Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perilaku Seksual Masyarakat Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by BBC

Hubungan seksual adalah satu bentuk komunikasi dan indikator kesehatan pasangan suami-istri. Hal ini dikarenakan hubungan seksual antar pasangan memerlukan serangkaian proses yang melibatkan kesehatan mental maupun fisik kedua belah pihak.

Coronavirus disease (COVID)-19 diidentifikasi pertama pada tahun 2019 di Wuhan, Cina, yang kemudian menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri penyakit tersebut masuk pada Maret 2020 dan telah menyebabkan banyak kejadian angka infeksi maupun kematian.

Di masa pandemi COVID-19, banyak masyarakat yang kemudian menjadi merasa stres dan ketakutan akan terinfeksi. Terlebih diketahui COVID-19 dapat menular melalui droplet dan memiliki efek negatif yang sangat luas terhadap tubuh manusia. Meskipun belum ada bukti kuat penularan COVID-19 secara seksual, namun proses keintiman selama hubungan seksual membuat banyak pasangan menjadi khawatir akan tertular.

Pemerintah Indonesia sempat melakukan tindakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengontrol mobilisasi masyarakat sejak bulan April 2020. Tentunya akibat dari pandemi dan PSBB membuat banyak masyarakat dituntut lebih beradaptasi dari keadaan yang sebelumnya belum pernah terjadi. Proses ini yang kemudian dapat menimbulkan berbagai perubahan dalam pasangan suami istri, terutama perilaku seksual.

Hal ini yang kemudian diteliti oleh dr. Jefry Albari Tribowo, dr. Tjahjo Djojo Tanojo, MS, Sp.And (K), dr. Supardi, Sp. And (K), dr. Cennikon Pakpahan, dr. Eko Budi Siswidiyanto, dr. Andri Rezano, M.Kes, Ph.D, dan Dr. Reny I’tishom, M.Si untuk mengetahui bagaimana dampak dari pandemi COVID-19 terhadap perilaku seksual masyarakat, terutama saat masa awal pandemi  di Indonesia.

Penelitian ini melibatkan 201 partisipan masyarakat dari seluruh Indonesia ini, dengan tujuan untuk membandingkan perilaku seksual baik pasangan suami-istri antara sebelum terjadinya pandemi dengan saat awal terjadinya pandemi.

Dari hasil penilitan didapatkan hasil terjadi perubahan aktivitas seksual pasangan suami-istri di masa pandemi. Perubahan yang terjadi antara lain, penurunan frekuensi hubungan seksual perminggu, penurunan keinginan mempunyai anak, peningkatan penggunaan metode kontrasepsi, peningkatan aktivitas membersihkan diri (mandi) sebelum berhubungan seksual, peningkatan frekuensi masturbasi, perubahan waktu berhubungan seksual, dan penurunan kepuasan seksual.

Dari respon seksual sendiri pada pria terjadi penurunan kekerasan ereksi sementara pada wanita terjadi penurunan terjadinya lubrikasi vagina. Respon seksual merupakan sebuah respon alamiah dari tubuh seorang manusia terhadap stimulasi seksual. Respon ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari stimulasi itu sendiri, pikiran, hingga adanya gangguan yang disebabkan penyakit. Dengan adanya stres yang dialami pasangan di masa pandemi, hal ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat respon seksual pasangan.

Sebagian besar dari partisipan menyatakan 2 faktor utama terjadinya perubahan perilaku seksual yaitu, terjadinya perubahan waktu kerja dan lebih banyak waktu di rumah. Terlebih dengan adanya kebijakan PSBB dan work from home membuat banyak pasangan memiliki lebih banyak waktu bersama di rumah, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran waktu berhubungan seksual. Namun menariknya meskipun memiliki lebih banyak waktu bersama di rumah, jumlah frekuensi hubungan seksual perminggu terjadi penurunan dibandingkan sebelumnya.

Terjadinya penurunan frekuensi hubungan seksual perminggu dan peningkatan frekuensi masturbasi diperkirakan karena banyak pasangan yang khawatir tertular COVID-19 saat berhubungan seksual. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu perubahan perilaku yang terjadi demi menjaga kesehatan dan keamanan pasangan.

Selain itu COVID-19 diketahui dapat menyebabkan gangguan pada janin dan proses kehamilan, hal ini kemudian yang membuat banyak pasangan menjadi menunda memiliki keturunan dan meningkatkan pengunaan metode kontrasepsi.

Data dari penilitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah perubahan perilaku seksual yang terjadi hanya bersifat sementara atau hingga jangka waktu yang lebih lama. Dikarenakan penurunan kualitas dari hubungan seksual tentunya dapat berdampak pada kestabilan dan keharmonisan antara pasang suami-istri.

Kesimpulan penting yang didapat dari penelitian ini, adalah pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia terbukti dapat mengubah perilaku seksual pasangan antara suami-istri. Hal ini perlu menjadi perhatian para tenaga kesehatan agar dapat memberikan edukasi dan penanganan yang tepat terhadap pasangan suami-istri sehingga hubungan seksual menjadi lebih berkualitas kembali.

Penulis: dr. Jefry Albari Tribowo, dr. Tjahjo Djojo Tanojo, MS, Sp.And (K), dr. Supardi, Sp. And (K), dr. Cennikon Pakpahan, dr. Eko Budi Siswidiyanto, dr. Andri Rezano, M.Kes, Ph.D, dan Dr. Reny I’tishom, M.Si

Judul Artikel: The Impact of the Coronavirus Disease-19 Pandemic on Sexual Behavior of Marriage People in Indonesia Link: https://oamjms.eu/index.php/mjms/article/view/6277

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp