Membangun Literasi Indonesia mesti Kita Mulai dari Diri Sendiri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SUASANA webinar bertema “Literasi Pemuda Untuk SDGs yang Lebih Baik dan Masa Depan Bangsa Kita” pada Sabtu (03/07/2021).
SUASANA webinar bertema “Literasi Pemuda Untuk SDGs yang Lebih Baik dan Masa Depan Bangsa Kita” pada Sabtu (03/07/2021).

UNAIR NEWS – BEM Fakultas Vokasi Universitas Airlangga dan Duta Fakultas Vokasi Universitas Airlangga 2020 menggelar webinar Sahabat Literasi 2021 dengan tema “Literasi Pemuda Untuk SDGs yang Lebih Baik dan Masa Depan Bangsa Kita” pada Sabtu (03/07/2021). Sebanyak 115 peserta turut serta dalam webinar itu. Selain itu, webinar ditujukan untuk menggalang donasi kegiatan sahabat literasi offline di Desa Kalikajang, Kelurahan Gebang, Sidoarjo. 

Presiden BEM Vokasi UNAIR Muhammad Rifqi Athallah menyebut membentuk karakter masyarakat Indonesia yang senang membaca atau melek literasi penting dilakukan. “Mengingat, Indonesia berada di posisi 62 dari 70 Negara menurut Penelitian,” pungkasnya. 

Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UNAIR Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes, drh., M.Si. membuka acara Webinar Sahabat Literasi dengan memberikan sambutan singkat kepada para peserta yang sudah hadir. Dan, literasi adalah suatu yang viral, selalu ada kata literasi yang sejalan dengan informasi yang terus diterima.

“Dengan memilah dan memilih informasi dapat membedakan yang benar dan hoaks dengan Literasi. Mendengar, Melihat, dan Membaca akhirnya menyimpulkan, dan disitulah yang disebut dengan literasi,” ujarnya.

Menjadi pemateri pertama, Anggita Veronica Marthin menganggap literasi sangat dibutuhkan di Indonesia dan Dunia. Kurangnya fasilitas yang mendukung dalam membaca seperti di perpustakaan menjadi salah satu faktor kurangnya minat baca masyarakat Indonesia.

“Bukan hanya fasilitas yang kurang mendukung, juga masalah lingkungan sekitar kita. Jarang orang membaca buku di perpustakaan. Tidak semua orang bisa membeli buku, tapi ada jurnal dan website yang bisa di akses. Karena kehidupan serba digital,” ujarnya.

Menurut Anggita, literasi ada di Program SDGs pada nomor 4 “Quality Education” sangat penting. Kita dapat memilah dan memilih informasi karena sering membaca. Tetapi, literasi atau suka membaca belum menjadi budaya di Indonesia.

“Tantangan terhadap generasi muda agar senang membaca adalah minat membaca harus dibentuk dari diri sendiri. Yang kita baca akan menghadirkan ilmu yang berguna dan baik untuk kita,” ujarnya. 

Penulis: Moch Rachman Halim

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp