Tabaro Dange: Makanan Tradisional yang Sehat saat Darurat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ILUSTRASI makanan darurat. (Foto: hobbymakan.asia.com)
ILUSTRASI makanan darurat. (Foto: hobbymakan.asia.com)

Letak geografis Indonesia berada di titik yang rentan terhadap bencana alam. Kejadian bencana alam dapat menyebabkan akses distribusi terblokir, karena medan lokasi yang rusak atau pun terhalangi. Hal ini berdampak besar pada korban bencana, salah satunya kesulitan mendapatkan makanan karena jalur distribusi yang terganggu. Makanan sebagai kebutuhan pokok makhluk hidup memiliki dampak yang besar jika tidak terpenuhi, hal ini memiliki efek yang besar pada korban bencana usia anak hingga lansia. Asupan nutrisi untuk tumbuh kembang bayi dan anak menjadi tidak bisa terpenuhi sesuai kebutuhannya. Dampak jangka panjangnya dapat terjadi defisiensi zat gizi makro dan mikro.

Upaya yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan menyediakan “emergency food” atau makanan darurat. Emergency food yaitu makanan yang sengaja diciptakan untuk dikonsumsi dalam keadaan darurat seperti bencana alam. Konsumsi emergency food sangat membantu dalam mencegah timbulnya penyakit bahkan kematian akibat dari kelaparan. Emergency food harus memiliki sifat aman dikonsumsi, palatable (enak), mudah didistribusikan, mudah dikonsumsi, dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Selain itu, pangan darurat ini sebaiknya memiliki daya simpan yang panjang, dan nilai nutrisi yang dikandung tidak boleh mudah rusak, mengingat dalam lingkungan posko pengaman, suhu dan faktor lingkungan lainnya tidak menentu. 

Berbagai emergency food telah dikembangkan berdasarkan jenis dan bahan komposisinya. Contohnya, makanan tradisional siap saji dari daerah Palu yang cocok dijadikan sebagai pangan darurat adalah Tabaro dange. Tabaro dange terbuat dari campuran tepung sagu, tepung singkong, kelapa parut, dan di dalamnya terdapat isian seperti gula merah dan ikan teri. Komposisi bahan yang terdiri dalam Tabaro dange ini menyumbang kalori yang cukup, khususnya dari zat gizi karbohidrat. Namun, untuk mendapatkan nilai gizi yang beragam yaitu nilai mikro nutiren, maka Tabaro dange dapat dimodifikasi dengan bahan lain. Salah satu bahan pangan lokal yang memiliki banyak manfaat kesehatan dan cocok untuk dikombinasikan sebagai emergency food adalah daun kelor. Namun, bagaimana kandungan gizi dari penambahan daun kelor dalam Tabaro dange? Apakah efektif dalam meningkatkan berat badan dan level hemoglobin?

Dari hasil penelitian formulasi Tabaro dange yang disubstitusikan dengan daun kelor, komponen zat gizi memiliki nilai yang lebih unggul pada vitamin C dan mineral zat besi yang berisi hingga tiga kali lipat dari formula Tabaro dange original. Satu sajian Tabaro dange dengan substitusi dan tidak (original), mengandung lebih dari 305 kcal, atau mencukupi sekitar 15% kebutuhan harian (AKG 2000 kcal). Pada kandungan karbohidrat, baik formula dengan daun kelor maupun tidak, memiliki nilai yang hampir sama, yaitu 12-20% dari total kalori. Namun pada kandungan nilai protein yang dihasilkan formula substitusi, nilainya lebih unggul yaitu 10-15% dari total energi, sedangkan pada formula original nilainya >10% dari total energi.

Lalu bagaimana pembuktian ilmiah hasil efikasi formula Tabaro dange kepada hewan model ? Hasilnya, terdapat penambahan berat badan yang konsisten di setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa produk Tabaro dange setidaknya mampu mencukupi kebutuhan. Salah satu faktor yang menyumbang peningkatan berat badan adalah komponen protein yang cukup (10-15%), karena protein merupakan bahan yang diperlukan dalam proses biosintesis dan zat pembangun dalam tubuh. Sehingga total kalori yang tinggi, akan lebih baik jika terdiri dari komponen karbohidrat, protein, dan lemak yang seimbang.

Efikasi Tabaro dange pada nilai hemoglobin hewan model menunjukkan perbedaan yang signifikan dari sebelum pemberian intervensi dan sesudah. Kandungan protein, zat besi, vitamin A, dan vitamin C mempengaruhi penyerapan protein globin dan zat besi yang dapat memenuhi kebutuhan heme. Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara asupan zat besi dengan nilai Hemoglobin yang tinggi.

Berdasarkan kandungan gizinya, Tabaro dange dengan penambahan daun kelor terbukti mampu meningkatkan berat badan dan nilai hemoglobin pada hewan model.  Tabaro dange sebagai makanan tradisional yang juga merupakan makanan siap saji yang mudah cara pembuatannya, berpotensi menjadi emergency food. Khususnya jika diformulasikan dengan daun kelor, Tabaro dange mampu menjadi emergency food berbasis pangan lokal yang unggul.

Referensi : Frisilia, J, Adi, AC, dan Ismawati, R. 2020. Efficacy of Local Food-Based Tabaro dange Against Weight of Gain and Levels of Hemoglobin (Hb) White Rats (Rattus Norvegicus Strain Wistar). Indian Journal of Public Health Research and Development, 11(4): 659-664.

Link: http://www.ijphrd.com/scripts/IJPHRD%20April_2020%20Combined%20File%20(3).pdf

https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=19700188435&tip=sid&clean=0

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp