah selesai menstruasi.

Ibu usia subur cenderung memiliki tingkat prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal yang tinggi, meskipun hal ini biasanya tidak terjadi pada sebagian besar. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa faktor ekonomi dan etnis merupakan faktor risiko peningkatan prevalensi karies pada ibu usia subur. Selain itu, rendahnya jumlah perawatan gigi pada ibu usia subur mempengaruhi tingginya prevalensi karies gigi. Karies gigi juga merupakan asosiasi kesehatan ibu-anak, dimana terjadinya karies gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor biologis, perilaku, dan hubungan sosial ibu. Anak-anak dari ibu yang memiliki tingkat gigi berlubang yang tidak diobati atau kehilangan gigi lebih dari tiga kali lebih mungkin untuk memiliki gigi berlubang sebagai seorang anak.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya, terhadap 85 ibu usia subur di daerah rural menemukan bahwa 65% responden memiliki tingkat keparahan karies yang tinggi, dengan angka DMFT lebih dari 6 (normal 3). Kemudian dilanjutkan dengan uji chi-square untuk melihat kecenderungan (OR) dari variabel bebas terhadap tingkat keparahan karies. Hasil analisis chi-square antara umur dan indeks DMF-T menunjukkan OR = 1,151. Hasil ini menunjukkan bahwa usia merupakan faktor risiko terjadinya karies gigi. Orang yang lebih tua memiliki risiko mengalami karies gigi. Faktor resiko lainnya yang memiliki kecenderungan terhadap kejadian karies gigi adalah faktor ekonomi, akses ke layanan kesehatan, serta kebersihan rongga mulut ibu usia subur.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi dasar untuk merancang program pemberdayaan maupun pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil. Sebab, kesehatan ibu hamil nantinya pun akan berpengaruh terhadap kualitas hidup calon bayinya.

Penulis: Aulia Ramadhani, Adi Hapsoro, Roesanto Heroesoebekti, Nawira

Dapat diakses di

https://www.jioh.org/article.asp?issn=0976-7428;year=2021;volume=13;issue=2;spage=151;epage=155;aulast=Ramadhani

“Dental Caries Risk Factors of Childbearing-Age Mother in Rural Village: A Cross-sectional Study”

Journal of International Oral Health. 2021;13:151-5

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp