Penggunaan Teknik Pemeliharaan Induk Berkualitas Tinggi pada Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: pertanianku

Ikan P. hypophthalmus merupakan salah satu ikan dari golongan catfish. Ikan P. hypophthalmus berbentuk fusiform (torpedo), berwarna putih perak dan berwarna kebiruan pada bagian punggung. Ikan P. hypophthalmus memiliki bentuk tubuh memanjang dan memampat secara lateral, kepala dan abdomen rata, ekor mengerut di belakang sirip adiposa namun sedikit memanjang pada bagian sebelum tangkai ekor, serta memiliki moncong yang cukup menonjol. Bentuk mulut ikan P. hypophthalmus adalah sub-terminal, yang mana rahang bagian atas lebih panjang dari pada rahang bagian bawah. Ikan P. hypophthalmus memiliki empat buah kumis yang memiliki fungsi sebagai alat peraba yang menjadi ciri khas dari ikan golongan catfish, serta memiliki sirip ekor yang berbentuk simetris. Ikan P. hypophthalmus memiliki dua buah barbel. Ikan P. hypophthalmus memiliki sirip punggung adiposa pendek dan sirip anal besar. Ikan P. hypophthalmus merupakan ikan nokturnal, yang aktif bergerak dan mencari makan di malam hari.

Pengelolaan induk dalam usaha pembenihan memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan, karena induk adalah salah satu faktor utama yang akan menentukan kualitas dan kuantitas benih yang akah dihasilkan. Pengelolaan induk bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha pembenihan, serta dapat menghasilkan benih yang berkualitas baik. Standar awal pada pemeliharaan induk adalah menghasilkan larva yang sehat. Larva yang sehat dapat diperoleh dari induk yang dipelihara dengan baik, yakni mendapat pakan yang bermutu dan memenuhi syarat sebagai pakan induk, serta dipelihara dalam wadah dengan kualitas air yang baik. Ciri-ciri induk ikan P. hypophthalmus yang baik adalah pertumbuhannya cepat, agresif, tidak cacat, dan sehat. Calon induk ikan P. hypophthalmus jantan dan betina yang dipelihara tidak boleh berasal dari keturunan yang sama agar pada saat pemijahan tidak terjadi inbreeding.

Seleksi induk ikan P. hypophthalmus bertujuan untuk memperoleh induk yang memiliki kualitas baik. Induk ikan P. hypophthalmus betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri postur tubuh yang cenderung melebar dan pendek, perut lembek, halus, dan membesar ke arah anus, serta alat kelamin membengkak, membuka, dan berwarna merah tua. Sedangkan pada induk ikan P. hypophthalmus jantan memiliki postur tubuh relatif lebih langsing dan panjang, alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua. Apabila bagian perut dekat dengan lubang kelamin diurut perlahan akan mengeluarkan cairan berwarna putih kental yang merupakan cairan sperma. Induk ikan P. hypophthalmus yang telah matang gonad minimal berumur 2 tahun dengan kisaran berat tubuh setiap individu adalah 1,5-2 kg. Kolam Induk sebaiknya dibuat dalam beberapa kelompok dan dipelihara secara terpisah untuk dapat digunakan pada proses pemijahan secara bergantian. Kolam pemeliharaan induk dapat berupa kolam tanah atau tembok dan memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air.

Induk ikan patin harus dipelihara secara terpisah di kolam yang lain. Induk ikan patin diberi perlakuan yang sedikit berbeda dengan yang bukan induk dalam kolam pemeliharaan. Perlu adanya pengendalian dan pengawasan stok induk maupun benih melalui kontinuitas produksi benih, pemijahan, pengobatan tepat dan pemeliharaan kualitas induk, serta adanya pengendalian dan pengawasan guna kesinambungan produksi melalui pengontrolan pada jumlah benih, regenerasi induk, manajemen pakan, serta lingkungan. Pakan induk yang digunakan yaitu pelet dengan kandungan protein sebanyak 32%. Tingkat pemberian pakan diberi sebanyak 1,0%-1,5% per bobot badan per hari. Kapasitas produksi benih 500 juta ekor per tahun, dimana sebagian benih dijual dan sisanya dipelihara sampai ukuran fingerling sebagai stok (30-60 juta).

Ikan P. hypophthalmus dapat bertahan hidup dalam kondisi perairan yang buruk dan akan tumbuh normal pada perairan yang memenuhi persyaratan ideal seperti halnya pada habitat aslinya. Kandungan oksigen yang cukup baik untuk kehidupan ikan P. hypophthalmus berkisar antara 2-5 ppm dengan kandungan karbondioksida tidak lebih dari 12,0 ppm. Nilai pH atau derajat keasaman berkisar antara 7,2-7,5, serta kadar ammonia yang masih dapat ditoleransi oleh ikan P. hypophthalmus yaitu 1 ppm. Suhu air yang optimum untuk kehidupan ikan P. hypophthalmus yaitu sekitar 28-29 ⁰C. Dalam kondisi lingkungannya, ikan P. hypophthalmus lebih menyukai perairan dengan fluktuasi suhu yang rendah. Kehidupan ikan P. hypophthalmus akan terganggu bila suhu perairan menurun hingga 14-15 ⁰C atau meningkat hingga di atas 35 ⁰C. Aktivitas ikan P. hypophthalmus akan terhenti apabila suhu perairan berada di bawah 6 ⁰C atau di atas 42 ⁰C.

Pertumbuhan pada ikan P. hypophthalmus merupakan pertambahan ukuran, panjang, maupun berat dalam satu waktu. Pengukuran pertumbuhan induk ikan P. hypophthalmus dilakukan dengan tujuan agar mengetahui pertambahan panjang dan berat induk ikan P. hypophthalmus. Pengukuran pertumbuhan tidak dapat dilakukan setiap hari atau dalam rentang waktu yang dekat karena dapat menyebabkan induk ikan P. hypophthalmus stress. Stress dapat mengganggu kecepatan proses kematangan gonad induk. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kepadatan induk ikan. Peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan laju pertumbuhan dan pada tingkat kepadatan tertentu pertumbuhan akan berhenti. Hal tersebut dapat terjadi karena padat penebaran yang tinggi dapat mengganggu proses fisiologi dan tingkah laku induk ikan terhadap ruang gerak, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis induk ikan. Akibat dari proses tersebut adalah penurunan pemanfaatan pakan, serta penurunan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. (*)

Penulis: Luthfiana Aprilianita Sari

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012030

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp