Dosen UNAIR Ulas Kualitas Perairan Waduk Bajulmati Situbondo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Waduk merupakan badan air tergenang (tapering) yang tercipta melalui bendungan sungai. Umumnya waduk memiliki bentuk memanjang hingga mengikuti arus dasar sungai. Waduk Bajulmati merupakan salah satu waduk yang berfungsi sebagai waduk irigasi. Namun belum ada informasi mengenai kondisi perairan tersebut, terutama  kesuburan perairan di Waduk Bajulmati.  

Mengenai hal itu, salah satu dosen dari Universitas Airlangga Suciyono S.St.Pi.,M.P.,  mencoba mengulas produktivitas perairan waduk Bajulmati berdasarkan kelimpahan fitoplankton. Dilansir dari tulisan artikel ilmiah populer yang berjudul “Assessment of Seasonal Waters Quality Based on Abundance, Diversity, and Domination of Phytoplankton in Bajulmati Reservoir”, Suciyono menjelaskan bahwa dalam menentukan kesuburan suatu perairan, ada beberapa penilaian kualitas air yang dapat dilakukan meliputi, penilaian secara fisika, kimiawi, dan biologi.

“Pengukuran suhu, kecerahan, dan oksigen terlarut dilakukan secara langsung (in situ). Sementara Pengukuran nitrogen dan fosfat dilakukan di laboratorium, dengan mengambil sampel air 250 ml dan disimpan di cool box,” jelasnya.

Metode penelitian yang digunakan, sambungnya, menggunakan metode purposive sampling dengan empat titik pengambilan sampel dari seluruh area waduk. Dari hasil penelitian ditemukan Fitoplankton yang berjumlah sembilan genus, terdiri dari 5 genus dari Kelas Cyanophyceae, dan satu genus dari setiap kelas, yaitu Chlorophyceae, Kelas Bacillariophyceae, Euglenophyceae, dan Dinophyceae. Produktivitas perairan Waduk Bajulmati termasuk dalam kategori eutrofik. Sedangkan indeks keanekaragaman menunjukkan persebaran individu yang stabil dan komunitas rendah.

“Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada dua tempat pengambilan sampel yang tergolong eutrofik. Perbedaan kelimpahan fitoplankton pada setiap tempat disebabkan oleh perbedaan kandungan unsur hara. Kelimpahan fitoplankton berbanding lurus dengan kandungan nitrogen,” ungkapnya.  

Selain itu, Suciyono menjelaskan rendahnya indeks keanekaragaman diduga disebabkan oleh peningkatan kekeruhan air akibat aliran air hujan. Peningkatan kekeruhan menyebabkan penurunan penetrasi sinar matahari yang mempengaruhi proses fotosintesis.

“Bahkan setiap genus fitoplankton memiliki respon yang berbeda terutama terhadap rasio nutrisi nitrogen dan fosfor, dalam badan air,” ungkapnya.

Pada akhir, Suciyono menjelaskan bahwasanya Waduk Bajulmati memiliki kelimpahan fitoplankton yang tinggi. Oleh karena itu, tandasnya, Waduk Bajulmati termasuk dalam kategori eutrofik yang terdiri dari sembilan genus.

“Selain itu, Waduk Bajulmati memiliki distribusi individu yang stabil, Genus Cyanophyceae merupakan kelas yang mendominasi di perairan tersebut,” tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp