Dosen FKp UNAIR Beri Tips Menjadi Nursepreneur Sukses

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ferry Efendi S.Kep.Ns., M.Sc., PhD, pencipta startup aplikasi “Pasar Kerja Perawat”. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Salah satu indikator SDGs (Sustainable Development Goals) dalam upaya mengentaskan kemiskinan adalah dengan memiliki pekerjaan yang layak serta perekonomian yang berkembang. Namun, pada masa pandemi Covid-19 ini selain menciptakan krisis kesehatan masyarakat, juga secara nyata mengganggu aktivitas ekonomi nasional, sehingga harus ditanggulangi dengan penuh perhatian terutama bagi lulusan pendidikan perawat untuk menjadi nursepreneur yang handal.

Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., PhD., salah satu Dosen Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKp UNAIR) mengatakan, keperawatan adalah kelompok pekerjaan terbesar di sektor kesehatan, terhitung sekitar 59% dari profesi kesehatan. Namun, belum banyak bisnis atau startup yang dikembangkan oleh perawat.

“Perawat merupakan peran sentral dalam mencapai SDGs dan UHC (Universal Health Coverage) guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan, menjadi nursepreneur merupakan salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut,” ungkap dosen yang akrab dipanggil Ferry itu.

Lebih lanjut, Ferry mengatakan dunia sedang berada pada era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Era ini menggambarkan keadaan yang penuh dengan ketidakjelasan dan tidak berarah sehingga ini menjadi ladang kesempatan bagi perawat dalam mengembangkan karir.

“Kewirausahaan dalam keperawatan penting untuk perluasan visibilitas dan konsolidasi profesi sebagai ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Dengan begitu, masyarakat dapat mengetahui kemajuan profesi perawat melalui misi sosial dan kesehatan,” paparnya yang juga seebagai pencipta startup aplikasi Pasar Kerja Perawat itu.

Terdapat tiga tipologi kewirausahaan dalam keperawatan yaitu kewirausahaan sosial, kewirausahaan kewirausahaan, dan intrapreneurship. Kewirausahaan sosial merupakan jenis wirausaha untuk memobilisasi dan mentransformasi masyarakat, kemudian kewirausahaan kewirausahaan adalah jenis wirausaha yang berorientasi pada bisnis, sedangkan intrapreneurship berkaitan dengan wirausahawan pada perusahaan atau instansi.

“Contoh dari kewirausahaan sosial seperti menjadi pelatih kesehatan perawat dan konsultasi telehealth, kemudian pada bidang kewirausahaan kewirausahaan bisa menjadi penulis atau editor lepas, yang terakhir yaitu intrapreneurship seperti menjadi perawat rumah sakit atau penyedia perawatan khusus,” tandasnya.

Menurut Ferry, ada banyak hal yang harus dilakukan oleh perawat saat ingin berkiprah di dunia wirausaha. Namun salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan yaitu mencari sumber daya lokal untuk mengembangkan keterampilan bisnis dengan membangun jaringan yang aktif di dalam komunitas.

“Jangan dibatasi oleh sumber daya saat ini namun bangunlah jaringan yang aktif di dalam komunitas serta pahami tentang kebijakan publik yang berlaku,” jelasnya.

Pada akhir, Ferry menekankan bahwa dalam memulai sebuah wirausaha harus mencari kesempatan atau masalah masyarakat pada era itu. Kemudian berupaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin muncul, serta memahami pentingnya kewirausahaan.

“Bukalah bisnis Anda dan gunakan keterampilan serta sertifikasi yang Anda miliki, sehingga itu bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan diri dan juga profesi, serta dapat mencapai tujuan SDGs dan UHC,” pungkasnya.

UNAIR sebagai universitas terbaik di Indonesia mendorong seluruh civitas akademika untuk selalu berwawasan dan berdaya saing global. (*)

Penulis: Adelya Salsabila Putri

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp