Pentingnya Menerapkan Prinsip Etik pada Tindakan Keperawatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Alodokter

Aspek etika keperawatan merupakan hal penting bagi perawat di pelayanan. Banyaknya  kasus pelanggaran etik yang terjadi di Indonesia seperti bayi melepuh karena ditinggal perawat,  salah suntik, pasien jatuh, pembiaran pasien sehinga terlambat mendapatkan penanganan  merupakan hal-hal yang masih saja terjadi dalam perawatan pasien. Hal tersebut bisa saja terjadi  karena perawat kurang memperhatikan prinsip etika dalam asuhan keperawatan. Penelitian oleh  Haddad dan Eiger (2018) menunjukkan banyaknya keluhan pasien karena ketidak pedulian  perawat. Etika keperawatan adalah pedoman bagi perawat di dalam memberikan asuhan  keperawatan agar segala tindakan yang diambilnya tetap memperhatikan kebaikan klien. Etika  keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan hubungan antara  perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga klien, dan pengunjung.  

Bagi anda yang berminat untuk menemukan berbagai info peluang cuan bisa mengunjungi situs cuaninaja.com.

Terdapat 7 prinsip etik keperawatan yaitu yaitu; otonomi (menghormati hak pasien), non  malficience (tidak merugikan pasien), beneficience (melakukan yang terbaik bagi pasien), justice (bersikap adil kepada semua pasien), veracity (jujur kepada pasien dan keluarga), fidelity (selalu  menepati janji kepada pasien dan keluarga), dan confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien). Etika keperawatan dan etika kesehatan sampai saat ini menjadi isu yang menarik untuk dibahas  karena setiap hari perawat berhadapan dengan masalah etik. Secara umum beberapa aspek prinsip etik yang sering dilanggar secara tidak sadar oleh  beberapa perawat adalah aspek otonomi, perawat terkadang tidak meminta persetujuan sebelum  melakukan tindakan karena dianggap pasien telah pasrah kepada petugas kesehatan terhadap  kesembuhannya. Pada banyak kasus terlihat bahwa pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai  dengan kode etik keperawatan yang telah ditetapkan. Perawat ingin dikatakan profesional tetapi  dalam proses pelaksanaan masih belum sesuai dan melanggar dari kode etik yang telah ditetapkan.  

Dari hasil penelitian yang kami lakukan terkait survey penerapan prinsip etik bagi  perawat didapatkan hasil paling banyak adalah melakukan tindakan keperawatan tanpa informed  consent dan bersikap kurang peduli dengan pasien. Informed consent merupakan penyampaian  informasi dari dokter atau perawat kepada pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan dan ini  merupakan prinsip otonomy pada pasien. Hal ini penting dilakukan karena setiap pasien berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dijalaninya. Selama ini memasang  infus dianggap biasa dan merupakan prosedur tetap bagi pasien untuk dipasang infus setiap ada  yang masuk rumah sakit tanpa dijelaskan terlebih dahulu dan bagi pasien pun ini sudah menjadi  hal yang biasa. Padahal, saat akan memasang infus dibutuhkan penjelasan dan edukasi kepada  pasien dan keluarga.  

Edukasi pada pasien merupakan salah satu penerapan prinsip etik beneficience pada  pasien. Banyak ditemui kejadian saat pasien masuk rumah sakit mereka tiba-tiba diminta tanda  tangan di atas selembar kertas tanpa tahu apa isi kertas tersebut. Berdasarkan wawancara dan  observasi lembar tersebut ternyata adalah lembar edukasi kepada pasien. Jadi, banyak petugas  kesehatan melupakan pemberian edukasi padahal hal tersebut sangat penting bagi pasien dan  keluarga. Rumah sakit tidak bisa melihat karena evaluasi hanya dari dokumen yang lengkap  dengan tanda tangan pasien dan keluarga.  

Penerapan prinsip etik penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian bagi  pasien. Kerugian tersebut dapat menyebabkan injury atau bahaya fisik, bahaya emosional seperti  perasaan ketidakpuasan, kecacatan bahkan kematian dan akhirnya tujuan pelayanan yang berupa  patient safety tidak akan pernah terwujud. Selain itu, akan menyebabkan ketidakpuasan pasien  yang akhirnya berdampak buruk pada citra perawat dan pendapatan rumah sakit, pasien merasa  tidak puas dengan pelayanan yang diberikan maka tidak akan berobat kembali ke tempat tersebut  karena merasa sudah tidak puas dengan pelayanan yang diberikan.  

Dampak lain yang muncul pada perawat adalah perawat dipandang tidak sopan dan  buruknya image perawat oleh pasien, sehingga pasien kurang percaya dan meragukan keahlian  perawat. Perawat yang mengetahui tentang prinsip etik dan menerapkannya dalam pelayanan  keperawatan kepada pasien akan menimbulkan kepuasan kepada pasien, mempertahankan  hubungan antar perawat, pasien dengan petugas kesehatan lainnya, sehingga klien merasa yakin  terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien merasa lebih aman dan merasa pelayanan  kesehatan yang diberikan berkualitas. 

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping pasien dalam  pelaksanaan pelayanan keperawatan seharusnya memberikan asuhan keperawatan dengan baik  dan senantiasa menjunjung kode etik keperawatan serta menerapkan prinsip-prinsip etik  keperawatan selama memberikan pelayanan. Kode etik keperawatan merupakan salah satu  pegangan kita sebagai perawat untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang terjadi. Penerapan etik keperawatan memang tidak lepas dari pribadi perawat itu sendiri dan faktor  lain yang bisa berpengaruh antara lain perilaku caring dari seorang perawat. Caring adalah sikap  peduli pada pasien dengan sepenuh hati ingin membantu pasien untuk meningkatkan derajat  kesehatan mereka. Dengan menerapkan perilaku caring diharapkan penerapan prinsip etik akan  meningkat dan perawat terhindar dari tindakan malpraktik. 

Penulis: Ilkafah 

Judul artikel: Factors Related to Implementation of Nursing Care Ethical Principles in  Indonesia 

Link artikel: https://www.jphres.org/index.php/jphres/article/view/2211

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp