Hubungan Persepsi dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Medical News Today

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan  jauh sebelum pandemi Covid-19, Tingkat penggunaan alat pelindung diri pada perawat di salah satu ruangan RSU X masih tergolong rendah.  Sebesar 17,8% perawat patuh dan 82.2% Perawat tidak patuh dalam menggunakan masker. Selain itu 57,8% perawat patuh dan 42,2% tidak patuh dalam menggunakan sarung tangan. Penelitian lanjutan dilakukan untuk menganalisis hubungan persepsi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada perawat di RSU Haji Surabaya.

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% perawat di ruang Bedah kurang patuh dan 33,3% perawat di ruang Paru kurang patuh dalam menggunakan APD. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel persepsi yang memiliki hubungan paling kuat dengan kepatuhan yaitu persepsi keparahan (C = 0,312) berdasarkan pendekatan Health Belief Model.

Penelitian yang dilakukan  adalah penelitian observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bertugas di instalasi rawat inap ruang bedah dan ruang paru RSU X dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 33 orang yaitu 21 responden dari ruang bedah dan 12 responden dari ruang paru dengan menggunakan teknik total sampling, data diambil dengan penyebaran kuesioner dan melakukan observasi. Analisis data dilakukan dengan uji koefisien kontingensi dengan melihat nilai C.

Kepatuhan perawat dalam menggunakan APD dalam penelitian ini adalah diukur berdasarkan observasi atas tindakan perawat. Berdasarkan observasi diketahui bahwa perawat sudah memenuhi penggunaan APD tapi masih ada beberapa kekurangan. Alat pelindung diri yang sering digunakan di ruang operasi adalah bedah masker dan sarung tangan medis, sementara pelindung diri perlengkapan yang jarang digunakan adalah baju pelindung / celemek, sepatu pelindung dan kacamata. Tambahan, perawat menggunakan masker bukan untuk satu tindakan medis, tetapi untuk satu shift kerja. Sedangkan pelindung diri peralatan yang sering digunakan di ruang paru-paru adalah masker bedah, masker N95, sarung tangan medis dan celemek. Sepatu pelindung dan kacamata adalah APD itu jarang digunakan di ruang paru-paru. Masker N95 dan masker bedah juga tidak digunakan untuk satu tenaga medis tindakan, tetapi untuk satu shift kerja. Kondisi ini akan meningkatkan resiko penularan penyakit di RSU X. Penggunaan APD yang tidak optimal disebabkan oleh kebiasaan buruk perawat dan ketersediaan APD.

Perbaikan dan pelatihan perlu didilakukan oleh pihak manajemen RSU X  untuk meningkatkan kepatuhan menggunaan APD serta menjamin ketersediaan APD yang diperlukan. Penilaian kepatuhan  juga sebaiknya dapat dilakukan secara rutin.

Penulis: Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS

Sumber  :

The Correlation between Perceptions and Compliance in the Use of Personal Protective Equipment of Nurses at RSU Haji Surabaya

IJOSH 2021 https://e-journal.unair.ac.id/IJOSH/article/view/16234

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp