Pandemi Covid-19 Risiko Tingkatkan Kecemasan pada Wanita Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan dari hari ke hari. Penerapan kebijakan terkait pembatasan kegiatan soisal dibeberapa daerah juga telah dilakukan dalam waktu yang cukup panjang guna mencegah penyebaran COVID-19. Kegiatan tersebut antara lain adalah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),dan PPKM Mikro. Selain pembatasan kegiatan sosial, masyarakat juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan berupa penggunaan masker, mencuci tangan dengan baik, dan menjaga jarak.

Kondisi keterbatasan tersebut tidak hanya berdampak pada bidang agama, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Namun juga dapat berpotensi memunculkan tendensi pada individu untuk melakukan kekerasan. Tendensi tersebut dapat muncul karena rasa bosan atau karena masalah lainnya.

Potensi terjadinya kasus kekerasan yang terjadi selama periode pembatasan sosial tersebut juga dapat membuat masyarakat mengalami depresi dan kecemasan. Munculnya informasi hoax dan teori konspirasi yang dibagikan oleh beberapa orang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecemasan pada masyarakat. Kecemasan atau kekhawatiran merupakan salah satu bentuk beban psikologis yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu untuk diperhatikan.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa wanita lebih rentan untuk mengalami masalah psikososial karena berbagai tekanan yang tidak pasti di masa pandemi COVID-19. Perempuan juga dianggap lebih rentan karena kejadian pekerja perempuan yang mengalami penurunan produktivitas dibandingkan dengan pekerja laki-laki saat WFH; perempuan juga terbebani dengan urusan rumah tangga.

Memiliki Suami atau Pasangan Meningkatkan Risiko Terjadinya Kecemasan pada Wanita Indonesia Saat COVID-19

Penelitian mengenai pengaruh kepemilikan suami atau pasangan terhadap beban psikososial COVID-19, khususnya kecemasan, pada perempuan di Indonesia telah dilakukan dengan mengikutsertakan 5.061 responden wanita. Pengumpulan data pada penelitian tersebut menggunakan survey online yang disebarkan selama delapan hari pada tanggal 6 Juni hingga 13 Juni 2020.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa memiliki suami atau pasangan justru memiliki pengaruh terhadap terjadinya kecemasan pada wanita. Hasil tersebut menunjukkan bahwa wanita yang memiliki suami atau pasangan memiliki risiko mengalami kecemasan 1,377 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak memiliki pasangan.

Kondisi tersebut dapat terjadi karena pada wanita yang tidak memiliki pasangan, kecemasan yang dialami adalah hanya tentang dirinya. Sementara kecemasan yang dialami oleh wanita yang sudah berpasangan adalah kecemasan tentang dirinya, suaminya, dan juga tentang anak-anaknya.

Jika dilihat dari kelompok usia, wanita dengan usia 40-49 tahun memiliki risiko 0,630 kali lebih tinggi dibanding wanita pada kelompok umur kurang dari sama dengan 19 tahun dalam mengalami kecemasan. Sementara wanita usia lebih dari 50 tahun memiliki risiko 0,327 kali lebih tinggi dibanding wanita usia kurang dari sama dengan 19 tahun. Temuan tersebut menunjukkan bahwa semakin muda maka semakin berisiko mengalami beban psikososial karena COVID-19 di Indonesia.

Wanita atau individu yang telah menua cenderung memiliki pengalaman yang lebih dalam menghadapi naik turunnya kehidupan. Mereka juga cenderung memiliki mekasime coping yang lebih baik. Kondisi tersebut dapat menurunkan tingkat terjadinya kecemasan pada mereka.

Pada penelitian tersebut juga menemukan kondisi bahwa wanita yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memiliki risiko terjadinya kecemasan yang lebih rendah dalam menghadapi COVID-19. Hal tersebut karena wanita yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam memahami COVID-19 sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenali perilaku yang berisiko dan pencegahan tertular COVID-19.

Seluruh data yang terkumpul pada penelitian tersebut diolah dengan menggunakan analisis  uji bivarial dengan chi-square pada tahap awal, guna melihat hubungan antara kepemilikan suami dengan variabel lainnya. Selanjutnya, pada tahap akhir dilakukan uji multivariate dengan regresi logistik biner untuk mengetahui faktor risiko beban psikososial COVID-19 pada wanita di Indonesia. Adapaun aplikasi yang digunakan untuk mengolah data adalah SPSS 22.

Guna mengukur tingkat kecemasan, penelitian tersebut menggunakan penilaian kecemasan diri dengan pendekatan lima aspek kehidupan sehari-hari. yaitu aspek ekonomi, agama, pendidikan, pekerjaan, dan sosial.

Penulis : Hario Megatsari, S.KM., M.Kes

Detail tulisan ini dapat dilihat di:

Megatsari, H. et al., 2021. Does Husband/Partner Matter in Reduce Women’s Risk of Worries? : Study of Psychosocial Burden of COVID-19 in Indonesia. Indian Journal of Forensic Medicine & Taxocology, 15(1), pp. 1101-1106.

(PDF) Does Husband/Partner Matter in Reduce Women’s Risk of Worries?: Study of Psychosocial Burden of COVID-19 in Indonesia (researchgate.net)Does Husband/Partner Matter in Reduce Women’s Risk of Worries?: Study of Psychosocial Burden of COVID-19 in Indonesia | Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology (medicopublication.com)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp