Bupati Gresik Ungkap Strategi Penyelesaian Problem Ekonomi Akibat Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Bupati Gresik, Gus Yani Memaparkan Strategi Mengatasi Permasalahan di Bidang Ekonomi. (Foto: Dokumen Pribadi)

UNAIRNEWS – Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan berbagai daerah di Indonesia mengalami permasalahan di bidang ekonomi. Kabupaten Gresik yang memiliki kasus penyebaran COVID-19 yang cukup tinggi, tentunya tak terhindar dari masalah tersebut. Tercatat adanya kenaikan angka kemiskinan sebesar 0.74 persen per tahun 2020 menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan.

Bupati Gresik, H.Fandi Akhmad Yani, SE dalam Airlangga Forum : Kreativitas Pemimpin Bagi Kesejahteraan Rakyat, mengaku Gresik yang menjadi salah satu daerah terdampak COVID-19 mengalami penurunan laju pembangunan ekonomi. Hal ini menjadi sebuah tugas yang harus segera diatasi.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut, ia menyebutkan tingginya penyebaran virus Corona berimbas pada penurunan kinerja industri. Hal ini menyebabkan peningkatan pengangguran dan menjadi salah satu faktor pendorong naiknya angka kemiskinan. 

“Kabupaten Gresik yang dikenal bertumpu pada kegiatan industri, mau tidak mau harus berputar otak untuk mencari solusi, disinilah kreativitas seorang pemimpin diuji,” tuturnya. Gus Yani, panggilan akrabnya, memaparkan pembukaan Perizinan Satu Pintu Terpadu sebagai jalur investasi industri di Gresik menjadi salah satu solusi yang dirasa mampu membantu mengembangkan sektor ini. “Untuk mendukung laju perekonomian, kami membuka adanya investasi untuk mendorong perkembangan industri,” sebut Bupati Gresik periode 2021 – 2026 tersebut.

Selain itu, alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR tersebut juga menyebutkan subsidi upah sebagai strategi dalam mengantisipasi adanya lonjakan jumlah pengangguran terbuka. “Pemerintah Kabupaten Gresik harus memacu pertumbuhan ekonomi sama atau lebih dari 5 persen guna menampung pekerja baru dan pengangguran yang telah ada,” ucapnya.

Banjir Kali Lamong juga menjadi sorotan dalam dialog pada Jumat (25/6) itu. Bukan tanpa alasan, pasalnya banjir di kali yang melintas di wilayah Gresik sepanjang 54 km itu kerap menghambat aktivitas masyarakat. Memberi perhatian khusus terhadap Kali Lamong, Gus Yani diketahui mengambil Program Studi Magister Manajemen Bencana Universitas Airlangga demi menyelesaikan bencana menahun tersebut. 

“Kali Lamong juga menjadi salah satu permasalahan di Gresik, penanganannya dengan cara MoU yang telah dilakukan bersama kota dan kabupaten di Jawa Timur. Sekarang sedang dilakukan normalisasi, dan akan menuju tahapan selanjutnya,” tuturnya.

Diselingi saran dan dialog dari pakar Universitas Airlangga, Gus Yani menyebutkan bahwa memegang tongkat kepemimpinan di masa pandemi, merupakan sebuah tantangan yang harus dapat diselesaikan dengan baik.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefty Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp