Tiga Mahasiswa Vokasi Kreasikan Jamu Jadi Minuman Kekinian dengan Teknik Fushion

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
TIM Galaxsinom (dari kiri ke kanan) Frisca Taffana; Julie Sintia Nabila; dan Ainiyatur Rizkiah mahasiswa Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR) Prodi Manajemen Perhotelan angkatan 2019. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Mendengar kata jamu, tak sedikit dari kita yang menggambarkannya sebagai minuman tradisional dengan rasa pahit. Namun siapa sangka, kini jamu dapat dinikmati dengan cita rasa berbeda yang lebih kekinian.

Gagasan itu dikembangkan oleh tiga mahasiswa Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR). Ketiganya adalah Frisca Taffana; Ainiyatur Rizkiah; dan Julie Sintia Nabila dari Prodi Manajemen Perhotelan angkatan 2019. 

Inovasi penyajian jamu sinom dengan teknik fushion yang mereka kerjakan dinilai menarik. Pada (8/4/2021) lalu, inovasi yang diberi nama Galaxsinom tersebut berhasil dinobatkan sebagai Juara I Bussines Plan Competition Caraka Awards Universitas Nusantara PGRI Kediri. 

“Kami menggabungkan jamu tradisional dengan bahan minuman yang biasa digunakan masa kini tanpa menghilangkan unsur tradisional. Sehingga jamu dapat dinikmati dengan cita rasa berbeda,” kata Ainiyatur Rizkiah kepada tim UNAIR News (1/7/2021) kemarin.

Teknik fushion sendiri merupakan sebuah inovasi dalam menggabungkan beberapa makanan atau minuman dengan unsur yang berbeda. Sehingga muncul cita rasa baru yang dihasilkan. 

Kiki, sapaan karibnya, menuturkan bahwa kurangnya minat remaja dalam mengkonsumsi minuman herbal menjadi alasan Ia dan tim menciptakan Galaxsinom. Jamu disulap jadi minuman kekinian dan nikmat. Namun, Kiki dan tim tetap tidak meninggalkan unsur kesehatan. “Kami ingin masyarakat yang kurang menyukai Jamu dapat menikmatinya dengan rasa yang enak dan tetap menyehatkan,” ujarnya. 

Sementara itu, selama mengikuti kompetisi, perjuangan Kiki dan tim cukup menantang. Ia mengatakan, seluruh persiapan hingga presentasi babak final mereka lakukan secara daring. Lantaran ketiganya berada di tiga kota yang berbeda. 

Kompetisi tersebut bukanlah yang pertama bagi Kiki dan dua rekannya. Pada (16-20/12/2020) lalu, mereka sempat mengikuti Workshop And Bussines Plan Competition yang diselenggarakan oleh Indonesia Millenial Connect. Namun sayang, mereka terhenti pada 20 besar finalis yang terpilih. 

Di sisi lain, prestasi yang diraih Kiki dan rekan timnya menjadi pemantik semangat tersendiri. Ketiganya ingin terus mengikuti kompetisi serupa pada tingkat yang lebih tinggi untuk terus menggali prestasi. 

“Semoga kami bisa meraih prestasi lagi dan kami harap pencapaian ini bisa menjadi motivasi untuk kompetisi-kompetisi selanjutnya. Serta menjadi pengalaman yang berharga bagi kami,” tutupnya. (*)

Penulis : Erika Eight Novanty

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp