Penjelasan Pakar Kardiologi UNAIR Tentang Sudden Cardiac Death Saat Olahraga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. dr. Meity Ardiana SpJP(K)., FIHA., FICA., FAsCC., pakar kardiologi UNAIR. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Olahraga dilakukan secara berlebihan dan tidak terlatih dapat menimbulkan efek buruk yang tidak diinginkan. Salah satu yang seringkali terdengar adalah kejadian Sudden Cardiac Death (SCD) atau kematian jantung mendadak.

Dr. dr. Meity Ardiana SpJP(K)., FIHA., FICA., FAsCC., salah satu dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan bahwa terdapat tiga penyebab utama SCD dapat terjadi. Pertama, karena memiliki riwayat penyakit jantung koroner akut maupun kronis, kedua karena terjadi aritmia atau gangguan irama listrik jantung di luar kendali sehingga menyebabkan jantung berhenti berdetak dan terakhir karena disfungsi jantung akibat penebalan otot jantung dan timbulnya jaringan parut pengganti otot jantung.

Lebih lanjut, dr. Meity mengungkapkan bahwa seseorang yang tidak teratur melakukan aktivitas fisik memiliki risiko lebih tinggi mengalami SCD dari pada seseorang yang berolahraga secara rutin. Selain itu, aktivitas fisik yang ekstrim juga menyebabkan efek yang berbahaya khususnya bagi seseorang yang memiliki penyakit jantung.
“Individu dengan riwayat penyakit jantung sangat disarankan untuk berolahraga, namun harus tetap sesuai dengan prescription atau peresepan oleh ahli jantung. Dokter akan menyesuaikan dengan faktor risiko, kebiasaan olahraga dan kemampuan individu tersebut,” jelas dr. Meity yang juga seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah itu.

Bagi individu dengan riwayat penyakit jantung, tambah dr. Meity, maka cara aman dalam berolahraga harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli jantung untuk menentukan kemampuan cardiorespiratory fitness (kebugaran jantung dan paru-paru). Tidak hanya itu, individu tersebut juga harus secara rutin mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dan harus melakukan olahraga yang sesuai dengan anjuran ahli jantung.

“Apabila sebelum beraktivitas terdapat keluhan seperti nyeri dada, sesak atau nadi yang berdenyut cepat atau tidak teratur, terdapat bengkak kaki dan lain-lain maka harus segera pergi ke dokter jantung dan memeriksakan kesehatannya terlebih dahulu,” ucapnya pada Rabu (26/05/21).

Beberapa jenis olahraga yang biasa dianjurkan oleh individu dengan riwayat penyakit jantung adalah aerobic exercise seperti bersepeda, berjalan kaki dan berenang. Pada pasien berusia tua, sambung dr. Meity, harus berhati-hati ketika berolahraga karena biasanya terdapat gangguan keseimbangan tubuh.

Terakhir, dr. Meity berpesan kepada masyarakat untuk menjaga kebiasaan pola makan, kebiasaan berolahraga dan menghindari stres agar dapat mencegah timbulnya penyakit jantung. Kemudian, untuk masyarakat yang memiliki penyakit kolesterol, darah tinggi dan lain-lain maka dianjurkan untuk rutin melakukan kontrol karena penyakit tersebut adalah beberapa faktor risiko timbulnya penyakit jantung.

UNAIR sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia mendorong seluruh civitas akademika untuk berkontribusi kepada masyarakat luas.
(*)

Penulis: Dita Aulia Rahma

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp