Identifikasi Spesies Penyu dari Struktur Karapas dan Sisik Kepala

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Terdapat tujuh jenis penyu di dunia, enam jenis di antaranya dapat ditemukan di perairan Indonesia yaitu, penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressa). Empat dari enam spesies penyu tersebut ditemukan bertelur di wilayah perairan Banyuwangi antara lain, penyu hijau, penyu belimbing, penyu sisik dan penyu lekang di area Pantai Ngagelan Taman Nasional Alas Purwo. Penyu yang bertelur didominasi oleh penyu lekang.

Wilayah lain yang juga dijadikan sebagai tempat bertelur penyu di Banyuwangi adalah Pantai Boom, Banyuwangi. Penyu yang paling sering dijumpai di sekitar kawasan pantai Boom adalah penyu lekang (L. olivacea). Penyu Lekang masuk dalam daftar Appendix 1 pada Red Book Data The International Union for Conservation of Nature and Natural Resourrce (IUCN). Konservasi penyu merupakan program penting untuk melindungi dan menyelamatkan populasi penyu dari berbagai ancaman.

Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi berupaya untuk melestarikan populasi penyu di Banyuwangi, khususnya di Pantai Boom dengan menggunakan sarang semi alami. Penetasan telur penyu lekang di pantai boom pada tahun 2018 mengalami penurunan keberhasilan penetasan telur. Daya tetas yang dihasilkan menunjukkan presentase keberhasilan menetas 75%. Data penurunan daya tetas atau kematian tukik sebelum dilepas ke laut tidak diikuti dengan data jenis kelamin tukik yang mati, sehingga perlu dilakukan penelitian rasio jenis kelamin tukik yang mati atau gagal menetas tersebut. Hal ini diperlukan untuk memprediksi kelangsungan hidup penyu serta perencanaan konservasi yang efektif. Kelangsungan hidup penyu jangka panjang tergantung pada jantan dan betina hasil penetasan telur penyu.

Penelitian telah dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa penyu yang ditemukan telah mati dari sarang dan juga kandang semi alami. Identifikasi dilakukan pada bagian karapas, plastron dan sisik kepala penyu. Berdasarkan hasil penentuan landmark ditemukan struktur yang mirip dengan L. olivacea. Karakter khusus muncul lebih dari sepasang sisik prefrontal, lebih dari 6 sisik lateral dan 6 sisik vertebral pada karapas, dan 4 sisik inframarginal berpori pada plastron. Sedangkan E. imbricata memiliki 2 pasang sisik prefrontal, 4 sisik lateral pada karapas, dan 4 sisik inframarginal tanpa pori pada plastron.

Spesies C. mydas memiliki sepasang sisik prefrontal, 4 sisik lateral pada karapas, dan 4 sisik inframarginal tanpa pori pada plastron. Perbedaan struktur ditemukan pada 5 sisik lateral karapas L. kempii. Geometri morfometri merupakan analisis bentuk morfologi tubuh untuk mengetahui variasi spesies. Metode ini melibatkan prosedur multivariat dalam perbandingan jarak, sudut, dan jarak. Morfometri adalah analisis komparatif bentuk biologis dan perubahan matematis untuk mengukur variabilitas dan menganalisis perbedaan bentuk biologis. Bentuk organisme akan diubah menjadi bentuk geometris. Geometri tidak dapat dipisahkan dari dimensi ruang dan metrik ukuran. Titik koordinat yang merepresentasikan dimensi spasial digunakan sebagai metode pengukuran jarak antar titik dalam suatu ruang yang disebut landmark. L. olivacea memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dibandingkan spesies lainnya. Berat badan rata-rata

L. olivacea berbobot 35 kg dan maksimum 75 kg, dengan panjang badan 150 cm, sedangkan tukik berbobot 16 gram hingga 19 gram dengan panjang 44 mm. L. olivacea memiliki karapas berwarna hijau tua dengan bagian bawah berwarna kuning. Tubuh penyu terdiri atas karapas atau bagian punggung, plastron atau penutup dada dan perut, dan intermarginal yang merupakan bagian penghubung antara tepi karapas dan plastron. Ciri luar yang dapat diamati adalah enam pasang sisik kosta pada karapas, empat pasang sisik antarmarginal pada plastron, dua pasang sisik prefrontal dan tiga pasang sisik postokuler. L. olivacea tersebar secara global di perairan tropis. Populasi L. olivacea yang terdeteksi sebagian besar didominasi oleh penyu betina. L. olivacea memiliki sebaran populasi terbesar di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sebaran L. olivacea di Indonesia tersebar di Laut Jawa. L. olivacea di Banyuwangi dapat ditemukan di Taman Nasional Alas Purwo dan pantai sekitarnya, serta Pantai Boom Banyuwangi.

Detail tulisan ini dapat dilihat di:

Sumber: Hidayatulloh, D. R., Dhamayanti, Y., & Purnama, M. T. E. (2021, March). Species determination based on head scutes, carapace, and plastron of turtle hatchlings at Boom Beach, Banyuwangi. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 718, No. 1, p. 012047). IOP Publishing.

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012047/meta

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp