Pengetahuan dan Kesadaran Pengelolaan Limbah Biomedis dikalangan Mahasiswa Kedokteran Gigi.

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Menurut WHO, limbah biomedis diartikan sebagai semua bahan yang tanpa melalui proses pengolahan dan dibuang yang merupakan hasil dari aktifitas perawatan pada manusia dan hewan yang memiliki kemungkinan menularkan suatu penyakit, mikroorganisme, atau bahan lain apapun pada manusia. Sedangkan menurut penelitian sebelumnya oleh Singh menyatakan bahwa limbah biomedis merupakan limbah yang dihasilkan dari seluruh rangkaian proses diagnosa, perawatan, imunisasi pada manusia dan hewan, serta penelitian pada produksi atau uji coba bahan biologis.

Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan dan penelitian, menemukan bahwa jumlah limbah beracun semakin meningkat dan menyebabkan ketidak-stabilan ekosistem. Instalasi pelayanan kesehatan pun tidak luput dari adanya masalah limbah ini, karena dalam melaksanakan perawatanpun pelayanan kesehatan memproduksi limbah biomedis yang dapat meningkatkan potensi infeksi penyakit, seperti yang telah ditemukan pada banyaj penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa limbah biomedis dapat menyebabkan infeksi Hepatitis-B dan AIDS. Pengelolaan limbah yang tidak benar akan memberikan dampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan, meskipun telah diketahui bahwa limbah yang berpotensi menularkan penyakit sekitar 10-20%.

Limbah yang dihasilkan di klinik dan rumah sakit pendidikan kedokteran gigi sama dengan yang dihasilkan oleh rumah sakit lain yang sebagaian besar terdiri dari limbah umum dan sebagian kecil limbah berbahaya, seperti penggunaan alat sekali pakai, alat-alat tajam, limbah yang mengandung merkuri, limbah menular (alat dan bahan yang mengandung darah), limbah yang mengandung timbal dan bahan-bahan kimia lainnya. Limbah-limbah tersebut berpotensi merusak alam jika tidak dikelola dengan baik.

Pengelolaan limbah biomedis ini berbeda dengan penbgelolaan limbah rumah tangga maupun industri. Pengelolaan limbah biomedis merupakan salah satu tantangan yang besar saat ini karena kaitannya dengan kesehatan manusia. Kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan limbah ini mengakibatkan para dokter gigi dan dokter gigi spesialis juga memiliki andil terhadap kerusakan alam dan penularan penyakit.     

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 166 mahasiswa sarjana tingkat akhir dan pendidikan spesialis kedokteran gigi ini didapatkan hasil bahwa para mahasiswa sarjana tingkat akhir dan pendidikan spesialis kedokteran gigi memiliki pengetahuan dan kesadaran yang baik mengenai pengelolaan limbah biomedis, dengan rincian 92.8% mahasiswa mengetahui tentang metode pemisahan limbah, 98.8% mahasiswa mengetahui pentingnya pengelolaan limbah biomedis, bahayanya, serta peraturan yang mengatur mengenai pengelolaan limbah ini, serta 94.5^ mahasiswa mengetahui perlunya memasukkan materi mengenai pengelolaan lembah biomedis ke dalam kurikulum pendidikan dokter gigi. Semua hasil penelitian ini selaras dengan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan diberbagai negara.

Peneliti pada penelitian ini merekomendasikan adanya pelatihan dan pendidikan mengenai pengelolaan limbah biomedis pada seluruh mahasiswa serta staf pelayanan kesehatan dengan pengawasan berkelanjutan secara berkala.

Penulis: Mohammad Ahmed Qasim Aljunaid dan Aryo Dwipo Kusumo

Data tambahan untuk artikel ini dapat dilihat secara online di: https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/10726

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp