Mengatasi Nyeri Leher Akibat Banyaknya Aktivitas Online

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi nyeri leher. (Sumber: macspharmacy.com)

UNAIR NEWS – Di masa pandemi ini dimana banyak aktivitas dilakukan secara online, memicu munculnya sakit punggung dan leher karena terlalu lama beraktivitas di depan komputer atau gadget

Merespon hal itu, Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga menyelenggarakan webinar bertajuk “Sakit Punggung dan Leher Saat Daring? Yuk Dicegah!”, pada Sabtu (8/4/21) melalui Zoom. Webinar ini diselenggarakan untuk mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dengan penanggungjawab Ika Nur Pratiwi.S.Kep., Ns., M.Kep.

“Permasalahan yang diangkat di sini dekat dengan masyarakat, berdasarkan analisis situasi yang dilakukan yaitu neck pain dan low back pain, ujar Ika. 

Mengenal Neck Pain dan Penyebabnya

Yasykur Hidayatulloh selaku pembicara menjelaskan bahwa neck pain atau nyeri leher merupakan nyeri yang dirasakan pada bagian atas tulang belakang sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Selain bisa dirasakan nyeri pada daerah leher, rasa nyeri bisa turun hingga lengan bawah.

“Sebenarnya nyeri pada leher itu pertanda sendi atau otot yang ada di leher mengalami masalah bisa sedang tegang, terluka, atau tidak berfungsi dengan semestinya,” jelas Yasykur.

Menurut Yasykur, beberapa gejala yang muncul akibat terlalu banyak beraktivitas di depan komputer yaitu terasa sakit seperti kaku dan nyeri di area leher. Rasa nyeri tersebut biasanya terasa seperti terbakar dan menjalar pada bahu hingga lengan.

“Nyeri dari leher itu bisa menjalar ke baru bahkan lengan itu karena terlalu nyeri jadi bisa menjalar kemana-mana,” paparnya.

Yasykur menambahkan bahwa nyeri itu juga bisa menjalar ke kepala baik dua sisi maupun satu sisi atau yang biasa disebut migrain. Hal ini bisa terjadi karena tingkat nyeri yang cukup tinggi.

Pemaparan materi oleh Yasykur Abdulloh. (Dok. Pribadi)

Cara Mengatasi Nyeri Leher

Yasykur menyebut terapi fisik dilakukan di awal karena banyak nyeri leher yang disebabkan oleh postur yang tidak ergonomis. Untuk itu, penting mengetahui posisi yang benar saat melakukan aktivitas. Dapat dilakukan pelatihan postural secara berulang.

Mahasiswa FKp tersebut menjelaskan, ketika nyeri leher tidak dapat diatasi dengan terapi fisik secara mandiri, dapat dilakukan injeksi Myofascial Trigger Point Pain (MTrPS) untuk mengendalikan nyeri dengan anestesi lokal secara berulang. Ia melanjutkan bahwa Injeksi MTrPS dilanjutkan dengan kompres iskemik.

“Kompres Iskemik ini dilakukan dengan menekan daerah MTrPS tadi dengan ibu jari lalu ditingkatkan secara bertahap dengan harapan rasa sakitnya berkurang,” terangnya. 

Yasykur menambahkan, dapat juga melakukan Stretch and Spray  atau peregangan untuk mengurangi tegangan otot dan meningkatkan sirkulasi lokal. Spray dilakukan dengan menyemprot menggunakan semprotan vapocoolant  pada otot yang nyeri.

Selain dengan injeksi dan semprotan, Yasykur mengatakan dapat menggunakan obat analgesik yang berfungsi untuk  meringankan nyeri. Obat analgesik yang dapat digunakan di antaranya obat anti-inflamasi non steroid(OAINs), antidepresan trisiklik, analgesik non-narkotik, dan antikonvulsan.

Selain itu, tambah Yasykur, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) yaitu alat yang dapat menghasilkan arus listrik bertegangan rendah yang dialirkan ke kulit lewat elektroda dapat diletakkan di area titik nyeri.

Selain Yasykur, webinar juga diisi oleh Muchamad Naufal dari Fakultas Keperawatan yang juga sedang mengambil studi Keperawatan Medikal Bedah. Tak hanya dihadiri kalangan mahasiswa UNAIR, webinar ini juga dihadiri oleh pelajar dan masyarakat umum. (*)

Penulis: Tata Ferliana

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp