Temuan Otopsi Kasus Cedera Organ Hati Akibat Trauma Tumpul

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alodokter

Trauma atau cedera merupakan penyebab kematian ke-7 di dunia. Trauma perut adalah cedera organ ketiga yang paling umum. Trauma tumpul abdomen mewakili 75% dari semua cedera trauma tumpul. Hal itu terjadi akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian, dan penganiayaan. Cedera organ padat yang paling umum pada trauma tumpul adalah cedera hati. Cedera hati terjadi pada sekitar 5% dari semua trauma. Kematian akibat cedera hati bergantung pada derajat cedera. Semakin meningkat derajat cedera berarti meningkatkan mortalitas. Pada pemeriksaan luar kami menemukan tampak kebiruan pada bibir atas dan bawah. gusi, ujung jari dan kuku pada kedua tangan dan kaki. Kelainan tersebut lazim  ditemukan pada asfiksia condition. Tampak pucat di kelopak mata atas. Luka memar pada kelopak mata bawah, pipi kiri, dagu, selaput lendir bibir atas dan bawah, lengan kanan atas, dada dan perut bagian atas. Laserasi pada selaput lendir bibir bawah. Memar dan laserasi ini karena trauma benda tumpul mekanis.

Pada pemeriksaan otopsi ditemukan resapan darah pada otot kepala bagian atas, tulang tengkorak, otot leher kanan dan kiri, otot dada, perut bagian atas. Ditemukan dua puluh mililiter perdarahan subaraknoid. Organ paru-paru tampak pucat. Organ limpa tampak mengkerut. Perut berisi makanan kasar. Laserasi pada hati lobus kanan anterior dan posterior berukuran 7 cm x 5 cm dan dalam lebih dari 1 cm. Hal ini  menyebabkan kerusakan pembuluh darah vena portal. Ditemukan  perdarahan rongga perut sebanyak 2000 ml. Penting untuk memprediksi waktu kematian. Ditemukan lebam mayat (livor mortis) yang hilang dengan penekanan, dan kaku otot (rigor mortis) pada anggota gerak atas dan bawah, yang mudah dilawan.. Namun, karena mayat disimpan di lemari pendingin, sehingga memperkirakan waktu kematian menjadi sulit. Suhu dingin memperpanjang kekakuan jenazah dan proses dekomposisi. Kita bisa memperkirakan waktu kematian dengan mengetahui isi lambung berupa makanan kasar. Artinya korban meninggal 2-3 jam sebelum ditemukan, yaitu pukul 20.30 – 21.30 WIB.

Trauma tumpul abdomen dapat disebabkan oleh tendangan, hentakan dan pukulan berat. Faktor-faktor yang mempengaruhi beratnya trauma tumpul pada rongga perut adalah ukuran benda tumpul, kekuatan, organ yang terluka dan kondisi saat terjadi benturan. Cedera intra abdominal yang parah dapat muncul tanpa bekas pada kulit. Organ hati adalah organ perut terbesar di kuadran kanan atas rongga perut. Karena letak yang anatomis, ukuran yang besar serta kosistensi organ yang  padat, hati sering kali terkena trauma, baik trauma tumpul maupun trauma tajam.  Lobus kanan lima kali lebih mungkin terluka daripada lobus kiri. Cedera akibat trauma tumpul bergantung pada arah gaya dan interaksinya dengan struktur anatomi yang mengelilingi hati. Jika trauma tumpul terjadi tepat di bagian anterior  hati maka akan menyebabkan hati bergeser ke posterior sehingga terjadi laserasi transkapsular pada persambungan antara lobus kanan dan kiri. Hal ini juga dapat menyebabkan laserasi konterkoup hati pada permukaan posterior lobus kanan karena benturan dengan kolumna vertebral seperti dalam kasus ini.

Jika cedera hati mengenai parenkim juga dapat menyebabkan cedera pada vena portal hepatica, arteri hepatica dan vena cava inferior. Perdarahan masif di rongga perut dapat terjadi akibat pecahnya pembuluh darah atau mesenterium padat. Dalam kasus ini, korban kehilangan darah sekitar 2000 ml karena luka robek pada organ hati dan pecahnya vena portal. Perikiraan kehilangan darah pada korban ini adalah 40% kali berat badan, 40% x 50 kg = 2000 ml. Itu berarti Perdarahan kelas III: 31% sampai 40% Volume darah hilang. Pada kasus ini, jumlah kehilangan darah secara konsisten menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik. Kondisi ini bisa langsung menyebabkan kematian.

Derajat cedera pada hati dinilai dengan menggunakan American Association for the Surgery of Trauma Hepatic Injury Scale dan hasilnya telah ditunjukkan pada. Pada kasus ini, derajat cedera hati yang ditemukan adalah derajat III dengan robekan kapsular robekan lebih dari 3 cm kedalaman parenkim, berisi perdarahan aktif dan cedera vaskular (cedera vena portal).

Penulis : Dr.Ahmad Yudianto,dr.SpF.M[K].,SH.,M.Kes

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/202104300740362021_0116_48.pdf

Desy Martha Panjaitan, Ahmad Yudianto, Tutik Purwanti. An Autopsy Review of Liver Injuries Resulting From Blunt Trauma: Case Report, Mal J Med Health Sci 17(SUPP2): 183-185, April 2021

.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp