Analisis Fluktuasi Asimetri Ikan Nila Black Strain dan Red Strain di Balai Benih Ikan Kabat, Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Faktor utama dalam keberhasilan dan keberlanjutan dalam budidaya Ikan Nila adalah ketersediaan benih yang berkualitas. Kualitas benih Ikan Nila pada awalnya memiliki pertumbuhan yang cepat, sintasan yang tinggi, produksi telur dan ukuran yang maksimal. Namun seiring perkembangan budidaya ikan nila, terjadi penurunan kualitas benih karena faktor genetik yang merupakan penentu kualitas benih.

Penurunan variasi genetik  dapat disebabkan karena terjadinya perkawinan sedarah. Perkawinan sedarah umumnya terjadi karena kurangnya pasangan indukan untuk dipijahkan sehingga hatchery menggunakan indukan yang berasal dari hasil pemijahan indukan yang sama. Hal itu dapat menyebabkan rendahnya variasi genetik dan meningkatkan homozigositas. Salah satu cara untuk mengetahui variasi genetik adalah dengan mengamati fluktuasi asimetri ikan. Hal itu disebabkan karena rendahnya variasi genetik dapat dicirikan dengan peningkatan individu yang asimetris dan abnormal.

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati persentase perkembangan individu dan fluktuasi asimeteri.  Masing-masing 100 sampel ikan nila merah dan dan ikan nila hitam dari Balai Benih Ikan (BBI) Kabat dengan ukuran 50 – 150 gram diamati karakter meristik bilateralnya. Jumlah sirip dada lunak, sirip perut lunak, sisik pada gurat sisi dan saringan insang pertama diamati untuk diamati perbedaan ciri meristik antara sisi kanan dan kirinya. Setelah data pengukuran didapat dilakukan penghitungan Fluktuasi Asymmetri Number (FAn) dan Fluktuasi Asimetri Magnitude (FAm).

Berdasarkan hasil yang didapat nilai Fan dan FAm ikan nila hitam dan ikan nila merah menunjukkan fluktuasi asimeteri dalam kategori rata-rata yakni antara 0.22- 0,65 untuk nilai FAn dan 0,22 – 1,38 untuk nilai FAm. Nilai FAn dan FAm tertinggi ada pada saringan insang karena fungsinya dalam proses osmoregulasi, metabolisme dan ekskresi zat sisa sehingga lebih rentan mengalami perubahan dalam proses tersebut.

Nilai standar dari FAn dapat dikategorikan sebagai : rendah antara 0 – 0.51, rata-rata antara 0,51 – 1 dan tinggi bila >1 sedankan FAm dapat dikategorikan rendah bila antara 0 – 1, rata-rata bila 1.1 – 2 dan ting bila >2. FAn dan FAm saling berkaitan, dimana bila nilai FAn tinggi maka FAm juga tinggi karena jika semakin tinggi jumlah individu asimetri dalam total sampel maka dapat diasumsikan bahwa fluktuasi asimetri dari selisih karakter sisi kanan dan kiri juga tinggi.

Meskipun fluktuasi asimetri ikan di BBI kabat tergolong rata-rata namun kemungkinan terjadinyaperkawinan sedarah tinggi karena disana belum memiliki data silsilah indukan, asal usul, dan jumlah pasangan pemijahan dan frekuensi pemijahan masing-masing induk.

Penulis : Arif Habib Fasya

Artikel lebih lengkap bisa diakses pada:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012039/pdf

Kurniawan, D., & Fasya, A. H. (2021, February). Analysis of fluctuating asymmetry of black strain tilapia oreochromis niloticus and red strain tilapia Oreochromis niloticus in Kabat Fish Hatchery Center Banyuwangi, East Java. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 679, No. 1, p. 012039). IOP Publishing.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp