Metode Kombinasi Budidaya untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut Varietas Merah dan Hijau

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Nusa Bali

Kabupaten Sumenep, merupakan salah satu produsen rumput laut terbesar di Jawa Timur. Setidaknya budidaya rumput laut dapat memberikan mata pencaharian yang menjanjikan bagi petani rumput laut di sepanjang pantai wilayah kabupaten Sumenep. Petani rumput laut tersebar baik daerah pulau utama Madura maupun di daerah kepulauan yang terletak mengelilingi Kabupaten Sumenep. Metode yang sederhana, teknologi yang hanya menggunakan alat sederhana dan harga yang cukup tinggi menyebabkan rumput laut menjadi primadona untuk dibudidayakan dibandingkan komoditas pertanian lainnya. Rumput laut yang banyak dibudidayakan di daerah Sumenep yaitu spesies Kappaphycus alvarezii  atau lebih dikenal dengan cottoni oleh masyarakat. Petani rumput laut menjual rumput laut basah atau kering dan hanya pada tingkat kelompok tani rumput laut di olahmenjadi Semi-refine Karaginan untuk selanjutnya di jual ke Industri atau di ekspor ke manca negara.

Hal yang menarik yang ditemukan di lapangan, secara garis besar terdapat dua varietas K. alvarezii yang dibudidayakan oleh petani. K. alvarezii terdiri dari varietas merah yang memiliki ciri peryumbuhan yang cepat namun memiliki kadar air yang tinggi, sehingga berat kering pada saat panen rendah. Varietas lainnya yaitu K. alvarezii  berwarna hijau juga banyak dibudidayakan karena kadar air yang rendah dan menghasilkan berat kering rumput laut yang lebih tinggi, namun dibandingkan varietas merah pertumbuhan varietas hijau lebih lambat. Di lapangan, petani melakukan budidaya secara terpisah antara dua varietas tersebut dimana dibalik perbedaan kecepatan pertumbuhan dan kadar air informasi tentang kandungan karaginan dan efektivitas budidaya yang ditunjukkan masih terbatas. Kondisi musim yang berubah-ubah menyebabkan ketersediaan salah satu varietas menjadi langka dan terbatas, sehingga terkadang petani kekurangn stok bibit varietas tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, kami tertarik untuk melakukan investigasi apakah jika kedua varietas dibudidayakan secara bersama akan memberikan solusi terhadap kelangkaan bibit dan tetap memberikan hasil panen yang sesuai dilihat dari kandungan karaginan dan kecepatan waktu budidaya.

Dalam penelitian ini kami melakukan penelitian eksperimen dengan membandingkan varietas hijau yang dibudidayakan sendiri, varietas merah yang dibudidayakan sendiri dibandingkan dengan varietas hijau yang di campur dengan varietas merah dalam satu periode budidaya.

Dari temuan yang kami dapatkan selama penelitian, terbukti sesuai teori bahwa K alvarezii varietas merah memiliki pertumbuhan yang lebih cepat diabndingkan dengan varietas hijau (Perlakuan R1 untuk varietas hijau  dan R2 untuk Varietas merah). Namun apabila varietas merah dan hijau dibudidayakan secara bersama (R3), pertumbuhan kedua varietas naik secara signifikan dibandingkan dengan metode budidaya terpisah (R1 dan R2).

Parameter lainnya yang perlu diperhatikan yaitu produk akhir dari K. alvarezii. Dari hasil temuan di penelitian kami, setelah rumput laut dibudidayakan selama 40 hari, rumput laut dengan metode campuran menghasilkan kandungan karaginan yang lebih tinggi. K alvarezii varietas hijau menghasilkan kandungan karaginan berkisar 27% dibandingkan apabila dibudayakan sendiri (R1). Sedangkan pada K. alvarezii varietas merah, kandungan karaginan dengan metode budiadya sendiri (R2) dan budidaya secara campuran (R3) menunjukkan kandungan karaginan yang tidak berbeda yaitu berkisar pada 19-20% dari berat kering rumput laut. Hipotesa kami, pertumbuhan yang lebih tinggi terpacu oleh metode campuran sehingga secara bersamaan berpengaruh pada kandungan karaginan dari kedua varietas K. alvarezii.

Temuan ini dapat dijadikan rujukan bagi para petani, bahwa apabila melakukan budidaya dengan cara mencampur varietas merah dan hijau, maka akan didapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi baik pada varietas merah maupun varietas hijau. Sehingga secara nilai ekonomi, para petani akan mendapatkan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode budidaya rumput laut terpisah. Selanjutnya, temuan diatas dapat memberikan solusi terhadap masalah penyediaan stok bibit. Petani tidak perlu menunggu stok bibit varietas tertentu, namun dapat secara langsung menggunakan stok bibit yang ada (mencampur antara varietas merah dan hijau).

Penulis: Annur ahadi abdillah

Sumber: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012062/pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp