Intervensi Pendidikan Gizi Tingkatkan Konsumsi Ikan pada Anak Sekolah di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Hidden hunger, kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium, vitamin A, atau kalsium, merupakan salah satu masalah gizi yang masih ada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Laporan terakhir menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5–14 tahun adalah 26,4% dan termasuk masalah kesehatan masyarakat.

Dalam jangka pendek, anemia pada anak sekolah mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar karena berkurangnya suplai oksigen ke otak menyebabkan kekurangan hemoglobin. Dalam jangka panjang, kondisi anemia pada anak menimbulkan beberapa konsekuensi kesehatan terutama pada masa tumbuh kembang anak. Anemia lebih berisiko menyebabkan keterlambatan neurologis.

Ikan merupakan salah satu sumber protein heme yang memiliki daya serap zat besi yang baik. Kandungan protein pada ikan mencapai 18% dan terdiri dari asam amino esensial. Menurut Daftar Komposisi Bahan Makanan Indonesia, satu porsi ikan segar (50 g) mengandung 10 g protein dan 2 mg zat besi.

Surabaya termasuk sebagai kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta jiwa. Masalah kesehatan masyarakat seperti anemia memerlukan pendekatan kebijakan yang komprehensif, meskipun di negara berkembang, keterbatasan sumber daya sering menjadi kendala. Namun, mengingat besarnya dampak anemia terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan perbaikan metode intervensi. Pendidikan gizi adalah salah satu intervensi yang paling hemat biaya dan menghasilkan dampak jangka panjang.

Raised bed pool (RBP) diadaptasi dari raised bed garden (RBG). Jika RBG adalah pemanfaatan kebun, RBP adalah pemanfaatan kolam. Penelitian telah menunjukkan bahwa raised bed garden (RBG) dapat secara signifikan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran segar; Oleh karena itu, RBP diharapkan mampu meningkatkan konsumsi ikan. Selain itu, raised bed pool (RBP) dapat menjadi media pembelajaran yang bermanfaat dan bermanfaat bagi guru dan siswa. Raised bed pool (RBP) merupakan media yang unik karena menyediakan sumber protein potensial dari ikan di kolam yang tidak ada pada raised bed garden (RBG). Mirip dengan raised bed garden (RBG), raised bed pool (RBP) RBP memberikan suasana yang menggabungkan aktivitas langsung dan memperkuat keterampilan akademik, pribadi, dan sosial. Selain itu, memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan dan memperkuat kecakapan hidup mereka di berbagai bidang seperti nutrisi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.

Semua anak sekolah dalam penelitian ini mendapatkan materi pendidikan gizi (booklet) yang menjelaskan tentang strategi peningkatan konsumsi ikan. Secara acak, anak-anak kemudian dibagi menjadi 2 kelompok; kelompok kontrol (CON) dan kelompok intervensi (RBP). Kelompok kontrol (CON) tidak mendapatkan pendidikan gizi atau kolam ikan di lingkungan sekolahnya, tetapi menerima seperangkat materi edukasi cetak, antara lain infografik, komik, dan buku resep. Kelompok intervensi (RBP) mendapat 6 sesi edukasi gizi yang berfokus pada rekomendasi jenis ikan, pemeliharaan kolam ikan, dan praktek pembuatan bento dengan hidangan ikan, serta makan ikan bersama di sekolah. Komik tersebut menggambarkan manfaat ikan lele dalam meningkatkan konsentrasi siswa selama jam sekolah. Selain itu, infografik tersebut menjelaskan faktor risiko anemia, strategi perbaikan kondisi anemia, dan nilai gizi ikan. Ikan yang didapat dalam satu kolam RBP adalah ikan lele yang dibudidayakan sebanyak 5000 bibit dalam satu kolam bedengan berukuran 2 × 3 m. Kolam itu dibangun di halaman sekolah yang dilengkapi dengan atap untuk berteduh.

Dalam studi ini, responden secara khusus belajar lebih banyak tentang konsumsi ikan, termasuk manfaatnya, cara mengolahnya, dan bagaimana rasanya, yang dapat membantu memfasilitasi dan meningkatkan konsumsi ikan mereka. Diketahui bahwa anak sekolah membutuhkan pola makan yang baik untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Intervensi dengan Raised Bed Pool (RBP) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan gizi selama 3 bulan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku siswa yang terdiri dari sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dirasakan, pengetahuan, dan jumlah terhadap konsumsi ikan. Peningkatan konsumsi tersebut diyakini terkait dengan peningkatan pengetahuan dan sikap anak dalam mengkonsumsi ikan.

Penulis: Trias Mahmudiono, SKM., MPH., GCAS., Ph.D

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di:

Trias Mahmudiono, Triska Susila Nindya, Qonita Rachmah, Calista Segalita, and Luh Ade Ari Wiradnyani (2020). Nutrition Education Intervention Increases Fish Consumption among School Children in Indonesia: Results from Behavioral Based Randomized Control Trial. International Journal of Environmental Research and Public Health.

https://10.3390/ijerph17196970

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp