Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Infeksi terkait perawatan kesehatan (Healthcare Associated Infections / HAIs) atau infeksi nosokomial adalah efek yang tidak diinginkan di layanan kesehatan yang risiko kejadiannya masih meningkat. Infeksi ini merupakan komplikasi tersering pada pasien rawat inap dan menjadi penyebab kematian keempat di rumah sakit. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain yang inkubasi penyakit tidak terjadi saat pasien pertama masuk rumah sakit. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, jenis HAIs yang dapat terjadi di rumah sakit dibagi menjadi Infeksi Aliran Darah Terkait Saluran Sentral (CLABSI), Infeksi Saluran Kemih terkait Kateter (CAUTI), Infeksi Situs Bedah (SSI), dan Ventilator-related Pneumonia (VAP).

Ratusan juta pasien di seluruh dunia terinfeksi HAIs setiap tahun, menyebabkan kematian dan kerugian finansial yang signifikan pada sistem kesehatan. Sebuah survei dilakukan di 183 rumah sakit di Amerika Serikat dengan 11.282 pasien melaporkan bahwa 4% pasien terinfeksi dengan setidaknya satu jenis HAIs. Di negara berpenghasilan tinggi, sekitar 30% pasien di ICU terinfeksi setidaknya satu jenis HAIs. Sedangkan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, frekuensi infeksi yang didapat di ICU minimal 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan di negara berpenghasilan tinggi. Di negara Asia, kejadian infeksi nosokomial terjadi sebanyak 10%. Sedangkan di Amerika kejadian infeksi nosokomial terjadi pada ± 5% dari 40 juta pasien yang dirawat setiap tahun dengan angka kematian mencapai 1% dan beban biaya penanganan mencapai 4,5 milyar rupiah pertahun. Prevalensi infeksi HAIs pada pasien di negara maju bervariasi antara 3,5% dan 12%, sedangkan di negara berkembang termasuk Indonesia prevalensi infeksi HAIS 9,1% dengan variasi 6,1% -16%. Menurut data Kementerian Kesehatan, infeksi HAIs di Indonesia mencapai 15,74%, jauh di atas negara maju yang berkisar 4-8-15,5%.

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Infection Prevention and Control / IPC) di rumah sakit merupakan salah satu standar mutu pelayanan rumah sakit, selain itu penerapan pencegahan infeksi yang optimal juga akan meningkatkan tingkat keselamatan pasien. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta proses pemantauan dan evaluasi. Upaya tersebut tidak hanya dilakukan oleh petugas kesehatan di rumah sakit, tetapi diperlukan kerjasama antara rumah sakit, pasien, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk mencegah pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung dari infeksi yang tidak terduga.  Studi yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang menunjukkan bahwa implementasi program IPCP belum optimal dan terdapat ketidaksesuaian dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27/2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Salah satu masalah yang sering ditemukan adalah masalah pencatatan dan pelaporan HAIS yang belum optimal. Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Iskak Tulungagung menyatakan bahwa tingkat pencapaian pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial hanya 15,38%, angka ini sangat rendah dibandingkan dengan standar nasional yang mencapai ≥ 80%. Pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit membutuhkan komitmen dan sumber daya yang mendukung. Banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya, sehingga keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun masih banyak rumah sakit yang kurang memperhatikan faktor-faktor tersebut sehingga pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit belum berjalan secara maksimal. Tulisan ini merupaka review terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Review artikel ini diharapkan dapat membantu tindakan korektif dari masalah pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Salah satu tujuan dari patient safety adalah untuk mengurangi risiko penularan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Infection Prevention and Control (IPC) merupakan salah satu standar dalam pelaksanaan manajemen rumah sakit. Tujuan penyelenggaraan program IPC adalah untuk meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan, mengurangi kejadian HAIs, dan untuk mengidentifikasi serta mengurangi risiko infeksi yang didapat dan ditularkan di antara pasien, staf, tenaga kesehatan, pekerja kontrak, relawan, pelajar, dan pengunjung. Berdasarkan berbagai literatur yang digunakan, diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pengendalian infeksi di rumah sakit. Berbagai faktor tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa faktor utama yaitu faktor pendidikan dan pelatihan tim KIP, faktor fungsi manajemen, faktor peran dan fungsi pemimpin ruangan, faktor ketersediaan sarana dan prasarana, dan faktor budaya organisasi. Berdasarkan literatur yang penulis gunakan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor pendidikan dan pelatihan tim, faktor fungsi manajemen, peran dan fungsi faktor pemimpin ruang, ketersediaan. faktor sarana dan prasarana, serta faktor budaya organisasi. Rekomendasi yang diberikan kepada rumah sakit adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi. Selain itu, rumah sakit juga perlu melakukan audit dan evaluasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi secara berkala. Kegiatan audit dan evaluasi dilakukan untuk mengukur dan menilai keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Penulis: Safira Anis Rahmawati & Inge Dhamanti

Artikel ini telah diterbitkan di jurnal of Health Science and Prevention Vol 5 No 1 April 2021. Selengkapnya dapat dibaca di

http://jurnalfpk.uinsby.ac.id/index.php/jhsp/article/view/396/266.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp