Pola Distribusi dan Biomassa Moluska Kelas Gastropoda di Perairan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Kompas.com

Indonesia memiliki kekayaan begitu besar untuk moluska yang salah satunya gastropoda (siput laut). Penangkapan moluska banyak dilakukan di kawasan pesisir Kabupaten Sidoarjo, salah satu hasil tangkapan moluska yaitu gastropoda. Hasil tangkapan gastropoda oleh nelayan sangat memungkinkan terjadinya penurunan populasi gastropoda dalam perairan tersebut jika dilakukan penangkapan terus-menerus dan tanpa ada batasan dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kelangsungan hidup dari gastropoda tersebut. Penangkapan gastropoda harus memiliki batasan seperti ukuran dan kondisi gastropoda yang boleh ditangkap yang bertujuan untuk memberi kesempatan agar dapat berkembang dan tidak mengalami kepunahan. Aktivitas manusia yang tidak terkendali juga merupakan salah satu penyebab utama timbulnya pencemaran di perairan Sedati.

Perairan Sedati merupakan wilayah penangkapan yang memiliki potensi sumberdaya gastropoda. Gastropoda merupakan organisme yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan. Gastropoda merupakan organisme bentos dan dapat dijadikan bioindikator pada ekosistem perairan. Hal ini dikarenakan, gastropoda memiliki sifat hidup yang menetap dan memiliki kemampuan untuk merespon kondisi perairan baik pada tingkat individu maupun komunitas. Oleh karena itu, studi membahas mengenai parameter pola distribusi, kepadatan, biomassa, serta parameter lingkungan yang menunjang kehidupan gastropoda dalam perairan Sedati.

Pola distribusi organisme merupakan salah satu karakter penting dalam ekologi yang dapat memberikan informasi mengenai beberapa komunitas dan salah satu sifat dasar dari mayoritas kelompok organisme hidup. Penangkapan gastropoda yang dilakukan secara terus-menerus tanpa memikirkan keberlangsungan hidup dan keberadaan gastropoda semakin hari akan berkurang. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pola distribusi gastropoda di perairan Sedati tampak seragam dengan nilai indeks distribusi yaitu dalam kisaran <1. Pola sebaran seragam ini terjadi karena adanya persaingan individu sehingga mendorong pembagian ruang secara merata. Namun, pada bulan Oktober di stasiun A dan bulan November di stasiun B pola distribusi individu mengelompok dengan Id>1. Hal ini karena adanya pengumpulan individu sebagai strategi dalam menanggapi perubahan cuaca dan musim, serta perubahan habitat dan proses reproduksi. Pola distribusi mengelompok merupakan pola sebaran yang tidak terjadi kompetisi, dikarenakan memiliki sumber makanan yang cukup pola distribusi suatu biota dipengaruhi oleh tipe habitat yang meliputi faktor fisika-kimia perairan serta makanan dan kemampuan adaptasi dari suatu biota dalam ekosistem. Penelitian mengenai pola distribusi dapat memberikan informasi mengenai kelimpahan biota berdasarkan sebarannya yang bermanfaat untuk kelestarian biota dan untuk studi ekologi.

Studi biomassa suatu biota diharapkan dapat memberikan informasi mengenai massa daging pada luasan habitat dan waktu tertentu. Pola distribusi dan biomassa gastropoda dalam suatu perairan tergantung pada substrat dasar perairan dan kandungan bahan organik di dalamnya. Studi biomassa suatu biota dapat memberikan informasi mengenai massa daging pada luasan habitat dan waktu tertentu. Nilai biomassa berhubungan dengan habitat dari gastropoda. Kenaikan nilai biomassa terjadi di daerah yang selalu terendam air pada waktu surut sehingga gastropoda terhindar dari kekeringan dan kenaikan suhu yang ekstrim. Pola distribusi dan biomassa gastropoda dalam suatu perairan tergantung pada substrat dasar perairan dan kandungan bahan organik di dalamnya. Hewan bentos erat kaitannya dengan tersedianya bahan organik yang terkandung dalam substrat, karena bahan organik merupakan sumber nutrien bagi biota yang pada umumnya terdapat pada substrat dasar. Substrat berpengaruh terhadap perkembangan moluska, dimana substrat yang terdiri dari lempung dan pasir dengan sedikit liat merupakan substrat yang sesuai untuk kehidupan moluska.

Pola distribusi dan biomassa gastropoda dalam perairan ditentukan oleh lingkungan abiotik, biotik dan toleransi gastropoda terhadap masing-masing faktor lingkungan tersebut. Pola distribusi gastropoda dapat dipengaruhi oleh bahan organik yang terkandung dalam substrat yang merupakan tempat hidup gastropoda. Substrat mempunyai peranan penting bagi kehidupan gastropoda. Gastropoda hidup di substrat untuk menentukan pola hidup, ketiadaan dan tipe organisme. Bahan organik dan tekstur substrat menentukan keberadaan gastropoda, dimana substrat merupakan tempat untuk hidup, sedangkan bahan organik mempengaruhi fitoplankton yang merupakan sumber makanan. Bahan organik merupakan sumber nutrien yang penting, yang sangat dibutuhkan oleh organisme laut.

Penulis: Yudi Cahyoko

Link jurnal: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012074/meta

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp