Penurunan Kadar Melatonin di Saliva dan Pengaruhnya pada Jaringan Periodontal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ILUSTRASI Jaringan Periodontal. (Foto: konimex.com)
ILUSTRASI Jaringan Periodontal. (Foto: konimex.com)

Melatonin (N-acetyl-5-methoxytryptamine) adalah hormon yang disekresikan oleh kelenjar pineal yang akan disintesis oleh pinealosit, kemudian membawa triptofan bebas dari darah dan mengubah triptofan menjadi oserotonin. Melatonin pada penderita periodontitis bertindak sebagai antiradang dan sebagai antioksidan sehingga dapat menghilangkan radikal bebas dalam tubuh ketika terjadi peradangan pada jaringan periodontal dan juga asanimunomodulator. 

Selain itu, melatoninalsoin-menghibit resorpsi tulang alveolar dan membantu regenerasi tulang alveolar. Penderita periodontitis menunjukkan bahwa tingkat melatonin dalam tubuh mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tingkat melatonin pada orang normal. Hal ini membuktikan bahwa melatonin dibutuhkan dalam proses peradangan dan regenerasi tulang alveolar yang terserap akibat periodontitis.

Melatonin merupakan produk sekresi utama dari kelenjar pineal yang berperan untuk memusnahkan radikal bebas. Melatonin juga merupakan imunomodulator dan antioksidan yang berperan dalam proses inflamasi dan kerusakan sel yang disebabkan oleh turunan oksigen toksik. Melatonin berperan dalam proliferasi kolagen dan jaringan sel. Selain itu, hormon ini berperan sebagai pelindung terhadap regenerasi selul yang berhubungan dengan penuaan dan paparan totoxins.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melatonin berperan dalam mempengaruhi beberapa penyakit, termasuk penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi andoral yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di masyarakat dengan prevalensi penyakit periodontal di semua kelompok di Indonesia adalah 96,58%. Penyakit periodontal merupakan penyakit pada rongga mulut yang menyerang hampir semua manusia di dunia dan mencapai 50% dari total populasi orang dewasa.

Penyakit ini merupakan lesi pada rongga mulut yang menyebabkan daerah penyangga gigi kehilangan struktur kolagennya, dan merupakan respon dari penumpukan bakteri di jaringan periodontal. Jika penyakit periodontal ini tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan gigi lepas. Penumpukan plak bakteri pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal. Plak mengandung lebih dari 500 spesies bakteri, oleh karena itu penyakit periodontal merupakan penyakit yang sulit untuk dicegah dan diobati. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penurunan tingkat melatonin saliva dan penyakit periodontal.

Diskusi

Penyakit ini diawali dengan serangan bakteri, kemudian sel inflamasi akan dirangsang untuk melepaskan radikal bebas untuk menghancurkan bakteri tersebut. Freeradikal yang berlebihan dapat merusak sel-sel di dalam tubuh. Dengan antioksidan sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh, radikal bebas akan dinetralkan. Kondisi jaringan periodonsium dipengaruhi oleh zat antioksidan internal yang diproduksi tubuh untuk menghindari stres oksidatif yaitu ketidakseimbangan radikal oksigen dan non radikal yang dapat merusak sel dengan berbagai mekanisme.

Salah satu penyebab penyakit periodontal adalah adanya spesies oksigen reaktif dirangsang oleh antigen bakteri. Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri anaerob fakultatif gram negatif yang terdapat pada lapisan biofilm subgingiva. Bakteri ini mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan mekanisme pertahanan tuan rumah dalam memperbaiki jaringan yang rusak tetapi pada saat yang sama bakteri tersebut akan menghasilkan racun yang akan menghancurkan epitel dan struktur periodon. Penyakit periodontalini dimulai dengan serangan bakteri, kemudian sel-sel inflamasi akan distimulasi untuk dilepaskan freeradical.

Ketika organisme terkena serangan bakteri, itu memicu respon imun antara bakteri patogen dan inang. Bakteri ini akan menyebabkan pelepasan sitokinin seperti interleukin-6 (IL-6) dan tumornecrosisfactor-lpha (TNF -), sehingga meningkatkan jumlah produksi leukosit polimorfonu-clear.16Leukosit merupakan sel pertama yang akan melawan bakteri patogen yang menyerang jaringan periodontium. Pada tahap awal periodontitis, terjadi peningkatan PMN yang pada saat bersamaan akan meningkatkan pelepasan radikal bebas dalam proses fagositosis melawan infeksi. Penderita penyakit periodontal memiliki kadar PMN yang tinggi dan ROS (spesies oksigen reaktif) yang berlebihan yang akan menyebabkan rusaknya jaringan gingiva, ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan berbagai cara termasuk merusak DNA dan merangsang pembentukan sitokin proinflamasi. Hal ini juga menjelaskan bahwa keterlibatan ROS yang berlebihan berhubungan dengan kerusakan jaringan pada periodonsium.

Proses inflamasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada periodonsium. Awalnya, PMN yang diproduksi memiliki peran protektif terhadap jaringan periodontium. Namun PMN yang teraktivasi secara fungsional akan menunjukkan peningkatan produksi radikal bebas. Produksi prostaglandin juga meningkat karena rangsangan bakteri patogen gram negatif. Enzim seperti kolagenase, hyaluronidase dan elas-tase juga berperan dalam kerusakan sel dan jaringan periodonsium akibat mekanisme kerja enzim tersebut, yaitu menyebabkan gigi mengalami kehilangan perlekatan.

Penulis: Nanda Rachmad Putra Gofur drg,.M.Biomed

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://jmrhs.info/index.php/jmrhs/article/view/318/265

Gofur NRP*, Gofur ARP, Soesilaningtyas, Gofur RNRP, Kahdina M and Putri HM. Decrease of Salivary Melatonin Level in Periodontal Disease: A Review Article. JMRHS4(3),11921198(2021)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp