Resiko Gangguan Perkembangan Otak Bayi dari Ibu yang Terpapar Merkuri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto: thumbs.dreamstime.com
Foto: thumbs.dreamstime.com

Keracunan merkuri pada ibu merupakan masalah yang sangat serius yang perlu dicegah. Merkuri merupakan salah logam berat yang sangat bahaya bagi kesehatan. Bukan hanya orang dewasa yang mengalami keracunan, namun bayi dalam kandungan juga terkena dampaknya. 

Bayi dalam kandungan yang ibunya terpapar merkuri akan mengalami gangguan perkembangan yang serius. Sebab, sifat merkuri yang merusak syaraf, khususnya syaraf otak pada bayi, yang sedang tumbuh dan berkembang. Kasus keracunan merkuri di Jepang yang terkenal dengan Minamata disease telah merenggut jiwa manusia sekitar 1.784 orang meninggal di antara 2.265 orang yang keracunan merkuri. 

Beberapa tanda keracunan merkuri adalah gangguan pada syaraf perifer sampai syaraf pusat atau otak. Gejala dimulai dari kelemahan otot dan penurunan fungsi motorik (gerak), termasuk penurunan kemampuan berjalan. Beberapa orang mengalami penurunan kemampuan penglihatan, pendengaran, sampai dengan berbicara. Kondisi yang lebih parah ditunjukkan dengan adanya kelumpuhan, hilang kesadaran, kondisi seperti Schizophrenia (istilah awam gila) sampai kematian.

Salah satu penelitian pada tikus yang induknya terpapar merkuri klorida (HgCl2), merkuri terdeteksi pada semua organ induk dan fetusnya (Darmanto et.al. 2020).Bagaimana kadar merkuri pada bayi dalam kandungan yang induksinya terpapar merkuri? 

Hasil penelitian saya terkait penyebaran merkuri pada fetus, beberapa organ fetus yang diamati semua mengandung kadar merkuri di atas normal, khususnya pada otak (naik 500%) dan visceral (naik 500%). Merkuri juga menyebabkan penurunan berat berat fetus, penurunan panjang badan fetus, penurunan kemampuan hidup fetus (20% hidup) dan kenaikan persen fetus mati (27 % mati) dalam kandungan.

Sedangkan distribusi merkuri pada induk mencit terbukti tertinggi pada organ hati (naik 150%), ginjal (naik 200%), otak (naik 400%) dan rambut (naik 150%). Bagaimanakah merkuri bisa menyebabkan gangguan pada fungsi syaraf dan organ?. Merkuri yang merupakan senyawa an-organik atau masuk golongan logam berat, di dalam tubuh makhluk hidup, tepatnya di dalam sel diubah menjadi senyawa organik (dalam bentuk methyl mercury) yang bersifat sangat toksik pada sel tubuh kita, khususnya pada sel syaraf. Keracunan pada sel syaraf (neurotoksik) akan menyebabkan fungsi sel syaraf kita menurun baik pada syaraf motorik yang bertugas mengkoordinasi fungsi otot, fungsi panca indera, termasuk reseptor rasa sakit semuanya terganggu sampai tidak berfungsi. Apa yang bisa kita rasakan adalah diawali dengan hilangnya rasa sakit pada jari, sampai gejala-gejala nyata pada beberapa organ.

Resiko apa pada bayi yang ibunya terpapar? Resiko paling bahaya adalah terganggunya perkembangan otak. Karena, pada saat di dalam kandungan, otak bayi harus bisa berkembang dengan sempurna agar bayi lahir dan tumbuh menjadi anak dengan intelegensi dan memori yang tinggi. 

Penelitiaan saya yang lain juga menunjukkan gangguan radiasi mempunyai gejala yang sama dengan merkuri mengakibatkan sel syaraf otak tidak mampu melakukan penempatan posisi yang benar sehingga fungsi kognitif, memori, dan motorik terganggu. Apakah gangguan motorik, gangguan bicara dan beberapa kelainan seperti autism pada anak anak sebagai salah akibat tingginya kadar merkuri pada fetus? Jawabannya secara teoritis, namun kita masih harus membedakan kelainan perkembangan otak akibat senyawa-senyawa dari luar atau sebagai akibat kelainan genetis yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. 

Bagaimana pengelolaan limbah merkuri di Indonesia? Indonesia masih termasuk kelompok negara yang pengelolaan limbah beracun dan berbahaya belum tertangani secara maksimal. Bagaimana masyarakat membuang limbah baterai yang mengandung merkuri tidak terkontrol. Di beberapa negeri maju aturan membuang peralatan elektronik seperti bakteri yang mengandung merkuri harus dipusatkan dalam satu tempat tersendiri. Penggunaan bahan kosmetik atau bahan yang lainnya yang diduga mengandung merkuri masih digunakan secara bebas. 

Sering kali kita mendengar masih adanya temuan bahan kosmetik yang mengandung merkuri. Mari kita lindungi generasi kita dari bahan polutan berbahaya,masih banyak bahan polutan yang sama berbahaya dengan merkuri yaitu cadmium dan Pb, serta kelompok senyawa bahan plastic (plasticizer), mikroplastik atau nanoplastik yang masih mencemari lingkungan sekitar kita. Mari kita jaga generasi penerus kita dengan membuang limbah berbahaya pada tempatnya. (*)

Penulis: Win Darmanto

(Adverse Effects of Mercury Exposure in DDW Strain Mice during Organogenesis)

Win Darmanto1*  Saikhu Akhmad Husen2, Arif Abu Hasan3, Raden Joko Kuncoroningrat Susilo4, Suhailah Hayaza4, Hunsa Punnapayak5

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp