Manfaat dan Cara Membaca Informasi Nilai Gizi pada Minuman Kemasan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh klik Dokter

UNAIR NEWS – Minuman kemasan saat ini sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Tidak hanya pasar modern yang menjualnya namun toko kelontong di dekat rumah saat ini juga menyediakannya. Tentu hal ini membuat masyarakat tidak kesulitan untuk menemukan produk tersebut. Bahkan restoran cepat saji menjadikan minuman kemasan sebagai pendamping menu yang mereka tawarkan.

Saat membeli minuman kemasan tentu expired date menjadi hal yang dilihat sebelum memutuskan membelinya. Disamping itu, informasi nilai gizi yang tertera pada kemasan juga harus diperhatikan. Informasi nilai gizi pada kemasan bukan sebagai hiasan semata yang mempercantik tampilan. “Informasi nilai gizi yang tertera itu bermanfaat untuk menghitung seberapa banyak jumlah minuman yang bisa kita konsumsi berdasarkan zat gizi yang terkandung di dalamnya,” ujar Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH yang merupakan Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Stefania menjelaskan hal pertama yang harus diperhatikan pada informasi nilai gizi adalah informasi takaran saji. “Informasi yang tercantum biasanya menampilkan kandungan gizi per sajian bukan per kemasan. Misalnya dalam produk softdrink dalam volume 1,5 liter, informasi nilai gizi per 330 ml,” katanya.

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah kandungan zat gizi berisiko yaitu gula. “Jika dalam kemasan softdrink tertera mengandung jumlah gula 31 gram, artinya setiap 1/5 botol yang kita konsumsi terkandung 60% kebutuhan gula maksimal kita. Sehingga kita hanya boleh mengkonsumsi kurang lebih 1 sendok makan dari makanan atau minuman lainnya dalam hari yang sama,” jelasnya. Jumlah zat gizi lain yang tinggi risiko seperti natrium, energi, lemak atau kolesterol tak luput dari perhatian .

Memperhatikan informasi nilai gizi pada kemasan minuman dapat membantu seseorang untuk mengontrol asupan gula harian pada tubuhnya agar tidak berlebihan. Stefania mempunyai cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menjaga kebutuhan gula hariannya. Yaitu, kenali kebutuhan harian atau gunakan pemanis buatan.

“Manfaatnya kita dapat lebih mudah memperkirakan apa makanan atau minuman yang dikonsumsi sudah kelebihan gula atau belum,” terangnya.

Secara sederhana, anjuran maksimal untuk mengkonsumsi 4 sendok makan gula atau 50 gram per hari yang dapat diartikan bahwa seseorang dapat mengkonsumsi sekitar 2 jenis makanan atau minuman manis per hari. “Kita juga bisa mengkombinasikan makanan atau minuman bergula dengan sayur atau buah agar kita tidak hanya mendapat gula saja tapi mineral dan vitamin,” ujar Stefania.

Selain itu, penggunaan pemanis buatan juga harus diperhatikan jumlah serta jenis konsumsinya karena setiap pemanis buatan juga punya batas aman. “Contohnya jenis pemanis buatan aspartame yang punya batas aman sekitar 50 mg/KgBB/hari atau sekitar 30 gram per hari,” tutupnya.

UNAIR sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia, mendorong seluruh sivitas akademika untuk berkontribusi kepada masyarakat luas.(*)

Penulis : Icha Nur Imami Puspita

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp