Peran Antioksidan pada Peningkatan Proliferasi Sel Progenitor Endotel Pasien Penyakit Jantung Koroner Stabil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh superfoods.news

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia. Pada PJK terjadi kondisi iskemia otot jantung (kekurangan oksigen) yang salah satunya disebabkan oleh kerusakan endotel pembuluh darah koroner. Sel progenitor endotel merupakan suatu sel punca (stem cell) yang merupakan cikal bakal dari sel endotel dan berperan penting dalam pembentukan dan perbaikan pembuluh darah. Pasien PJK yang stabil memiliki jumlah sel progenitor endotel yang sedikit dibandingkan orang normal, dengan fungsi sel yang juga menurun. Salah satu faktor yang diyakini menyebabkan penurunan jumlah dan fungsi sel progenitor endotel pada PJK adalah kondisi inflamasi dan stres oksidatif yang berlebihan yang terjadi pada PJK. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pemberian beragamantioksidan dapat memperbaiki penurunan aktivitas sel progenitor endotel tersebut. Salah satu komponen alamiah yang merupakan antioksidan kuat adalah antosianin yang terkandung pada tumbuhan berwarna ungu seperti anggur, chokeberry, maupun ubi ungu. Pada riset ini, kami menggunakan ekstrak ubi ungu yang berasal dari Bali dan mengandung antosianin dalam kadar yang lebih tinggi dibanding beberapa varian ubi ungu dari Jepang. Namun peran ubi ungu dari Bali ini belum pernah diteliti pada PJK sebelumnya. Antioksidan lain yang kami teliti dalam riset ini adalah asam askorbat yang lebih dikenal sebagai vitamin C. Vitamin C telah terbukti memiliki efek protektif terhadap kerusakan endotel akibat proses oksidasi kolesterol LDL. Pada studi-studi terdahulu, vitamin C menunjukkan hasil yang berbeda dalam perannya pada penyakit jantung. Sehingga kami tertarik untuk meneliti efek vitamin C terhadap sel progenitor endotel ini pada PJK.

Pada riset ini, kami menggunakan sel progenitor endotel yang berasal dari darah tepi penderita PJK stabil yang kemudian dikembangbiakkan dalam medium khusus untuk menunjang pertumbuhan sel ini dengan baik. Sel progenitor endotel yang tumbuh kemudian kami bagi dalam beberapa kelompok kemudian ditambahkan ekstrak ubi ungu dan vitamin C dengan masing-masing tiga dosis yang berbeda. Di akhir masa observasi, jumlah sel progenitor endotel dan koloni (kelompok / cluster sel) yang terbentuk dihitung dan dibandingkan antar masing-masing kelompok. Proliferasi sel merupakan penambahan jumlah sel yang tumbuh dan dari riset kami didapatkan bahwa baik dosis rendah, sedang dan tinggi dari ekstrak ubi ungu dan vitamin C meningkatkan proliferasi sel progenitor endotel lebih baik daripada tanpa pemberian antioksidan. Dosis rendah dari ekstrak ubi ungu dan vitamin C sama-sama meningkatkan jumlah sel progenitor endotel dengan tingkat yang serupa. Sedangkan vitamin C dalam dosis sedang dan tinggi meningkatkan pertumbuhan sel progenitor endotel jauh lebih baik dibanding ekstrak ubi ungu dalam dosis sedang dan tinggi. Koloni sel yang terbentuk secara kasar menggambarkan fungsi sel progenitor endotel, dimana semakin banyak koloni yang terbentuk menunjukkan bahwa sel progenitor endotel yang tumbuh bersifat lebih matur dengan kemampuan diferensiasi sel yang lebih baik. Jumlah koloni sel progenitor endotel yang tertinggi didapatkan pada sel yang ditambahkan ekstrak ubi ungu, baik dosis rendah, sedang maupun tinggi.

Riset kami membuktikan bahwa ekstrak ubi ungu dan vitamin C sama-sama meningkatkan sel progenitor endotel dari penderita PJK stabil, dimana peningkatan jumlah sel ini berbanding lurus dengan peningkatan dosis dari masing-masing antioksidan. Namun, vitamin C terbukti meningkatkan proliferasi sel progenitor endotel lebih baik daripada ekstrak ubi ungu. Riset ini merupakan penelitian yang pertama mengevaluasi efek ekstrak ubi ungu dari Bali terhadap sel progenitor endotel penderita PJK. Walaupun didapatkan proliferasi sel yang lebih rendah dibanding pemberian vitamin C, namun ekstrak ubi ungu meningkatkan jumlah koloni sel lebih banyak. Sehingga kami berasumsi bahwa ekstrak ubi ungu tidak hanya meningkatkan jumlah sel namun juga menghasilkan sel progenitor endotel yang memiliki fungsi diferensiasi lebih baik. Mekanisme pasti dari kerja kedua antioksidan ini pada proliferasi dan diferensiasi sel progenitor endotel belum diketahui dengan pasti, namun dari penelitian-penelitian sebelumnya telah disebutkan bahwa kedua antioksidan ini memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengatasi kondisi stres oksidatif. Vitamin C terutama bekerja sebagai donor elektron dalam mencegah kematian sel akibat oksidasi kolesterol LDL. Sedangkan antosianin yang terkandung dalam ekstrak ubi ungu memperbaiki sinyal proliferasi, migrasi dan diferensiasi intrasel.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai peran antioksidan yang berbeda pada sel punca dari penderita PJK stabil. Baik vitamin C dan ekstrak ubi ungu selama ini belum pernah diteliti dalam skala yang lebih luas untuk menilai perannya secara langsung pada penderita PJK. Sehingga tentunya hasil dari riset kami ini diharapkan dapat memacu penelitian-penelitian lanjutan untuk membuktikan efek antioksidan terhadap penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner.

Penulis: dr. Luh Oliva Saraswati Suastika, Sp.JP(K), FIHA.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.balimedicaljournal.org/index.php//article/view/226/pdf. Suastika, L.O.S., Oktaviono, Y.H., Soemantri, D., Sandra, F. 2021. Purple sweet potato extract and vitamin C increase the proliferation of endothelial progenitor cells from stable coronary artery disease patients. Bali Medical Journal 10(1): 243-­‐248. DOI: 10.15562/bmj.v10i1.2261

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp