Pola Pewarisan Sidik Bibir dan Golongan Darah sebagai Alat Bantu dalam Identifikasi Forensik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kumparan

Saat ini para kriminal sudah mulai sadar bahwa sidik jari yang terdapat di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dapat digunakan untuk mendeteksi pelaku sehingga mereka menggunakan sarung tangan agar dapat menghilangkan bukti. Pada kasus seperti ini tentulah pihak penyidik tidak dapat lagi mengandalkan bekas dari sidik jari namun mungkin saja sidik bibir dapat berguna bagi penyidik. Sidik bibir sendiri adalah kumpulan dari garis dan celah normal dalam bentuk kerutan dan lekukan yang ada di zona transisi bibir antara mukosa labial bagian dalam dari kulit luar disebut sebagai ‘sulci labiorum rubrorum‘ oleh Suzuki dan Tsuchihashi. Proses identifikasi individu menggunakan sidik bibir ini dikenal dengan istilah Cheiloscopy.

Selain sidik bibir, golongan darah juga dapat dipergunakan untuk mempersempit kemungkinan suspect. Beberapa penelitian tentang sidik bibir dan golongan darah telah dilakukan sebelumnya. Sidik bibir dan golongan darah sendiri memiliki peran yang penting dalam suatu identifikasi individu dan dapat menjadi bukti yang kuat dalam penetapan tersangka dalam suatu kasus persidangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pewarisan sidik bibir dan golongan darah dari orangtua kepada keturunan mereka di populasi Jawa. 

Alasan memilih populasi Jawa adalah karena populasi Jawa merupakan etnis terbesar di Indonesia. Hanya dengan menggunakan peralatan sederhana (lipstick dan cellophane) untuk mengambil sampel sidik bibir, hasil cetak sidik bibir dapat dianalisis berdasarkan klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didapatkan kemiripan sidik bibir antara orangtua dan keturunannya. Selain itu, sidik bibir anak perempuan cenderung diturunkan dari ibu, sedangkan pada anak laki-laki tidak bisa ditentukan pewarisannya. Akan tetapi, korelasi antara pola sidik bibir dan golongan darah tidak signifikan. Untuk itu penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Penulis: Agung Sosiawan

Link Jurnal: https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/13499

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp