HPHC pada Heated Tobacco Product, Apa itu?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by iNews

Indonesia memiliki sekitar 65 juta perokok dan menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Prevalensi merokok di Indonesia belum menurun meski kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia sudah sangat agresif. Kondisi darurat rokok di Indonesia pada kenyataannya belum secara efektif ditangani dengan kebijakan pengendalian tembakau yang sudah diterapkan. Tingginya jumlah perokok di Indonesia menunjukkan diperlukannya pendekatan baru dalam menyelesaikan permasalahan ini.       

Merokok sudah lama dikaitkan secara ilmiah dengan kenaikan tingkat morbiditas dan kematian dini (prematur). WHO menyatakan bahwa sebagian besar bahaya kesehatan akibat merokok adalah adanya paparan terhadap asap rokok (smoke aerosol), yang terbentuk dari proses pembakaran tembakau pada rokok konvensional. Hal ini yang mendorong diterapkannya konsep pengurangan bahaya (harm reduction) tembakau dengan mencoba mencari produk yang tetap dapat digunakan oleh orang-orang masih terus mau menggunakan tembakau, tapi dengan risiko yang lebih rendah.

Dalam kaidah toksikologi, risiko timbulnya gangguan kesehatan oleh bahan toksik, sangat ditentukan oleh dosis paparan (exposure), yaitu sejumlah bahan toksik yang riil sudah masuk ke dalam tubuh. Sementara itu, dosis paparan sangat ditentukan oleh kadar dan lamanya paparan. Dengan demikian, jika kadar paparan lebih rendah, maka dosis paparan juga menjadi lebih rendah, selanjutnya potensi toksisitasnya juga menurun. Begitu pula sebaliknya jika kadar paparan menjadi tinggi, maka risiko atau potensi toksisitasnya akan meningkat. Seiring dengan konsep pengurangan bahaya dan meningkatnya kesadaran akan risiko kesehatan yang berhubungan dengan merokok dan perkembangan teknologi yang mutakhir, lahirlah inovasi berupa produk tembakau yang dipanaskan sebagai alternatif pengganti yang lebih rendah risiko daripada rokok konvensional. Produk tembakau yang dipanaskan atau heated tobacco product (HTP) merupakan salah satu contoh dari produk tembakau alternatif yang tidak mengalami proses pembakaran, melainkan hanya proses pemanasan.

Ketika rokok terbakar, dalam banyak publikasi, disebutkan sekitar 6.000 – 8.000 macam senyawa kimia yang ada dalam asap rokok. Senyawa kimia dalam asap rokok sangat kompleks dan dinamis. Dinamis dalam hal ini dimaksudkan bahwa sifat fisiko-kimiawi senyawa yang terkandung juga cepat berubah-ubah, misalnya uap yang dihasilkan dari proses pembakaran, segera berubah menjadi partikel, atau sebaliknya. Dapat juga, ukuran partikel yang ada, dapat berubah-ubah ukurannya. Hal ini berbanding terbalik dengan HTP. Penelitian oleh produsen HTP dan beberapa lembaga independen menemukan bahwa dengan menghilangkan proses pembakaran, terjadi penurunan kadar senyawa kimia berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan (HPHC) pada HTP hingga 90% dibandingkan dengan HPHC yang dihasilkan rokok referensi 3R4F.

Saat ini, sudah banyak hasil penelitian dari luar negeri yang mencoba menganalisis produk tembakau yang dipanaskan. Penelitan sebelumnya dirangkum secara singkat, termasuk diskusi singkat tentang tantangan dengan adaptasi metode analitik standar yang digunakan untuk asap tembakau.

Prinsip dasar alasan munculnya produk tembakau yang dipanaskan, adalah sebagai alternatif  pilihan kepada orang yang menginginkan nikotin tetapi dengan risiko kesehatan yang lebih rendah. Risiko kesehatan pada perokok lebih disebabkan oleh paparan terhadap HPHC yang timbul dari proses pembakaran, bukan karena paparan nikotin. Tidak cukup bukti bahwa nikotin adalah karsinogenik.

Gas CO, CO2 dan NOx adalah petanda (marker) pembakaran, dengan mengeliminasi proses pembakaran, kadar gas CO, CO2 dan NOx pada HTP mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan asap rokok konvensional.

Pada penggunaan produk tembakau yang dipanaskan tidak terjadi pembakaran, tetapi hanya pemanasan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kadar dari petanda (marker) pembakaran yaitu CO, CO2 dan NOx dalam HTP.  Kadar CO ekshalasi – sebagai biomarker paparan CO pada pengguna HTP jauh lebih rendah dibanding pengguna rokok konvensional. 

Kadar HPHC di udara ruang kantor, perumahan (indoor air quality) yang dipapar dengan HTP dan rokok konvensional terdapat perbedaan. Secara umum, kadar HPHC ruangan yang terpapar aerosol HTP menunjukkan kadar HPHC yang lebih rendah daripada ruangan yang terpapar asap rokok, kecuali untuk beberapa senyawa, yaitu nikotin dan asetaldehid yang setara dengan rokok konvensional. Selain itu, ditemukan fakta bahwa senyawa H2O2 – salah satu senyawa radikal bebas golongan ROS (reactive oxygen species) – kadarnya sekitar 5 kali lebih kecil pada aerosol HTP dibanding rokok konvensional. Studi tersebut menguatkan studi yang sudah ada yang menyimpulkan bahwa kadar senyawa-senyawa kimia dalam asap utama (mainstream smoke) dari rokok konvensional kadarnya sebagian besar 90% lebih tinggi dibanding produk tembakau yang dipanaskan (HTP). Adanya penurunan konsentrasi sebagian besar HPHC pada HTP dibandingkan dengan rokok konvensional.

Hampir semua parameter pada HTP kadarnya lebih rendah daripada rokok konvensional, walaupun penurunannya bervariasi. Penurunan yang tidak terlalu besar terjadi pada parameter TPM, air dan tar (NFDPM). Sementara itu parameter lain 70-99% lebih rendah pada HTP. Beberapa studi yang mempelajari 9 TobReg priority constituents pada rokok konvensional dan HTP menunjukkan bahwa kadar HPHC dari HTP sebagian besar lebih rendah daripada rokok konvensional. Semua 9 senyawa HPHC yang direkomendasikan untuk diturunkan (nine TobReg priority constituent) terbukti bahwa pada HTP kadarnya minimal 90% lebih rendah. Kadar 9 senyawa HPHC dan senyawa toksik lainnya, juga menunjukkan hasil yang mirip. Kesimpulan yang dapat diambil adalah kandungan 9 TobReg priority constituents pada rokok konvensional dan HTP menunjukkan bahwa kadar HPHC dari HTP sebagian besar lebih rendah daripada rokok konvensional.

Penulis: Putri Ayuni Alayyannur, S.KM.,M.KKK.

Judul artikel: The Content of Harmful and Potentially Harmful Constituents in Heated Tobacco Product: Systematic Review

Nama Jurnal; Journal of Drug Delivery and Therapeutics

Link: http://jddtonline.info/index.php/jddt/article/view/4830

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp