Perang Dagang Amerika Serikat-Cina Berkontribusi dalam Prediksi Harga Minyak Mentah Brent

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: iNews

Proses produksi di seluruh dunia tidak lepas dari peran harga minyak mentah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa harga minyak mentah merupakan faktor utama penyebab perubahan harga komoditas karena minyak mentah merupakan sumber energi yang paling banyak digunakan dalam perekonomian. Minyak mentah Brent (Brent Crude Oil) adalah minyak mentah yang diproduksi dari laut utara. Ini dianggap sebagai “minyak manis” karena mengandung kurang dari 1 persen sulfur. Minyak mentah Brent juga lebih ringan dari minyak ekstraksi lainnya, sehingga lebih diminati oleh produsen produk minyak bumi.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menggunakan harga minyak mentah Brent sebagai patokan harga minyak internasional. Dua pertiga minyak mentah yang diperdagangkan di seluruh dunia menggunakan harga minyak mentah Brent sebagai patokan, sehingga harga ini agak sensitif terhadap ketegangan geopolitik. Gejolak harga minyak mentah Brent menunjukkan tingkat penurunan dan peningkatan dari waktu ke waktu. Kombinasi faktor invarian dan faktor variabel mempengaruhi volatilitas harga minyak tersebut. Faktor invarian terdiri dari berbagai biaya, seperti biaya eksplorasi, biaya produksi, biaya distribusi, biaya pengemasan, biaya penyimpanan dan lain-lain. Kemudian, faktor variabel terdiri dari aktivitas ekonomi global, jumlah pasokan minyak, jumlah permintaan minyak, nilai tukar dolar Amerika Serikat, geopolitik dan sebagainya.

Pola harga minyak mentah Brent bersifat non-stasioner seiring dengan adanya geopolitik, suplai minyak, permintaan minyak, perang dagang dan konflik ekonomi lainnya. Tren harga minyak mentah pada tahun 1994 hingga 2003 cenderung stasioner, dimana rata-rata bulanan harga minyak mentah brent dibawah $ 25 per barel. Pada tahun 2004, harga rata-rata naik menjadi sekitar $ 49,78 per barel. Berbagai konflik ekonomi menyebabkannya meningkat hingga puncaknya pada Juli 2008 yang mencapai $ 132,72 per barel. Setelah mencapai puncak, harga minyak turun hingga $ 39,95 per barel pada Desember 2008. Salah satu penyebabnya adalah penguatan Dolar AS. Setelah beberapa kali mengalami penurunan, harga rata-rata naik secara bertahap dari Januari 2009 hingga Februari 2013. Namun, kenaikan tersebut tidak berlangsung lama karena rata-rata harga kembali mencapai $ 58,1 per barel pada Februari 2015. Setelah itu, harga rata-rata kembali naik, meski ada beberapa menurun karena perang dagang antara AS dan China.

Salah satu faktor geopolitik yang terjadi saat ini adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Perang dagang atau ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina dimulai pada 22 Maret 2018, setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberlakukan bea masuk sebesar 50 miliar dolar atas barang-barang China yang memasuki Amerika Serikat, dipandu oleh Bagian 301 dari Trade Act tahun 1974. Sebagai imbalannya , Pemerintah pusat China juga memberlakukan bea masuk atas lebih dari 128 produk Amerika Serikat. Perang dagang telah menyebabkan banyak perubahan di bidang ekonomi. Kebijakan bea masuk menyebabkan beberapa penurunan produksi dan penjualan di China. Akibatnya, tingkat konsumsi dan permintaan minyak mentah di China mengalami penurunan. Turunnya permintaan minyak mentah dari konsumen minyak terbesar, ditambah dengan kelebihan pasokan minyak diperkirakan akan menghasilkan volatilitas pada harga minyak mentah Brent. Oleh karena itu, prediksi flutuasi harga minyak mentah perlu dilakukan sebagai upaya preventif bagi berbagai kalangan yang terkait.

Hasil prediksi dengan model ARIMAX (Autoregressive Integrated Moving Average with exogenous input) menyatakan bahwa perang dagang berpengaruh signifikan terhadap rata-rata bulanan harga minyak mentah Brent pada tingkat signifikansi 10 persen. Tingkat akurasi dari prediksi dapat dilihat dari kriteria Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 13,67 persen.

Penulis: Siti Maghfirotul Ulyah

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/5.0042359

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp