APDOVI Adakan Rakernas Pertama, Usaha Link and Match Industri dan Pendidikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Asosiasi Profesi Dosen Vokasi Indonesia (APDOVI) merupakan sebuah organisasi/perkumpulan dosen yang beranggotakan individu dosen vokasi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi vokasi, baik negeri maupun swasta. Organisasi ini didirikan pada tanggal 17 Juni 2020 yang dihadiri para pendiri dan dideklarasikan  pada tanggal 19 Juni 2020 serta tercatat secara resmi di Kemenkumham dengan Akte Pendirian Nomor: AHU-0000445.01.07. TAHUN 2021.

Dalam struktur organisasinya, APDOVI diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, DEA dari Universitas Indonesia dan Wakil Ketua adalah Prof. Dr. Retna Apsari, M. Si dari Universitas Airlangga. APDOVI ini menjadi wadah bagi dosen-dosen vokasi untuk mengasah, mengembangkan diri, dan meningkatkan kompetensi dalam rangka mempersiapkan peserta didik sebagai SDM unggul yang kreatif dan inovatif dalam berkolaborasi dan bermitra dengan dunia usaha dan dunia industri.

Salah satu amanat AD/ART APDOVI adalah Badan Pengurus melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tahunan untuk mengevaluasi program kerja sebelumnya dan merencanakan program kerja yang akan datang. Dalam Rakernasnya yang pertama tanggal 19 Juni 2021 yang diselenggarakan secara daring dengan tema “Membangun Profil Dosen Vokasi Untuk Penguatan Vokasi Indonesia”. Rakernas itu akan dihadiri oleh unsur pengawas, pengurus, dan  para anggota yang tersebar di sembilan kompartemen.

Rakernas kali ini menghadirkan narasumber yang kompeten dari unsur pemerintah, sebagai penentu kebijakan dan dari unsur BUMN, serta para praktisi dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Sebagai keynote speaker rakernas adalah Direktur Jendral Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI, Wikan Sakarinto, ST., M.Sc., Ph.D.

Dirjen menyampaikan apresiasi atas keberadaan APDOVI dan terselenggaranya Rakernas ke-1 ini. Lebih lanjut, ia menekankan adanya link and match antara dunia pendidikan vokasi dengan DUDI harus diimplementasikan secara nyata, lebih luas, kreatif, dan inovatif agar para peserta didik memiliki kemampuan soft skills yang kuat (soft competences, leadership dan pengembangan karakter), mindset yang terbuka, dan memiliki karakter pembelajar mandiri sepanjang hayat.

Itulah pentinya mempersiapkan profil dosen vokasi yang siap membangun bangsa, membangun pendidikan vokasi hari ini dan masa depan, serta mampu menciptakan alternatif dan mampu berkolaborasi dengan stakeholders, masyarakat DUDI, kewirausahaan/UMKM, dan pemda, namun harus dipastikan ketersediaan aspek peralatan laboratorium dan fasilitas lain sesuai perkembangan Iptek. Sehingga, technical skills dan hards skills dapat berkembang secara kondusif.

Adanya link and match secara komprehensif dan integratif dengan konsep “Strat from the End” antara Pendidikan Vokasi dan DUDI, dimana saat ini pendidikan vokasi secara nyata memiliki peran strategik untuk mewujudkan SDM unggul dan berkualitas. Lebih lanjut, Dirjen mengatakan bahwa konsep Strat from the End ini memberikan kesempatan bagi DUDI untuk memberikan penetrasi bagi dunia pendidikan dalam menciptakan driving aspect dalam materi kurikulum dan pembelajaran sehingga sejak awal pembelajaran sudah didrive secara positif oleh DUDI (dunia pendidikan tidak berjalan sendiri).

“Walaupun dunia termasuk Indonesia saat ini mengalami pandemi Covid-19, kita tidak boleh kalah, kita tetap optimis, kita harus tetap survive, tetap menciptakan inovasi di bidang pendidikan agar jangan sampai terjadi learning loss bagi generasi saat ini,” ucap Dirjen.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp