Instrumen Baru untuk Mendeteksi mRNA MAGE A1-10 dari Specimen Biopsi Kanker Paru

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Mukisi com

Gen melanoma antigen (MAGE) dikenal sebagai antigen kanker testis. Terdapat dua kelompok yaitu MAGE tipe I yang dalam keadaan tidak aktif atau diam pada jaringan dewasa normal dan testis, dan MAGE tipe II yang aktif pada sel normal. Gen MAGE A termasuk salah satu gen MAGE tipe I. Kekhasan yang dimiliki oleh gen MAGE A ini adalah hanya aktif pada sel kanker dan juga jaringan testis yang normal. Pada sel dewasa normal, gen MAGE A dalam keadaan  tidak teraktifasi atau diam, namun ketika sel dalam proses karsinogenesis yaitu proses perubahan sel normal menjadi sel kanker, maka gen MAGE A ini dalam keadaan teraktifasi sehingga aktifitasnya dalam dideteksi.

Saat ini telah ditemukan terdapat 12 subtipe MAGE A yaitu MAGE A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7 (gen semu), A8, A9, A10, A11, dan A12. Subtipe MAGE-A1 sampai A12 memiliki ekspresi yang tinggi pada beberapa keganasan, diantaranya adalah karker rongga mulut, kanker lambung, karsinoma hepatoseluler, kanker kelenjar ludah, kanker ovarium, kanker vulva, karsinoma tiroid, kanker kepala dan leher, kanker payudara, dan kanker paru. Pasien dengan gen MAGE A aktif memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan pasien dengan gen MAGE A inaktif. Hal ini menunjukkan bahwa mengidentifikasi subtipe individu MAGE-A dapat meningkatkan nilai diagnosis dan prognosis untuk pasien kanker, sehingga dapat digunakan sebagai biomarker dengan spesifisitas tumor yang tinggi.

Pada penelitian ini, dirancang instrumen baru pelengkap dalam proses diagnosis kanker paru, yaitu primer  universal baru untuk mendeteksi aktifitas gen MAGE A1-10 yang berupa mRNA MAGE A1-10. Primer  ini dirancang berdasarkan urutan mRNA gen MAGE A1-10 dengan target wilayah antara ekson 1, 2, dan 3. Primer  yang bergerak maju dirancang untuk bisa mengikat exon 2 bergabung dengan exon 3; primer  yang bergerak mundur dirancang lebih lanjut untuk menempel pada exon 3.  Primer  MF10 yaitu primer  yang bergerak maju pada bagian luar pada putaran pertama dan primer  MF10 dan MR12 pada putaran kedua. Untuk membandingkan instrumen ini dengan hasil penelitian lain, dilakukan identifikasi MAGE A1-6 menggunakan primer MMRP1/MMRP1 pada putaran pertama dan primer  MMRP3/MMRP4 pada putaran kedua.

Selain itu juga dilakukan deteksi gen MAGE-A individual yaitu MAGE A1 sampai A10 menggunakan primer MMRP3 dengan M1, M2, M3, M4, M5, dan M6 untuk deteksi subtipe MAGE A1 sampai A6 secara individual, dan MF10 dengan M8, M9, dan M10 untuk deteksi subtipe MAGE A8, A9, dan A10. Selain itu juga dilakukan analisis urutan sekuen cDNA dari hasil PCR dibandingkan dengan data GenBank.

Instrumen ini berguna untuk mendeteksi gen MAGE A1-10 yaitu dapat berikatan secara simultan dengan cDNA dari MAGE A1, A2, A2B, A3, A4, A5, A6, A8, A9, A9B, dan A10 dengan menggunakan teknik nested-reverse transcription polymerase chain reaction (Nested-RT-PCR). Instrumen ini yaitu MF10/MR 10 dan MF10/MR12 yang kemudian digunakan untuk beberapa tahap pengujian.

Uji pertama yaitu uji deteksi MAGE A1-10 pada jaringan yang secara normal menunjukkan aktifitas gen MAGE A-10 yaitu jaringan testis. MF10/MR10 untuk mendeteksi aktifitas gen MAGE A1-10 pada putraan pertama dan primer  MF10/MR12 pada aputaran kedua, sedangkan primer  MMRP1/MMRP1 untuk mendeteksi aktifitas gen MAGE A1-6 pada putaran pertama dan primer  MMRP3/MMRP4pada putaran kedua.  Hasil menunjukkan bahwa primer  ini dapat mendeteksi aktifitas gen MAGE A1-10 yang ditunjukkan dengan hasil PCR positif untuk MAGE-A1, MAGE-A2, MAGE-A3, MAGE-A4, MAGE-A5, MAGE-A8, MAGE-A9, dan MAGE-A10. 

Uji konsentrasi mRNA gen MAGE A1-10 dilakukan dengan pengeceran RNA dari specimen yaitu pengenceran dengan perbandingan 1: 1, 1:10, 1: 100, dan 1: 1000. Hasil menunjukkan sampai konsentrasi 1: 1000, mRNA MAGE A1-10 masih bisa terdeteksi dalam spesimen, sehingga meskipun mRNA MAGE A1-10 dalam jaringan terdapat dalam konsentrasi yang sangat rendah, aktifitas gen tersebut masih dapat terdeksi dengan instrumen baru ini.

Tahap selanjutnya yaitu uji deteksi MAGE A1-10 pada jaringan paru dari pasien suspek kanker paru. Lima belas spesimen hasil biopsi dari jaringan kanker digunakan PCR dengan primer   GAPDH dan primer  MAGE A1-10. Hasilnya yaitu 13 dari 15 spesimen (86,7%) menunjukkan positif GAPDH, sedangkan 2 dari 15 spesimen (13,3%) menunjukkan hasil negatif. Dua specimen dengan hasil negatif ini menunjukkan bahwa jaringan kurang berkualitias untuk digunakan PCR sehingga dikeluarkan dari penelitian ini.

Spesimen dengan hasil positif dilanjutkan untuk deteksi aktifitas gen MAGE A1-10. Hasilnya yaitu menunjukkan bahwa 7 dari 13 spesimen (53,8%) menunjukkan positif pada putaran PCR yang pertama, dan 12 dari 13 spesimen (92,3%) menunjukkan positif untuk PCR putaran kedua. Hasil PCR untuk MAGE A1-6 adalah 1 dari 13 (7.7%) spesimen untuk putaran pertama dan 3 dari 13 (23.1%) untuk putaran kedua. GAPDH negatif menunjukkan hasil negatif untuk semua subtipe MAGE A1-10. Hasil setiap subtipe MAGE A1-10 menunjukkan bahwa MAGE A1 positif pada 2/13, MAGE A3 positif pada 1/13, MAGE A5 positif pada 12/13, MAGE A8 positif pada 5/13, MAGE A10 positif pada 7/13, sedangkan MAGE A2, A4, A6, dan A9 negatif untuk semua spesimen. Uji analisis homologi sekuen cDNA MAGE A1-10 menunjukkan bahwa semua gen MAGE-A dari sampel kanker paru memiliki homologi yang sama dengan MAGE-A dari data GenBank.

Penelitian ini berhasil menemukan instrumen baru yaitu primer  MF10/MR10 dan MF10/MR12 yang dapat digunakan untuk mendeteksi aktifitas gen MAGE A1-10 pada sel kanker dari jaringan padat yaitu mRNA dari gen MAGE A1-10 yang berasal dari jaringan yang menunjukkan aktifitas salah satu dari 10 subtipe gen MAGE A.

Penulis: Gondo Mastutik, Alphania Rahniayu, Isnin Anang Marhana, Nila Kurniasari, Mochamad Amin, Suhartono Taat Putra

Link artikel pada web jurnal : https://mejc.sums.ac.ir/article_46814.html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp