SENARAI: Bincang Akademis dengan Dosen FIB UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyampaian materi oleh Dr. Ni Wayan Sartini, Dra.,M.Hum. melaui zoom pada Selasa, (8/06/2021).

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menyelanggarakan Seminar Humaniora (SENARAI) sebagai ruang untuk memaparkan hasil riset para dosen kepada publik. SENARAI ketiga ini dilaksanakan pada Selasa (8/6/2021) melalui Zoom meeting dengan menghadirkan narasumber tiga dosen FIB.

Ketuga narasumber itu adalah Dr. Ni Wayan Sartini, Dra.,M.Hum. yang memaparkan materi “Langskap Linguistik Pencegahan Penyebaran Covid-19”; Dr. Sarkawi B. Husain, S.S.,M.Hum. memaparkan materi “Menjemput Kerinduan Keluarga: Penyelesaian dan Pengembalian Tahanan Politik Pulau Buru ke Masyarakat, 1969-979”; dan Dr. Edy Jauhari, Drs.,M.Hum. memaparkan “Kritik dan Kontrol Sosial di Era Reformasi”.

Menyampaikan presentasi pertama, Dr. Ni Wayan Sartini, Dra.,M.Hum. membahas karakteristik Langskap Linguistik (LL) pencegahan Covid-19 khususnya di wilayah Jawa Timur. Menurut Wayan, karakteristik LL ini merupakan kontestasi bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris dengan tipe monolingual, bilingual, dan multilingual. LL tersebut mengandung daya ilokusi direktif.

“Karakteristik LL pencegahan penyebaran Covid-19 di Jatim merupakan kontestasi bahasa yaitu ada bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris, jadi berkontestasi untuk menyampaikan suatu fakta. Kemudian kontestasi tersebut membentuk tipe-tipe LL monolingual, bilingual, dan multilingual. Karakterisitik LL yang khas adalah penggunaan bahasa Jawa sebagai ciri kelokalan. Daya ilokusi yang tampak pada LL adalah direktif yang berbentuk direktif langsung atau direct directive dan direktif tidak langsung atau indirect directive,” jelas dosen Bahasa dan Sastra Indonesia itu.

Selanjutnya, Dr. Sarkawi B. Husain, S.S., M.Hum. memaparkan beberapa pertimbangan pemerintah berkaitan dengan pemulangan tahanan Pulau Buru kepada keluarga dan kampung halaman. Sarkawi menjelaskan ada tiga alasan penyebab dipulangkannya tahanan Pulau Buru yakni alasan kemanusiaan, ketiadaan dasar hukum, dan tekanan politik internasional.

Penyampaian materi oleh Dr. Sarkawi B. Husain, S.S.,M.Hum. melalui Zoom pada Selasa, 8/06/2021)

“Ada tiga atau empat alasan yang menyebabkan kenapa tiba-tiba dipulangkan, tapi yang paling dominan adalah tekanan dari pihak luar negeri terutama Belanda. Tekanan politik internasional ini sangat kuat sehingga pemerintah mau mengembalikan mereka ini. Alasan yang lain banyak mengatakan tidak ada sama sekali dasar hukum yang kita tahu tidak ada pengadilan, kemudian alasan kemanusiaan,” jelas dosen Ilmu Sejarah itu.

Selanjutnya Dr. Edy Jauhari, Drs.,M.Hum. memaparkan kritik sebagai kontrol sosial dilihat dari prespektif linguistik, khusunya pragmatik. Edy menjelaskan bahwa kritik merupakan tindakan lingusitik sebagai salah satu bentuk kontrol sosial. Kritik befungsi untuk mencegah perilaku menyimpang dan mengendalikan tindakan yang tidak sesuai dengan norma.

“Kritik ini merupakan suatu tindakan lingusitik atau linguistic action yang merupakan salah satu bentuk kontrol sosial. Kritik sesungguhnya merupakan salah satu bentuk kontrol sosial, kalau menghina bukan kontrol sosial tapi ktirik kontrol social,” jelas dosen Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut.

Seminar yang diikuti oleh puluhan orang tersebut tidak hanya dihadiri oleh dosen-dosen FIB. Mahasiswa dan alumni FIB juga turut hadir dalam seminar tersebut. (*)

Penulis: Wiji Astutik

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp