Probiotik Nitrosomonas sp and Nitrobacter sp Turunkan TSS dan Level Ammonia Budidaya Nila Sistem Aquaponik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Oleh : Ilmubudidaya.com

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan komoditas akuakultur yang mengalami pertumbuhan produksi yang cukup siginifikan antara tahun 2015 – 2018. Salah satu kendala dalam budidaya ikan nila intensif adalah akumulasi bahan organik yang menyebabkan tingginya ammonia dan total padatan tersuspensi (TSS). Tingginya TSS dan Amonia  dapat membahayakan ikan karena bisa mengakibatkan hipoksia, kerusakan insang, liver dan jaringan ginjal. Salah satu alternatif untuk menanggulanginya adalah dengan penerapan budidaya sistem aquaponik.

Dalam sistem aquaponik, keberadaan bakteri nitrifikasi sangat penting untuk mengubah bahan organik menjadi senyawa yang bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman hidroponik. Oleh karena itu, dengan adanya bakteri nitrifikasi tersebut diharapkan dapat menurunkan total padatan tersuspensi dan kandungan ammonia. Bakteri nitrifikasi, khususnya Nitrosomonas sp and Nitrobacter sp biasanya diaplikasikan dalam bentuk probiotik, namun saat ini dosis yang optimal belum ditemukan sehingga penelitian ini dilakukan.

Karena penelitian sebelumnya menunjukkan pemberian 1 mg/L probiotik mampu meningkatkan pertumbuhan ikan, penelitian ini menguji efektifitas probiotik dengan range dosis ± 1 mg/L dalam mengurangi TSS dan Amonia. Penelitian dilakukan dengan memberi 5 dosis probiotik pada benih ikan nila ukuran 3 – 5 cm dalam aquaponik dengan media aquarium. Kangkung digunakan sebagai tanaman hidroponik dan  benih ikan dipelihara dengan diberi makan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis 5% biomass. Selama pemeliharaan diamati TSS, ammonia, suhu, DO, pH, laju pertumbuhan spesifik ikan serta panjang dan total daun kangkung.

Hasil menunjukkan bahwa penambahan probiotik menurunkan kadar TSS dan kandungan ammonia secara signifikan (P<0,05). Dosis probiotik 1,5 dan 2 mg/L menunjukkan hasil paling signifikan karena menunjukkan kadar TSS hanya 16.18 – 16.68 ± 0.0557 dibandingkan kontrol 21.93a ± 0.0644. keduanya juga mampu mengurangi kandungan ammonia dari 0.264 ± 0.0046 (kontrol) menjadi 0.172 – 178 ± 0.0673.

Hal tersebut terjadi karena tersedianya bakteri nitrifikasi mampu menguraikan bahan organik sisa pakan dan feses yang merupakan sumber TSS dalam proses nitrifikasi.  Protein yang terkandung dalam sisa pakan dan urea dalam feses akan mengalami proses deaminasi menjadi ammonia yang akan terhidrolisis menjadi ammonium. Ammonium tersebut akan dioksidasi menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas sp dan nitrit akan dioksidasi oleh Nitrobacter sp menjadi nitrat yang akan dimanfaatkan tanaman hidroponik.

Proses tersebut dinamakan proses nitrifikasi. Dalam prosesnya, ketersediaan DO dalam media merupakan faktor yang penting lantaran bakteri nitrifikasi merupakan bakteri aerob. Bekteri nitrifikasi membutuhkan oksigen untuk mengoksidasi ammonia menjadi nitrat. Sehingga, pada penelitian menunjukkan kandungan DO perlakuan pemberian probiotik lebih rendah dari perlakuan kontrol namun masih dalam kadar optimal untuk menunjang pertumbuhan ikan. (*)

Penulis: Prayogo, S.Pi., M.P.

Informasi lebih lengkap tulisan ini dapat diakses pada :

Sumber : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012067/pdf

Dwiardani, K. H., & Rahardja, B. S. (2021, February). Utilization of Nitrosomonas sp and Nitrobacter sp probiotic towards total suspended solid and ammonia level in nile tilapia culturing using aquaponic system. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 679, No. 1, p. 012067). IOP Publishing.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp