Tocilizumab untuk Pasien COVID-19 Derajat Berat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kompas.com

SARS-Cov-2 mulai muncul dan menyebabkan COVID-19 pada Desember 2019 dan selanjutnya menjadi kasus pandemi global. Manifestasi klinis COVID-19 dapat berupa gejala ringan hingga berat. Ditemukan peran sitokin inflamasi seperti IL-1b, IL-1RA, IL-6, IL-7, IL-8, IL-10, IFN-gamma, monocyte chemoattractant peptide-1, MIP-1A, MIP-1B, granulocyte-colony stimulating factor, dan TNF-alfa pada kasus COVID-19 yang berat. Hal ini menyebabkan badai sitokin. IL-6 merupakan sitokin proinflamasi yang esensial dalam badai sitokin. Aktivasi IL-6 menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan produksi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF). Kedua hal ini menyebabkan hipotensi dan distres nafas akut. Tocilizumab merupakan antibodi monoklonal terhadap reseptor interleukin 6 yang direkomendasikan untuk pasien COVID-19 dengan gejala berat hingga sangat berat yang disertai dengan peningkatan kadar IL-6.

Ulasan sistematik dan meta-analisis dilakukan untuk mengetahui kriteria pasien dan penggunaan optimal dari Tocilizumab dibandingkan dengan terapi standar. Data diambil dari bulan Maret hingga Oktober 2020 dengan menganalisis kasus mortalitas, durasi rawat inap, dan interval dari awal perawatan hingga pasien meninggal. Data laboratorium yang dicatat ialah CRP, PaO2, rasio P/F, LDH, D-Dimer, feritin, IL-6, leukosit, limfosit, trombosit, dan procalcitonin. Setelah melalui proses penapisan, analisis dilakukan dengan menyimpulkan 26 penelitian sebelumnya. Didapatkan perbedaan signifikan antara kasus kematian dan interval awal perawatan hingga kematian pada sampel yang mendapatkan Tocilizumab dengan grup yang mendapatkan terapi standar. Durasi rawat inap dan ICU tidak memberikan hasil yang berbeda antara grup Tocilizumab dengan grup perawataan standar. Evaluasi terhadap interval antara awal perawatan dengan kematian menunjukkan angka yang lebih pendek pada grup Tocilizumab dikarenakan infeksi sekunder setelah pemberian Tocilizumab.

Pasien yang menjadi indikasi pemberian Tocilizumab ialah dengan laju pernapasan lebih dari 30x/menit dan saturasi oksigen perifer <93%. Meninjau dari data laboratorium, kriteria untuk memperoleh Tocilizumab dilihat dari kadar CRP >= 100mg/L, ferritin >= 900 ng/mL, LDH > 220/UL, dan P/F Ratio 200-300 mmHg. Terdapat beberapa cara dalam pemberian Tocilizumab. Studi SMACORE merekomendasikan pemberian 8mg/kgBB intravena pada dosis pertama dan diulangi setiap 12 jam. Sementara itu, studi dari Masia menyatakan pemberian Tocilizumab dapat dimulai pada dosis 600 mg intravena untuk pasien dengan berat badan > 75kg, dan 400 mg untuk pasien < 75 kg. Evaluasi dilakukan 24 jam kemudian, dan dosis kedua sebanyak 400 mg dapat diberikan. Sama halnya dengan SMACORE, studi oleh Salvarini juga merekomendasikan pemberian Tocilizumab dengan dosis awal 8mg/kgBB dalam 8 jam pertama, dan dosis kedua diberikan setelah 12 jam. Evaluasi kemajuan klinis menunjukkan bahwa Tocilizumab menunjukkan hasil yang baik apabila diberikan pada pasien dengan CRP >= 100mg/L, rasio P/F 200-300 mmHg atau <200mmHg.

Studi ini memiliki kelebihan dan keterbatasan. Studi meta-analisis ini belum banyak dilakukan. Selain itu, aspek yang kami tinjau juga cukup banyak, yaitu penyebab kematian, durasi rawat inap, dan interval antara hari perawatan pertama dengan hari dimana pasien meninggal dunia. Sampel yang kami gunakan dalam jumlah besar, yaitu 2112 pasien pada grup Tocilizumab dan 6160 pada grup dengan perawatan standar. Penelitian ini tidak meninjau dosis dan cara pemberian Tocilizumab. Keluaran lainnya seperti infeksi bakteri dan jamur, kasus thrombosis, perdarahan, dan kebutuhan ventilasi mekanik. Studi ini mampu memberikan informasi penting mengenai efek Tocilizumab pada pasien COVID-19 derajat berat dan kondsisi kritis. Meskipun begitu, Tocilizumab musti digunakan secara hati-hati dengan cara memilih kriteria pasien yang sesuai indikasi. Penelitian berkelanjutan terutama mengenai dosis dan rute pemberian Tocilizumab sepatutnya dilakukan.

Penulis: Cahyo Wibisono dan Satriyo Dwi Suryantoro

Detail informasi riset ini dapat dilihat di:

https://f1000research.com/articles/10-73

Alfian Nur Rosyid, Tri Pudy Asmarawati, Lucky Andrianto, Herley Windo Setiawan, Bagus Aulia Mahdi, Choirina Windradi, Esthiningrum Dewi Agustin, Jonny Karunia Fajar. 2021. Optimal Use of Tocilizumab for severe and critical COVID-19 : a systematic revieww and meta-analysis. F1000 Research

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp