Invasi Ikan Nila di Perbatasan Indonesia-Filipina

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Danadesa id

Ikan Nila masuk dalam daftar 10 hewan invasif di dunia yang penyebarannya merata ke seluruh benua kecuali Antartika. Di Banyak Negara seperti Brazil, Australia dan Amerika Serikat, ikan nila menjadi wabah karena populasinya yang tidak terkendali. Bahkan di Afrika sendiri banyak negara mengeluhkan keberadaan ikan nila yang jauh meninggalkan habitat asalnya dan menjadi inavsif diwilayah baru. Di Indonesia ikan Nila didatangkan dari Taiwan pada tahun 1960-an dengan harapan mampu menjadi komoditas baru perikanan air tawar. Tetapi dalam perjalanannya ikan Nila menyebar ke berbagai wilayah Indonesia secara tidak terkontrol. Salah satu daerah di Indonesia yang mengalami dampak terparah dari ikan Nila adalah danau-danau di pedalaman Sulawesi yang memiliki banyak sekali ikan dan udang endemik. Menurut pengamatan banyak peneliti, ikan Nila menjadi kompetitor satwa akuatik endemik di wilayah tersebut sehingga ikan populasinya semakin menurun.

Di daratan utama seperti Sumatera, Kalimatan, Jawa, Sulawesi dan Papua, penyebab utama dari tersebarnya ikan nila ke perairan umum adalah cara budidaya ikan yang kurang baik. Ikan Nila afkir sengaja dibuang ke sungai atau danau karena dinilai tidak produktif lagi, padahal tindakan tersebut membuat ika nila berkembangbiak diluar kontral kolam budidaya. Hal ini juga diperparah oleh ketidak tahuan dinas terkait dalam melakukan restocking ikan di alam. Banyak diantara mereka justru melepas ikan Nila ke perairan umum dengan harapan ikan ini bisa menjadi mata pencaharian penduduk, padahal tindakan ini sangat fatal. Terjadi perbedaan tujuan dan kepentingan antara sektor pangan dan konservasi. Sektor pangan jelas menganggap ikan Nila sanggup menyediakan protein hewani berbasis ikan yang murah, akan tetapi ditinjau dari sudut pandang konservasi ikan ini jelas merugikan. Selain bisa menyingkirkan ikan lokal, ikan Nila juga bisa menjadi vektor penyakit bagi organimse akuatik lainnya.

Ikan Nila hampir tersebar luas ke seluruh pulau utama Indonesia. Fakta ini mendorong peneliti Universitas Airlangga dari Fakultas Perikanan dan Kelautan bekerjasama dengan Generasi Biologi Indonesia (NGO) untuk melakukan kajian di wilayah terpencil terutama di wilayah pulau-pulau konservasi di Laut Sulawesi, tepatnya di perbatasan Indonesia-Filipina, Pulau Sangihe, Kepualuan Tahuna. Hasil penelitian menujukkan ikan Nila terdapat di sungai Laine dimana sungai tersebut secara alami memiliki ikan native yang populasinya rentan seperti ikan gobi air tawar Scyopus auxilimentus. Tidak diketahui secara pasti bagaimana ikan Nila bisa masuk ke wilayah Tahuna, tetapi kemungkinan terbesar dilakukan oleh oknum masyarakat yang belum mengetahui fakta bawah ikan Nila tidak boleh dilepaskan ke sembarang tempat. Meski memiliki toleransi terhadap kadar garam, kecil kemungkinan terjadi migrasi ikan Nila dari satu pulau ke pulau lainnya. Satu-satunya kemungkinan hanya karena campur tangan manusia.

Penulis: Veryl Hasan Departemen Akuakultur. Email: veryl.hasan@fpk.unair.ac.id

Referensi: Serdiati N, Insani L, Safir M, Rukka AH, Mangitung SF, Valen FS, Tamam MB and Hasan V. 2021. Range expansion of the Invasive Nile Tilapia Oreochromis niloticus (Perciformes: Cichlidae) in Sulawesi Sea and first record for Sangihe Island, Tahuna, North Sulawesi, Indonesia. Eco. Env. & Cons. 27 (1): 168-171.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp