Profil Penyakit Jantung Reumatik pada Anak Di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Freepik

Penyakit jantung rematik merupakan sebuah sekuele atau komplikasi yang sering dari demam reumatik akut pada anak yang dapat menyebabkan disabilitas seumur hidup hingga kematian. Pada penyakit ini terjadi kerusakan akibat reaksi inflamasi autoimun dari katup jantung yang permanen yang disebabkan demam reumatik akut akibat infeksi saluran pernafasan oleh bakteri streptococcus grup A.

Penyakit jantung reumatik lebih banyak menyerang pada anak usia 5-15 tahun, serta dewasa muda dan terutama negara dengan penghasilan menengah ke bawah. Secara global, terdapat 15 juta kasus dari penyakit jantung rheumatik dengan 282 ribu kasus baru dan 233 ribu kematian setiap tahunnya. Pada negara berkembang, insiden penyakit jantung reumatik sendiri 19 dari 100.000 anak.

Penegakkan diagnosis berdasarkan WHO dengna kriteria Jones yang direvisi dibagi atas episode primer dari demam reumatik, serangan rekuren demam reumatik pada pasien tanpa terjadi penyakit jantung reumatik, serangan rekuren demam reumatik pada pasien dengan penyakit jantung reumatik dan lesi katub kronis pada penyakit jantung reumatik (pasien dengan mitral stenosis atau kelainan mitral yang bercampur dan atau penyakit katup aorta) yang tidak pernah menderita penyakit jantung kongenital.

Penegakkan diagnosis demam reumatik akut dengan kriteria jones yang terdiri dari 5 kriteria mayor (karditis, poliartritis migrans, chorea, eritema marginatum, nodul subkutan) dan 4 kriteria minor (demam, atralgia, peningkatan reaktan fase akut (Erythrocyte sedimentation rate dan Protein C-Rekatif)) dengan bukti absolut yang kuat baik secara serologis atau mikrobiologis adanya infeksi Streptococcus grup A. Sedangkan, Penyakit Jantung Reumatik ditentukkan dengan penyakit reumatik yang melibatkan katub jantung (dengan menggunakan pemeriksaan ekokardiografi). Oleh karena itu pada penelitian ini, kami ingin mendeskripsikan profil klinis dari anak dengan Penyakit Jantung Reumatik di Indonesia

Penelitian ini melibatkan 50 anak yang datang ke Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya dari bulan Juni 2014 hingga Juni 2015 dan dicurigai dengan Penyakit Jantung Reumatik. Pasien yang dimasukkan penelitian ini berusia 6-15 tahun (dengan median 10. Tahun) dengna 27 (54%) anak dengan status gizi normal dan 23 (46%) anak dengan underweight. Dari 50 pasien ini, 28% memiliki demam reumatik akut dan 72% dengan Penyakit Jantung Rheumatik.

Hasil penelitian kami menunjukkaan bahwa pada manifestasi mayor terdapat 43 anak (86%) dengan karditis, 5 anak (10%) dengan poliartritis migrans dan 1 anak (2%) dengan chorea. Didapatkan 18 anak (36%) dengan demam, 34 anak (68%) dengan peningkatan Erythrocyte sedimentation rate dan 30 anak (60%) dengan peningkatan Protein C-Reaktif, 4 anak (8%) dengan atralgia dan 1 anak (2%) dengan Prolonged PR Interval pada elekrokardiogram dan pemeriksaan titer antistreptolysin dengan peningkatan lebih dari 333unit pada 22 anak (44%). Pada pemeriksaan ekokardiografi ditemukan kelainan yakni Mitral Regurgitation sejumlah 43 anak (86%), Aortal regurgitation (AR) pada 19 Anak (38%) dan Tricuspid Regurgitation (TR) pada 22 Anak (44%).

Hasil penelitian kami ini menujukkan bahwa karditis merupakan tanda utama dalam kriteria mayor sesuai dengan penelitian yang sebelumnya. Keluhan ini biasanya dapat berisfat ringan atau terkadang juga kurang dikenali. Karditis reumatik sendiri akan mempengaruhi endocardium, miokardium dan pericardium pada derajat yang bervariasi. Valvulitis (endokarditis) merupakan tanda khusus dari karditis reumatik, sehingga jika terjadi miokarditis atau pericarditis tanpa valvulitis, ini mungkin disebabkan bukan karena demam reumatik akut.

Kami juga menemukan bahwa elektrokardiogram tidak cukup membantu pada diagnosis demam reumatik akut, di mana hanya ditemukan pada 1 pasien. Ekokardiografi menjadi pilihan yang sensitif untuk mendeteksi kelainan katup, meskipun belum jelas mengenai spesifisitasnya tetapi lebih sensitif daripada auskultasi dada pada deteksi anomali jantung. Pedoman World Heart Federation untuk diagnosis ekokardiografi pada anak dengan penyakit jantung reumatik tanpa riwayat demam reumatik akut bertujuan membedakan penyakit jantung reumatik ringan dengan penemuan normal.

Penyakit jantung reumatik sendiri sering dikarakteristikan dengan inflamasi dari katup mitral dan atau aorta, sedangkan katup pulmoner dan tricuspid tidak umum terlibat. Berdasarkan peneltiian sebelumnya, MR kronis juga menjadi tipe umum pada penyakit jantung reumatik pada anak dan dewasa muda, di mana mitral stenosis menjadi umum pada dekade keempat hingga keenam. Oleh karena itu kami menyimpulkan bahwa karditis merupakan manifestasi klniis mayor paling umum pada demam reumatik akut dan Mitral Regurgitation merupakan lesi katup paling umum pada anak dengan penyakit jantung reumatik.

Penulis: Dr. I Ketut Alit Utamayasa, dr., Sp.A(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://sljch.sljol.info/articles/abstract/10.4038/sljch.v50i2.9554/
Utamayasa, I. K. A., Indriasatari, A., Hidayat, T., Prihaningtyas, R. A., Rahman, M., Ontoseno, T. (2021). Clinical Profile of Children with Rheumatic Heart Disease in Indonesia. Sri Lanka Journal of Child Health, 50(2);200-202

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp