Peran Obat Antiepilepsi pada Kadar Zat Besi dan Zinc pada Anak dengan Epilepsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by KlikDokter

Kasus epilepsi setidaknya terjadi pada 50 juta orang diseluruh dunia dan setengahnya terjadi anak-anak. Kasus baru anak dengan epilepsi di Indonesia juga cukup besar, menyentuh angka 35.000 kasus baru setiap tahunnya. Obat yang paling sering digunakan sebagai terapi epilepsi adalah asam valproat dalam bentuk sirup, pil, atau puyer. Obat ini diketahui dapat mengubah kadar beberapa kadar mikronutrien penting didalam tubuh seorang anak. Untuk diketahui, mikronutrien adalah istilah untuk menyebut zat nutrisi yang diperlukan hanya dalam jumlah sedikit namun perannya sangat penting untuk mendukung kehidupan. Dua jenis zat mikronutrien yang penting antara lain zat besi dan zinc.

Zat besi adalah salah satu bahan untuk membuat sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia. Selain itu zat besi juga penting untuk mendukung pertumbuhan otak, meningkatkan konsentasi, serta prestasi belajar di sekolah. Sementara zinc berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit khususnya mencegah terjadinya diare dan pneumonia. Kedua zat mikronutrien ini perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sehingga dapat mempertahankan kadarnya yang optimal untuk mendukung tumbuh kembang anak, termasuk pada anak dengan epilepsi.

Penelitian yang dilakukan pada pasien epilepsi di poli saraf anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sepertiga anak dengan epilepsi memiliki kadar zat besi dalam darah yang rendah. Jumlah ini tidak berbeda jauh dengan kejadian kekurangan zat besi pada anak normal. Kadar besi yang rendah ini menyebabkan setengah anak dengan epilepsi juga mengalami kondisi kurang darah atau anemia. Sementara itu, setengah dari anak yang mengikuti penelitian juga memiliki kadar zinc dalam darah yang kurang. Penelitian ini kemudian memberikan obat antiepilepsi ebrupa asam valproat pada pasien epilepsi baru yang pertama kali berobatpoli saraf anak. Pengukuran kadar zat besi dan zinc ulang setelah beberapa waktu menunjukkan terjadi kenaikan kadar rata-rata kedua mikronutrien ini pada anak dengan epilepsi yang mengkonsumsi asam valproat.

Anak di negara berkembang seperti Indonesia sering mengalami defisiensi mikronutrien karena asupan yang tidak mencukupi. Penelitian di negara berkembang lain menemukan bahwa anak dengan epilepsi yang belum mendapat terapi obat anti epilepsi juga sering memiliki kadar zat besi dan zinc yang rendah. Konsumsi obat anti epilepsi kemudian diketahui dapat meningkatkan kadar zat besi maupun zinc dalam darah anak dengan epilepsi.

Asam valproat meningkatkan kadar zat besi dalam darah bukan dengan memicu konsumsi makanan kaya zat besi atau meningkatkan penyerapan zat besi di dalam usus, namun membuat zat besi yang terikat dalam sel tubuh menjadi terlepas sehuingga terakumulasi dalam darah, Pemeriksaan kadar zat besi kemudian akan mendeteksi kenaikan kadar zat besi dalam darah. Berbeda dengan pengaruhnya pada zat besi, asam valproat meningkatkan penyerapan zinc di saluran pencernaan sehingga kadar zinc dalam darah juga meningkat. Perbedaan mekanisme kerja inilah yang menyebabkan konsumsi asam valproat hanya memiliki hubungan kuat dengan perubahan kadar zinc pada anak dengan epilepsi.

Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar zat mikronutrien seperti zat besi dan zinc pada anak dengan epilepsi di Indonesia, baik sebelum terapi maupun setelah terapi. Pemeriksaan ini terutama penting dilakukan jika didapatkan gejala anemia atau tanda kekuranganzat besi atau zinc. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi asam valproat tidak meningkatkan kadar total zat besi dalam darah sehingga peningkatan konsumsi makanan kaya zat besi dan suplementasi masih tetap diperlukan pada anak dengan epilepsi. Sedangkan mengenai kecukupan kadar zinc dalam darah, asam valproat dapat membantu penyerapan zinc di usus menjadi lebih baik sehingga konsumsi makanan kaya zinc saja sudah dapat mencukupi kebutuhan harian. Suplementasi zinc dapat diberikan jika seorang anak kesulitan untuk mengkonsumsi makanan kaya zinc seperti daging, yogurt, telur, dan makanan laut.

Penulis: Darto Saharso

Informasi detail bisa dilihat pada tulisan kami di :

Comparison of the Serum Concentrations of Micronutrients Zinc and Iron in Epileptic Children before and after Administration of Valproic ACID | Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology (medicopublication.com)

Ratih Dwi Andini, Darto Saharso, Roedi Irawan, Prastiya Indra Gunawan. Comparison of the Serum Concentrations of Micronutrients Zinc and Iron in Epileptoc Children before and after administration of Valproic Acid.  Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology 2021;15(1): 289-94.

DOI:10.11604/pamj.2021.38.202.28032

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp